DAIRI POTENSI PETERNAKAN KAMBING

Paska terserangnya virus Asf pada ternak babi pada tahun 2019 silam, membuat beberapa yang menekuni peternakan babi beralih pada peternakan kambing. Sesungguhnya pengembangan budidaya peternakan kambing/domba di Kabupaten Dairi sangatlah potensi dan layak pelihara. Yang perlu itu adalah bagaimana teknis pemeliharaan /cara pembudidayaan ternak kambing yang baik dan benar. Peralihan dari peternakan babi ke Kambing/domba itu memang tidaklah mudah, sebab untuk penguasaan pengetahuan terkait teknis pemeliharaan pasti butuh waktu yang cukup, namun tak bisa berlama-lama sebab roda kebutuhan keluarga dan pendidikan untuk anak-anak akan terus berjalan.

Beberapa calon peternak Kambing dampingan, silih berganti datang kekantor Yayasan Petrasa berlamat di Jalan Medan- Sidikalang No 17B. PANJI SIBURA-BURA, SIDIKALANG , KAB.DAIRI, yang secara terus menerus meminta untuk dibina dan diberdayakan bagaimana cara budidaya ternak tersebut. Petrasa pada akhirnya memfasilitasi para calon peternak kambing tersebut melalui Divisi Petanian-Peternakan Yayasan Petrasa yang telah di setujui oleh Direktur Pelaksana Program Yayasan Petrasa ( Ridwan Samosir).Melihat hal ini adalah program baru bagi Yayasan PETRASA, tentu dibutuhkan tenaga expert dibidangnya, oleh karena itu Pada bulan Juni lalu telah dilakukan pelatihan Cara teknis budidaya ternak kambing.

Dalam pelatihan ini Petrasa, melalui Divisi Pertanian-Peternakan Yayasan PETRASA telah mengundang salah satu praktisi peternak kambing, beliau adalah Aiptu Manahasa Sihombing pemilik Bayangkara Farm yang beralamat di Siborong-borong yang telah menekuni peternakan kambing selama bertahun-tahun dan kebetulan adalah salah korban peternak babi yang ratusan ternak babinya telah mati di serang Asf, tentu sekali penyampaian dalam materi sudah pasti mengena kepada para calon peternak kambing.

Ridwan Samosir Direktur pelaksana progran Petrasa menyampaikan motivasi kepada para calon peternak kambing/domba tersebut, untuk tidak ragu melakukan peralihan ternak babi Ke ternak domba,kami sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat mencoba menjawab permintaan yang telah Bapak/Ibu sampaikan pada bulan-bulan yang lalu untuk memfasilitasi dalam pengembangan pengetahuan teknis pemeliharaan ternak kambing, besar harapan kami program ini akan menjadi relevan untuk peningkatan ekonomi keluarga, pintanya.

Selajuntya, Gloria Sinaga Kepala Divisi Pertanian-Peternakan Yayasan PETRASA juga menyampaikan bahwa, Pemberdayaan peternakan kambing tersebut merupakan salah satu langkah jawaban untuk mengalihkan peternakan babi, sebagai penambah pendapatan mayarakat/keluarga, dalam kesempatan ini juga menyampaikan bahwa , dalam mensukseskan peternakan kambing itu nantinya sebaiknya harus mempersiapkan diri secara mental, mempersiapkan lahan,pakan utama, dan juga pakan alternatif, serta banyak bertanya kepada orang yang mengerti peternakan kambing atau sesekali buka gedjet, untuk mengakses informasi lebih luas terkait cara budiya peterkan kambing. Semua proses pelatihan ini di Pandu langsung oleh Ganda Sinambela, Staff Divisi Pertanian-Peternakan yayasan Petrasa.

Banyak hal menarik yang telah di sampaikan oleh Narasumber praktisi peternakan kambing Aiptu Manahasa Sihombing SH, yang membuat calon peternak kambing merasa sudah seolah-olah beternak kambing, sebab cara penyampaiannya sangat mudah dipahami, dibarengi dengan canda tawa.

Beliau menyampaikan bahwa ternak Kambing adalah jenis ternak yang digemari dan menyatu di kehidupan masyarakat namun skala usahanya masih terbatas sistem Pemeliharaan dan Perkembangbiakan yang masih tradisional. Jika Pemeliharaannya ditingkatkan Pertambahan berat badan 50 gr&150 gr/hari atau dilakukan Pemerahan susu hasilnya akan meningkat dan dapat dijadikan cabang usaha tani ataupun usaha Pokok.

Keuntungan Beternak Kambing.

1. Kambing memiliki daya reproduksi yang tinggi yang mampu beranak sepanjang tahun dan menghasilkan 1 sampai 3 anak sekali lahir.

2. Prospeknya sangat terbuka lebar Permintaan pasar terus meningkat terutama kebutuhan Pada hari&hari besar (islam )

3. Tidak membutuhkan pakan yang relative mahal dan pakan mudah didapat.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam beternak kambingPemilihan Bibit

A. Pemilihan Bibit

B. Kandang yang baik dan sehat

C. Pakan yang bergizi

D. Penanganan Penyakit

A. Pemilihan Bibit Kambing

1. mata (mata bening dan tidak kemerahan)

2. mulut (bersih dan tidak berlendir)

3. Tulang belakang (bentuk lurus” tidak melengkung ke bawah)

4. Wilayah dada (bentuknya agakmenonjol)

5. ekor (bentuk melebar,bukanberbentuk seperti cambuk)

B. Kandang yang Baik dan Sehat

1. Bahan yang kuat dan murah

2. segar (Ventilasi baik, Cukup Cahaya matahari,bersih, minimal berjarak 5 meter dari pemukiman warga )

3. Dibelakang kandang dibuat Penampungan kotoran dan sisa pakan.

4. Ada lampu Penerang didalam kandang

5. Ukuran Kandang

  • Jenis Kambing Ukuran Kandang
  • Jantan Dewasa 1,5 M
  • Betina Dewasa 1 M
  • Betina menyusui 1,5 M
  • Kambing Muda 1 M

C. Pakan yang Bergizi

Bahan Pakan Konsentrat murah tetapi bergizi tinggi

Dedak (bebas asal jangan terlalu kasar )

Ampas Ubi

Karung Kecil ampas Tahu

Jagung Pecah

M4 un

Aiptu Manahasa sihombing langsung memandu para calon peternak kambing tersebut praktek pengolahan. Cara pembuatan sangat mudah dan parktis, serta bahan-bahanya merupakan potensi di Dairi juga.

Teknis Pemberian Pakan

Pakan Hijauan, Hijauan pakan dapat berupa rumput segar, bisa juga rumput yang telah diberi perlakuan atau pengolahan lebih lanjut, misalnya diolah menjadi silase. Peneliti dari Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) Sri Suhartini mencontohkan beberapa rumput yang bisa digunakan sebagai hijauan pakan misalnya , rumput gajah (Pennisetum purpureum schumach), rumput raja (Pennisetum purpurhoides), dan rumput lapang. Jenis tanaman legum bisa juga ditambahkan seperti kaliandra, gamal dan lamtoro.

D. Penanganan Penyakit Pada Kambing.

Berikut beberapa penyakit yang sering menyerang ternak kambing dan cara penanganannya :

1. Kudis (Kurap, Scabies.)

2. cacingan

3. Kembung Perut (Bloat /Thympani)

4. Diare.

5. Keracunan

Kudis (Kurap / scabies)

Tanda-tanda :

gelisah, bulu rontok dan kulit merah.

Tempat yg diserang – muka,telinga,leher dll

Pencegahan :

Kebersihan dan Pemisahan ternak sakit.

Pengobatan :

3 sdm belerang ditambah1 sdm minyak goreng oleskan 2 kali sehari ( Tradisional )

atau disuntik dengan ivermectin,Vermectin,Wormectin

Cacingan

Penyebab : cacing gilig, pipih, pita.

Tanda-tanda :

kambing kurus,bulu berdiri serta kusam,nafsu makan berkurang” Pucat,kotoran lembek/Mencret

Pengobatan :

Daun nanas 6 ons selama 10 hari sekali , jangan pada ternak bunting (tradisional)

daun serta Getah papaya ( Tradisional )

Wormzol B (dimasukkan kemulut atau di Campur pakan

Pencegahan :

1. Jaga kebersihan kandang

2. Buang kotoran / sisa Pakan Jauh dari kandang (bakar)

3. Jangan menggembalakan kambing pada pagi hari dan pada satu area, berpindah-pindah.

4. jangan berikan rum!ut yang berembun

5. sabitlah rumput 2-3 cm di atas permukaan tanah

Kembung Perut (Bloat/Thympani)

Penyebab : gas dari makanan,rumput muda.

Tanda-tanda :

Perut kiri membesar, napas pendek dan cepat, tidak mau makan

Pencegahan dan jangan diberi rumput muda.

Pengobatan :

Larutan gula merah dan asam jawa diurutkan ke Perut kambing,perut kambing diolesi minyak angin atau balsam,kasih minum air hangat di campur dengan 10 tetes minyak angin (tradisonal)

suntik Bloatek,timpanol dan bisa juga obat anti Bloat 100ml

Diare

Penyebab : Pakan berjamur,bakteri,Virus dan Protozoa

Tanda-tanda :

Kotoran encer berwarna hijau terang/gelap,Kambing lemas.

Pencegahan :

hindari pakan yang menyebabkan diare dan jaga kandang tetap bersih

Pengobatan :

2 sdm garam + 2 sdm gula Pada 2,5 ltr air diminumkan (tradional )

Sulfa strong ( injeksi ),Colibag bolus ( di masukkan Mulut atau Campur pakan )

Akhir dari pelatihan, fasilitator kegiatan telah memetakan berdasarkan hasil diskusi untuk rencana realisasi pemberdayaan ini, dalam bulan Juli 2022 akan dilakukan semacam Assesment persiapan lahan dan pakan utama ternak kambing.

Demikian kami sampaikan, salam Organis, salam satu Hoby

Salam Korsa Peternakan

#korsaPeternakan

Divisi Pertanian-Peternakan Yayasan PETRASA

Bank Kompos Bagian Terpenting Pertanian Selaras Alam

Tentu Latar Belakang pembangunan rumah kompos sudah menjadi kajian utama dalam pengembangan pertanian konsep selaras alam (PSA). Petani PSA sudah barang tentu membutuhkan kompos dalam porsi yang banyak dan tersedia secara terus-menerus demi menjaga konsistensi pertanian itu tetap exis.

Petrasa adalah salah satu Lembaga NGO atau Non pemerintah yang terdapat di Kabupaten Dairi Sumatera utara, yang terus mendampingi petani di Dairi di beberapa kecamatan, terkhusus pengembangan pertanian selaras alam. Petrasa melakukan beberapa bentuk pemberdayaan kepada para petani khsusunya yang bersedia melakukan pertanian PSA secara konsistensi. Sebenarnya banyak hambatan dilapangan selama proses pendampingan petani, salah satunya tantangan itu adalah ada yang kemudian berhenti untuk semantara waktu dalam pelaksanaan pertanian model pertanian selaras alam ini, dikarenakan alasanya yang disampaikan beberapa diantara meraka adalah kerumitan dalam mengumpul bahan, limbah, mengolah, memfermentasi dan pastinya memakan waktu yang sangat banyak dan masih banyak alasan lainnya. Namun itu tidak berpengaruh kepada petani yang sudah berdaya dalam pemahaman pertanian PSA ini, mereka tetap semangat melakukannya dan bahkan tidak jarang dari mereka menyampaikan testimoni kebanggaan mereka terhadap konsep pertanian selaras alam ini telah banyak membantu perekonomian meraka, tak segan-segan beliau (Paniel Limbong) menyampaikan bahwa pertanian selaras alam inilah betul-betul konsep pertanian yang sangat berkelanjutan.

PETRASA melalui team/staff Pertanian-Peternakan, terus mendampingi, melakukan mentoring-monitoring berkala kepada seluruh pelaku program PSA. Berdiskusi tentang banyak hal terkait perlakuan-perlakuan adaptasi mitigasi perubahan iklim yang tentunya sangat berpengaruh kepada pertanian. Berdiskusi secara intens tentang pengolahan limbah pertanian-peternakan, limbah rumah tangga dan limbah lainnya sebagai bahan utama dalam pembuatan kompos, mendukung persediaan untuk nutrisi tanah. Begitu diperlukannya sebuah bak /bangunan sederhana atau permanent sebagai tempat pengolahan limbah disebut sebagai Bank Kompos.

Kompos merupakan dekomposisi bahan-bahan organic atau proses perombakan senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Kompos adalah salah satu penutup tanah dan akar serta korektor tanah alami yang terbaik. Kompos dapat digunakan sebagai pengganti pupuk buatan dengan biaya yang sangat murah. Kompos berfungsi dalam perbaikan struktur tanah, tekstur tanah, aerasi dan peningkatan daya resap tanah terhadap air. Kompos dapat mengurangi kepadatan tanah lempung dan membantu tanah berpasir untuk menahan air, selain itu kompos dapat berfungsi sebagai stimulan untuk meningkatkan kesehatan akar tanaman. Hal ini dimungkinkan karena kompos mampu menyediakan makanan untuk mikroorganisme yang menjaga tanah dalam kondisi sehat dan seimbang, selain itu dari proses konsumsi mikroorganisme tersebut menghasilkan nitrogen dan fosfor secara alami (Isroi, 2008).

Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, serta kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Kompos juga mengandung hara-hara mineral yang esensial bagi tanaman. Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba – mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.

Selama ini limbah pertanian atau limbah rumah tangga masih terbuang atau bahkan dibakar begitu saja. Jika dipelajari lebih dalam Pembakaran ini dapat menghilangkan kandungan bahan organik dalam limbah pertanian, jadi penggunaan untuk pembuatan kompos lebih efektif dari pada menggunakan abu sisa pembakaran. Proses dekomposisi (penguraian) alami dari limbah pertanian menjadi kompos tidak dapat berlangsung dengan cepat karena :

1. Luas permukaan efektif dari bahan utuh relatif kecil akan menyulitkan mikroorganisme untuk melakukan penetrasi dan perombakan bahan menjadi kompos.

2. Jumlah mikroorganisme alami yang ada di dalam tanah dan jenisnya sangat spesifik.

Proses pengomposan yang terjadi secara alami akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu 2-3 bulan bahkan ada yang 6-12 bulan, namun proses pengomposan ini dapat dipercepat dengan bantuan aktifator.

Pada pengembangan produksi bokashi / pupuk organik, alat pengola pupuk organik (APPO) yang paling dibutuhkan adalah mesin pencacah, namun tidak kalah penting juga wadah atau rumah kompos untuk penampungan segala bentuk limbah, supaya proses penanganan pengomposan berjalan lebih cepat pada bahan dengan cara yang tepat.

1. Manfaat dan Kegunaan Kompos

Secara garis besar kompos bermanfaat pada peningkatan kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan akar, memperbaiki struktur tanah dengan meningkatnya kandungan organik tanah serta meningkatkan tanah dalam mempertahankan kandungan air. Dengan adanya mikroa pada kompos akan membantu penyerapan unsur hara pada tanah yang menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Tanaman yang dipupuk dengan kompos mempunyai daya tahan yang tinggi dari serangan hama dan penyakit.

Disamping itu kualitas tanaman yang dipupuk dengan kompos/bokashi juga meningkat (tahan disimpan, lebih segar, lebih berat dan lebih enak. Berikut Penggolongan manfaat kompos ditinjau dari Aspek Ekonomi, Aspek Lingkungan, Aspek Bagi tanaman / tanah :

– Meningkatkan kesuburan tanah

– Memperbaiki struktur tanah

– Meningkatkan kapasitas serap air tanah

– Meningkatkan aktifitas mikroba tanah

– Meningkatkan kualitas tanaman

– Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

– Menekan pertumbuhan hama dan penyakit

– Meningkatkan ketersediaan hara tanaman

Operator & pelaksana Bank Kompos ini adalah Petani muda dampingan yayasan PETASA Pemilik lahan Porlak Organik. Dia adalah salah satu lulusan sarjana pertanian yang memilih tinggal di desanya dan memilih pertanian menjadi profesinya, salah satunya mengembangkan pertanian selaras.

Output yang diharapkan dari kegiatan ini :

1. Tersedianya kompos yang dihasilkan untuk persediaan bertanam

2. Terpenuhinya nutrisi tanaman dalam jangka panjang

3. Tersedianya pupuk organik yang berkualitas untuk kebutuhan dalam jangka panjang

Outcome / Hasil

1. Terlaksananya proses pembuatan kompos dari sampah rumah tangga, dan juga dari limbah Pertanian-Peternakan.

2. Terlaksananya bank limbah untuk Pertanian Organik berkelanjutan

Manfaat / Benefit

1. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah berkurangnya sampah yang terbuang sembarangan yang tentu bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan tambahan.

2. Tercukupinya media tanam dalam jangka panjang untuk menuju swasembada sayuran

Semoga saja banyak orang-orang terkhusus masyarakat Dairi yang mendukung pengembangan pertanian selaras alam yang tentunya bisa menjaga keseburan tanah untuk diwariskan kepada para penerus agraris.

Dukung Petani Organik

Dukung Petani Selaras Alam

Dukung PETANI DAIRI

PETRASA-YDPK “PERAYAAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA 2022”

Tema “Only One Earth” Satu Bumi” “Kalau bukan kita, Siapa lagi? kalau bukan sekarang, kapan lagi? Ayo Bergerak Menjaga BUMI

Kurang lebih 150 Partisipan yang merupakan petani dampingan yayasan PETRASA, Yayasan Diakonia Pelangi Kasih ( YDPK), Mahasiswa dan juga pelajar Sma sederajat bersama-sama melakukan gerakan aksi cinta lingkungan dengan mengolah limbah organik menjadi produk multifunsi ( Ecoenzyme).

Selasa 7 Juni pukul 8.30 Semua partisipan dengan semangatnya sudah berada di pusat pasar sidikalang kabupaten Dairi setelah berkoordinasi dengan salah satu Staff dinas Pasar , melakukan pemungutan sampah dan memilah limbah organik guna di olah menjadi lebih berdaya guna kembali . Pengolahan limbah tersebut dibagi menjadi 3 kelompok untuk mempercepat proses pengeleloan yang langsung dipandu oleh Asef Hutasoit

Hari Lingkungan Hidup Sedunia dirayakan setiap tahun pada tanggal 05 Juni sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan penyelamatan lingkungan. Hari lingkungan hidup juga menjadi kesempatan untuk merefleksikan pencapaian dan melanjutkan tekad kita dalam mengatasi tantangan lingkungan hidup yang dihadapi dunia saat ini. Sebagai kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun, peringatan hari lingkungan hidup diharapkan tidak berhenti pada kegiatan seremonial semata sehingga menghilangkaan makna dan tujuan dari peringatan tersebut.

Ketua panitia Nimrot Munte Menyampaikan perayaan lingkungan hidup menjadi salah satu cara kita untuk menghargai keutuhan ciptaan dengan aksi yang nyata, mengurangi penggunaan plastik, bijaksana menggunakan listrik, mengolah limbah dengan baik menjadi lebih berguna dan pastinya semua dimulai dari diri sendiri.

Perayaan ini juga dilakukan dengan Rangkaian seminar dan aksi edukatif pengolahan limbah organik yang baik. Seminar ini bertemakan “Only One Earth” atau “Hanya Satu Bumi” “Kalau bukan kita, Siapa lagi? kalau bukan sekarang, kapan lagi? Ayo Bergerak Menjaga BUMI”. Narasumber dari Yayasan PETRASA, Gloria Sinaga Kepala Divisi Pertanian-Peternakan menyampaikan Materi tentang Adaptasi Perubahan Iklim ksusunya untuk pertanian. Kenapa Isu Perubahan Iklim Menjadi Isu Penting bagi Petrasa, saat ini itu sudah menjadi perhatian dunia Internasional, Dampak Perubahan Iklim Terhadap Petani Dairi, sebagai Alat Penilaian Partisipatif Risiko Iklim dan Bencana (PACDR) Memahami bagaimana iklim dan bahaya lainnya mempengaruhi kehidupan dan sumber mata pencaharian mempelajari bagaimana masyarakat lokal saat ini menanggapi bahaya ini, Identifikasi strategi adaptasi untuk memperkuat sumber mata pencaharian yang terancam dan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat serta pertimbangan gender di seluruh penilaian iklim dan risiko bencana.

Banyak cara adapatasi pertaian yang ramah lingkungan, misalanya tidak membakar limbah pertanian, menerapkan Sistem Pertanian Selaras alam dengan pemanfaatan potensi alam/daerah sebagai sumber nutrisi, mengolah limbah rumahtangga/pertanian menjadi salah satu bahan bermanfaat yaitu Ecoenzyme, dan masih banyak lagi.Sudah saatnya kita merubah perspektif kita terhadap sampah yaitu mengubah stigma sampah itu lawan, namun menjadikan sampah adalah kawan dengan mengubahnya lebih bernilai guna lagi.

Rohani Manalu Koordinator Advokasi Ydpk dalam materinya menyampaikan beberapa hal penting tentang Perhatian dunia saat ini adalah sedang gencar menyerukan kesadaran publik atas isu perubahan iklim dan ancaman ketersediaan sumber pangan ke depan , di tengah perubahan iklim yang semakin meningkat, sayangnya Di Indonesia sendiri dalam konteks nasional data –data yang di sampaikan beberapa NGO termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebut kan sepanjang tahun 2021 yang lalu tercatat Banjir sebanyak 1288 kejadian, longsor 623 kejadian , puting beliung 677 kejadian yang semuanya diakibatkan oleh kerusakan ekologis (BNPB, 2021). Januari 2021 Banjir Besar di Kalimantan Selatan Banjir melumpuhkan 10 Kabupaten, 15 Korban dan ratusan ribuan pengungunsi (Walhi, 2021) .Ada 104 konsesi pertambangan dan 11 PLTU di kawasan beresiko bencana gempa bumi termasuk PT DPM di Dairi. Ada 104 konsesi pertambangan dan 11 PLTU di kawasan beresiko bencana gempa bumi termasuk PT DPM di Dairi. 269 korban kriminilisasi, 24 korban tewas dilubang tambang , ada 3092 lubang tambang diseluruh Indonesia menggunakan citra satelit dan overlay konsesi.Sayangnya berkaca dari data diatas Penanganan krisis ekologi tetap sama , tetap memberikan karpet merah pada industri ektraktif seperti tambang dan sektor perkebunan monokultur.

Sementara itu, Catatan akhir Konsorsium Pembaharuan Agria (KPA Nasional), 2021 ada 207 letusan konflik Agaria yang bersifat struktural berlangsung di 32 provinsi, tersebar 507 desa dan kota berdampak pada 198.895 KK .Luasan tanah berkonflik seluas 500,062, 58 Ha, sasarannya adalah area pemukiman warga, wilayah padat penduduk, wilayah dimana masyarakat telah mengusai , mengusahakan dan mengelola tanahnya.

Dalam konteks Dairi kehadiran DPM sendiri akan menyisahkan Dairi Prima Mineral hadir di wilayah resiko banjir, Longsor dan Gempa bumi Ramai di lalui patahan dan sesar Lae Renun, Toba dan angkola. DPM tidak memiliki Analisis Resiko bencana,DPM membangun fasilitas bendungan limbah seluas 24, 13 Ha dan Gudang handak dekat pemukiman dan perladangan warga,Hasil Investigasi Anakan Lae Puccu menyatakan bahwa DPM berpotensi menggunakan sumber air bersih untuk 7 desa dan satu Kelurahan .Bendungan Limbah di bangun di atas tanah tidak stabil seluas 24 Ha berpotensi melululantak 11 desa dan 57 dusun dan Bendungan Limbah di bangun dihulu desa dengan curah hujan yang tinggi. DPM berpotensi menggunakan Sumber air Lae Puccu –PDAM yang menghidupi 7 desa dan satu Kelurahan dengan pelanggan 6000 ribu jiwa

DPM berpotensi menggunakan Sumber air Lae Puccu –PDAM yang menghidupi 7 desa dan satu Kelurahan dengan pelanggan 6000 ribu jiwa. Potensi konflik Sosil dan budaya serta pelangaran HAM di areal konsesi PT DPM. Dampak-dampak yang ditimbulkan adalah Dampak bencana ekologis : pencemaran lingkungan, masyarakat lokal, kehilangan sumber ekonomi , marginalisasi perempuan, mewariskaan krisis lintas generasi, gizi buruk, imunitas lemah, kriminilisasi , perampasan lahan, kebebasan berpendapat dibungkam, memperlemah partisipasi, dampak buruk bagi konservasi keanekaragamaan hayati, hutan, flora dan fauna , kebakaran hutan, asap, pelanggaran HAM imbuhnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab Dairi melalui Bpk Kabid Pengelolaan sampah, Limbah B3 dan peningkatan kapasitas ( dalam materinya menyampaikan dalam hal pengelolaan sampah semua elemen masyrakat harus terlibat. Mengolah limbah menjadi lebih berdaya guna dan bisa juga menghasilkan sebuah karya tangan yang bernilai estetika, tentu bisa dijadikan sebagai tambahan sumber ekonomi masyrakat. Dalam aksi pengolahan limbah organik ,Dinas lingkungan hidup Kabupaten Dairi telah menyerahkan 2 Unit drum besar sebagai wadah Ecoenzyme. Tujuan dari kegiatan ini adalah peserta seminar yang ikut serta dalam praktek langsung mengetahui bagaimana tindakan dalam menjaga alam dan mengelola sampah dengan bijak khususnya sampah organik. Terwujudnya kesadaran cinta akan lingkungan dan bagaimana mengelola sampah dengan bijak dengan menjadikan sampah menjadi produk yang sangat bermanfaat dan menghilangkan stigma bahwa “Sampah adalah LAWAN”.

Ketertutupan Informasi: Bencana Bagi Warga Dairi

Kamis, 20 Januari 2022, Majelis Hakim Komisioner Komisi Informasi Pusat (KIP) memenangkan gugatan keterbukaan informasi publik kepada Kementerian ESDM agar membuka salinan dokumen Kontrak Karya Hasil Renegosiasi Terbaru dan Salinan SK Kontrak Karya Nomor 272.K/30/D/DJB/2018 beserta dokumen pendukungnya milik PT. Dairi Prima Mineral (DPM). Alih-alih membuka data dokumen tambang yang dimohonkan oleh warga, Kementerian ESDM melalui kuasa hukumnya justru mengajukan surat keberatan (gugatan) ke PTUN Jakarta pada Selasa, 29 Maret 2022.

Keterbukaan Informasi Publik merupakan hak warga negara yang diatur dalam UU Nomor 14 Tahun 2018. Roy Marsen Simarmata, Advokat Publik BAKUMSU menjelaskan bahwa gugatan keterbukaan informasi yang diajukan oleh warga Dairi merupakan bagian dari perjuangan warga untuk tahu tentang pembangunan di daerah mereka. Tahun 2019 masyarakat Dairi mengajukan permohonan informasi ke Komisi Informasi Pusat. Proses persidangan terebut terkesan sangat lamban karena sidang perdana baru digelar dua tahun setelahnya.

“Informasi terkait kontrak karya PT. DPM yang dimintakan warga Dairi adalah tindakan yang memiliki relevansi terhadap keberlanjutan dan peningkatan kualitas masyarakat yang tinggal disekitar pertambangan, karena aktivitas pertambangan PT. DPM memiliki keterkaitan dengan keberlangsungan hidup mereka. Namun upaya kementerian ESDM dalam menutupi Kontrak Karya PT. DPM merupakan tindakan yang hanya mencari keuntungan (oportunis) semata di wilayah mereka,” ujar Roy Marsen Simarmata.

Keterbukaan informasi merupakan hal yang penting dilakukan untuk menjaga transparansi pemerintah yang diberi mandat untuk mengelola Sumber Daya Alam di Indonesia sebagaimana diatur dalam UUD 1945. Permohonan keterbukaan informasi yang diajukan warga Dairi merupakan bentuk kontrol dari publik.

“Ini kan milik kita bersama: bumi, air, dan kekayaan alamnya. Lalu masyarakat memberikan amanah kepada pemerintah. Apabila pemerintah tidak membuka informasi dokumen tambang seperti yang terjadi saat ini, menunjukkan bahwa pemerintah yang diberikan amanah justru melawan kita. Ini adalah preseden buruk dan jangan biarkan preseden buruk ini berlangsung untuk kawan-kawan di daerah lain.

Hal ini merupakan bentuk perilaku pemerintah yang mengutamakan investor, jadi investor segalanya. Apa yang tidak diberikan pemerintah kepada pengusaha? Ada bebas pajak, mempermudah kajian lingkungan bagi pengusaha, pungutan ekspor, dan lainnya. Di Indonesia, penduduk di daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam tetap miskin karena hanya dikeruk tambangnya. Jadi kita semakin melihat jurang antara orang kaya dan miskin di Indonesia,” ungkap Pakar Ekonomi, Faisal Basri.

Perilaku pemerintah yang menutup-nutupi informasi publik merupakan hal yang patut dipertanyakan karena justru menunjukkan sikap negara yang berkelindan dengan korporasi dan justru menjadikan masyarakat sebagai korban. Ketidakterbukaan informasi yang dilakukan pemerintah ini menunjukkan kemunduran negara yang tidak menjalankan komitmen internasional sebagai anggota Extractive Industry Transparency Initiative (EITI).

“Keterbukaan informasi dalam pengelolaan lingkungan merupakan hal penting karena harus ada partisipasi masyarakat dalam berbagai level. Setiap warga harus memiliki akses terkait lingkungan yang dikelola oleh otoritas publik, termasuk informasi kerusakan lingkungan atau yang punya dampak lingkungan. Jangan sampai keterbukaan informasi ini baru terjadi karena ada kecelakaan. Keterbukaan informasi itu semangatnya untuk mendorong praktik produksi bersih. Informasi itu harus dibuka kepada seluruh pihak, sejauh dampak itu terjadi,” kata Ahmad Ashov Birry dari Trend Asia.

Kawal Sidang Keberatan ESDM di PTUN Jakarta

Kontrak Karya Adalah Dokumen Terbuka

Sidang kedua, Kamis 19 Mei 2022 bertempat di PTUN Jakarta dengan agenda sidang: Pembuktian. Dalam sidang kali ini diikuti langsung oleh warga Dairi dari desa Bongkaras, Kecamatan Silima Pungga_pungga, Kabupaten Dairi Sumatera Utara . Mereka hadir dalam persidangan dengan menggunakan pakaian adat Batak sebagai bentuk kecintaan dan kebanggan mereka terhadap kampung halamannya yang sudah menghidupi mereka dari generasi ke generasi.

Desa Bongkaras adalah salah satu desa yang terletak terdampak akibat aktivitas PT DPM di masa eksplorasi pada tahun 2012 yang lalu, dimana sungai dan beberapa kolam ikan mas milik warga tercemar limbah PT DPM ketika itu, saat melakukan pengeboran dibawah kaki gunung perbukitan sikalombun desa Bongkaras.

Puluhan ikan mas tewas seketika itu dan sungai mereka tidak dapat digunakan dan dikomsumsi selama tiga hari berturut-turut. Dan Desember tahun 2018 yang lalu, desa ini diterjang kembali oleh banjir bandang yang menewaskan 6 orang warga desa, dan satu diantara korban sampai hari ini belum ditemukan. Puluhan hektar sawah luluh lantak dan sampai hari ini tidak dapat digunakan kembali oleh warga untuk bertanam padi.

Tidak hanya warga Dairi langsung, dalam sidang turut hadir perantau Dairi memberikan dukungan dan solidaritasnya bersama sama dengan sekretariat bersama tolak tambang (Ydpk, Bakumsu, Petrasa, IDI serta jaringan advokasi masyarakat sipil sumatera utara (Jamsu) yang menyatakan tutup PT. DPM karena mereka tidak pernah patuh pada putusan KIP pusat nomor 039/Vlll/KIP-PS-A/2019 tanggal 20 Januari 2022 memutuskan bahwa kontrak karya PT DPM merupakan dokumen terbuka

#2 Menanam adalah melawan, Solidaritas dan Pertanian adalah Kekuatan Kita

“Tabo manian molo boi muse mulak songon najolo ateh amang, boi rap marsiruppa, marnonang, rap mekkel dohot dongan, mangan pe tamba tabona, mago arsakni roha,” ujar Amang Silalahi (anggota KTB) ketika kami sampai dilahan tempat pembibitan kopi Kelomok Tani Bersatu. (Sedap sekali bila kita bisa kembali bergotong-royong mengerjakan pertanian kita ya amang, berdiskusi, bergembira mengerjakan lahan, selera makan bertambah, penat dihatipun hilang).

Semangat yang dirasakan oleh Amang Silalahi tersebut dikarenakan hari ini (17/5/22) Kelompok Tani Bersatu Marsiruppa membuat asupan pertanian organik dan membuat penyamaian kopi arabika milik KTB. Kami sendiri staf yang mendampingi pada kegiatan ini juga merasakan hal yang sama. Semua anggota KTB membawa bekal masing-masing. Sehingga pada saat makan siang, kami bisa saling berbagi-bertukar lauk satu sama lain, terlihat wajah-wajah begitu ceria di kegiatan hari ini.

Usai makan siang, sambil menyeruput kopi, kita (KTB dan staf pendamping dari Petrasa) berdiskusi tentang berita yang dipost di www.mistar.id tentang pengkawasan hutan dan keabsahan aset desa dan aset masyarakat dari kacamata pemerintah. Pada berita tersebut, pada tanggal 10 Mei 2022 di Aula rapat kantor Bupati Dairi sudah terjadi rapat yang diikuti Bupati Dairi, Polres Dairi (diwakili), Ketua PN Sidikalang, Kepala KPH XV Kabanjahe, Wakil Ketua DPRD Dairi, Kepala BPKH Wilayah 1 Medan Sumut, Gakkum KLHK Wilayah Sumatera Utara, Dinas Kehutanan Sumut, Camat Silahisabungan, Camat Sumbul, TNI Koramil Sumbul dan para Kepala Desa se-Kecamatan Sumbul. Dari isi berita tersebut, KTB menilai lagi-lagi Pemerintah mementingkan kepentingan perusahaan yakni PT. Gruti.

Penggalan Berita tersebut menyampaikan “Ironisnya menurut Saridayan, desa itu juga sudah mendapat informasi pengusulan dari pihak pengusaha agar sebahagian lahan dan peta Desa Barnas dikeluarkan dari peta Desa sebelumnya karena masuk daerah izin konsesi PT Gunung Raya Utama Timber Industries (Gruti). Disebut, konsesi PT Gruti adalah kawasan hutan produksi”. (https://www.mistar.id/…/kades-barnas-dairi-kaget…/).

“Kesekian kalinya kami kecewa dengan pemerintah Kab. Dairi. Berita tersebut (www.mistar.id) menyampaikan upaya terintegrasi pencegahan dan pemberantasan perambahan hutan di Wilayah Kabupaten Dairi, PT. Gruti kan bergerak di bidang kayu dengan skala besar, harusnya PT. Gruti tidak diberi izin agar nantinya tidak menyebabkan bencana alam dan merusak kehidupan kami. Tepat Setahun lalu, KTB dan Pansus DPRD Kab. Dairi terkait konflik masyarakat dengan PT. Gruti bertemu langsung di depan kantor Desa Sileuh-leuh Parsaoran. 315 Kepala Keluarga anggota KTB sudah menyampaikan penolakan kehadiran PT. Gruti didesa kami, sudah melakukan aksi demo penolakan PT. Gruti, RDP dengan DPRD Kab. Dairi dan Dinas Kehutan Sumut. Aspirasi kami tidak diperdulikan (oleh Pemerintah dan Pemkab Dairi), sekarang Pemkab Dairi justru lebih mengutamakan PT. Gruti dari pada kami rakyat Indonesia yang sudah puluhan tahun tinggal disini. Semoga Tuhan memberikan kesadaran dan kebijakan kepada pemerintah kita termasuk Kepala Desa agar lebih mengedepankan kepentingan rakyat bukan justru perusahaan (PT. Gruti)”, keluh Hamonangan Sihotang (Sekretaris KTB).

Jam minum kopi sudah selesai, saatnya membuat asupan pertanian organik dan penyemaian kopi arabika milik Kelompok Tani Bersatu. Asupan pertanian organik yang dibuat adalah Bokashi, Pestisida nabati dan Zat Perangsang Tumbuh. Asupan pertanian organik tersebut dibuat dengan biaya yang sangat minim karena KTB memanfaatkan sumber daya alam yang ada, semua bahan-bahan dimanfaatkan berasal dari alam yang ada disekitar.

Cuaca hari ini begitu bersahabat, kurang lebih 800kg bokashi mentah, satu drum Pesnab, ZPT sudah dihasilkan dan bibit kopi sudah selesai disemaikan. Dua bulan kedepan, semai kopi arabika milik KTB akan disortir dan dipindahkan ke polybag dan diperkirakan akan siap tanam dibulan Februari tahun depan dilahan-lahan milik anggota KTB.

Diakhir kegiatan hari ini, anggota KTB saling menguatkan dan membangun cita-cita bersama. “Solidaritas dan pertanian adalah kekuatan kita, mari menjaga, merawat apa yang diwariskan dan akan kita wariskan ke anak-cucu kita kelak”, tegas Hamonangan Sihotang Sekretaris Kelompok Tani Bersatu.

“MENANAM ADALAH MELAWAN”

Sesampainya di Desa Sileuh-leuh Parsaoran, tim Petrasa disambut oleh udara yang begitu segar dan suhu yang cukup dingin, hari itu Selasa 10 Mei 2022, Kelompok Tani Bersatu (KTB) mengikuti Pelatihan Budidaya Tanaman Kopi Arabika dengan Perlakuan Pertanian selaras Alam. Salam hangat dari 23 orang anggota KTB menambah semangat dalam kegiatan ini. Sebelum kegiatan ini dimulai, peserta pelatihan, Petrasa dan Amang Koster Tarihoran (petani Kopi Arabika Organik / Narasumber) berdiskusi tentang perjuangan KTB mempertahankan hak atas tanahnya dari PT. Gruti.

Membuka pelatihan ini, Ridwan Samosir (Sekretatis Eksekutif Petrasa) menyampaikan mengapa kita harus bertani organik (pertanian selaras alam). “Dengan bertani organik, kita tidak lagi harus membayar mahal dan sudah memutus ketergantungan dengan pupuk pabrikan. Kalau bertani dengan pertanian kimia, yang kaya justru para pemilik perusahaan atau kapitalis. Bertani kimia, kita tidak dapat menjamin harga produk pertanian kita, yang dilakukan Petrasa saat ini adalah bagaimana produsen dapat langsung bertemu dengan konsumen dan ada penjaminan harga. Kita bisa menggunakan sumber daya alam yang ada, pertanian organik merupakan pertanian berkeadilan menuju kedaulatan petani.”, ajak Ridwan Samosir.

Ruang lingkup Kelompok Tani Bersatu adalah Desa Sileuh-leuh Parsaoran. Desa Sileuh-leuh Parsaoran merupakan salah satu penghasil tanaman kopi yang ada di Kabupaten Dairi. Rata-rata ketinggian Sileuh-leuh Parsaoran berkisar 1.000 hingga 1.400 Mdpl dengan suhu lingkungan sekitar 10 – 20 derajat celcius . Melihat kondisi geografis tersebut, maka Sileuh-leuh Parsaoran sangat cocok dalam budidaya kopi Arabika. Biji kopi arabika dapat dimanfaatkan baik untuk konsumsi manusia maupun ternak, serta bunga dari kopi juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat pakan ternak, salah satunya adalah untuk ternak lebah karena dapat menghasilkan pollen dan nektar hingga menambah pendapatan keluarga. Tanaman kopi arabika juga merupakan tanaman yang sangat ramah lingkungan mengurangi perubahan iklim dan menjanjikan sebagai pendapatan jika budidaya yang dilakukan sesuai dengan pertanian selaras alam.

Duat Sihombing (Kadiv. Advokasi Petrasa) juga menjelaskan mengapa KTB harus memberikan perhatian khusus pada pertanian. “Kita harus merawat Kelompok Tani Bersatu, tidak hanya melakukan advokasi litigasi namun juga dengan advokasi non litigasi salah satunya dengan menanam lahan kita termasuk yang sudah dirusak oleh PT. Gruti karena menjaga pertanian merupakan bukti perjuangan dan menanam adalah melawan”, tegasnya.

“Sebagai petani, harapannya KTB dapat menjaga identitas kita sebagai petani yakni hak atas tanah. Saya sendiri sangat salut dengan KTB karena perempuan juga terlibat dan berani dalam perjuangan ini dan menjadi pejuang yang berasal dari akar rumput. Tujuan KTB dengan Pertanian Organik adalah sama yakni menjaga dan merawat alam, adaptif mitigasi perubahan iklim dan Pertanian yang berkelanjutan”, tambah Gloria Sinaga (Kadiv. Pertanian – Peternakan Petrasa).

Pada sesi Budidaya Tanaman Kopi Arabika dengan Perlakuan Pertanian selaras Alam, Amang Koster Tarihoran sangat berharap agar KTB juga ikut mengembangkan PSA. Kejayaan kopi Dairi terkhusus kecamatan Sumbul dikenal dikalangan internasional itu karena tanpa menggunakan pupuk kimia. “Ini saya dengar langsung dari para tamu yang datang ke lahan saya, mereka tamu dari Korea, Jerman, Kanada, Arab Saudi, Jepang, Prancis dan beberapa tamu dari negara lain. Mereka mengucapkan terimakasih sudah merawat cita rasa kopi dengan tidak merusak alam (organik).

Tuhan sudah menyediakan semua dialam kita tinggal merawatnya, begitu juga dengan kopi. Berbanding terbalik dengan PSA, membudidayakan tanaman dengan pertanian kimia pasti akan mengakibatkan kemiskinan unsur hara, gulma dan hama semakin kebal sehingga penggunaan pupuk maupun pestisida kimia tiap tahunnya akan meningkat hingga akhirnya merusak tanah pertanian kita.

Amang tarihoran menjelaskan bagaimana budidaya tanaman kopi organik mulai dari iklim, persiapan lahan, pemilihan bibit kopi dan pelindung, pembibitan, penanaman, perawatan dan pemangkasan, hama dan penyakit dan produk asupan organik. Petani kopi banyak beralih ke tanaman lain karena harga jatuh (murah) dan beralih ketanaman hortikultura. Peralihan itu akan menciptakan kemiskinan baru karena modal yang besar dan pengetahuan kita yang minim juga mengakibatkan petani sangat rentan dengan kegagalan, istilahnya gali lobang-tutup lobang.

Saya sangat berterimakasih kepada kopi, karena kopi yang menyekolahkan anak-anak saya dan menyediakan kebutuhan (sumber pendapatan) keluarga kami. Kita harus mencintai, mengenal karakter dan varietas kopi yang kita tanam, sehingga kita dapat mengetahui cara pengembangan kualitas dan produktivitas kopinya”, tutur Koster Tarihoran.

Menutup kegiatan hari ini, Hamonangan Sihotang (Sekretaris KTB) menyampaikan banyak terimakasih atas pelatihan ini. KTB merupakan perkumpulan yang berdaulat, demokratis, mandiri dan tidak merupakan dari organisasi politik, selain berjuang mempertahankan hak atas tanahnya, KTB juga konsern dalam peningkatan kualitas pertanian dan sumber pendapatan keluarga. Salah satu tanaman yang dibudidayakan oleh anggota KTB adalah Kopi Arabika. Namun kualitas dan produktifitas masih menjadi masalah utama. Sebagai hasil dari kegiatan ini, KTB akan mengawali pengembangan Pertanian Kopi Arabika Organik dengan membuat pembibitan kopi dimana kopi tersebut akan ditanam dilahan-lahan anggota KTB, dibudidayakan, dirawat dengan dengan perlakuan Pertanian Selaras Alam.

Pemerintah Desa Sumbari Gandeng Petrasa Membangun Desa dengan Pertanian Selaras Alam

Tiga bulan setelah dilantik menjadi Kepala Desa Sumbari, Bapak Liber Manurung bersama dengan BPD, Perangkat Desa dan Tim penyusun RPJMDes sedang disibukkan menjaring usulan dari masyarakat desa dan menuangkannya kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Sumbari.” Usulan-usulan tersebut ada yang berupa pembangunan Infrastruktur, Pemberdayaan, peningkatan kapasitas dan lainnya, ditampung semua kemudian kita lihat potensi yang dimiliki oleh Desa. RPJMDes juga masih berupa garis-garis besar rencana pembangunan Desa untuk lebih spesifiknya akan dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tiap tahunnya. RPJMDes ini akan menjadi acuan dalam pembangunan Desa Sumbari 6 tahun kedepan”, ujar Liber Manurung Kepala Desa Sumbari.

Masih dalam tahap penyusunan RPJMDes, selain melibatkan masyarakat Desa, Pemerintah Desa Sumbari juga mengundang Petrasa untuk memberikan masukan tentang apa yang dapat dilakukan bersama demi mewujudkan pembangunan Desa yang partisipatif dan tentunya meningkatkan kualitas pertanian Desa Sumbari.

“Mimpi saya adalah masyarakat Desa Sumbari dapat menghasilkan kebutuhan pertanian mereka baik itu pupuk maupun obat-obatan tanamannya sendiri tanpa harus membeli, kan semua sudah disediakan oleh alam. Petani tidak akan mengeluh lagi jika pupuk pabrikan langkah atah mahal” tegas Liber Manurung.

Menyambut harapan Pemerintah Desa Sumbari, Petrasa sangat mendukung program PSA yang akan dikembangkan oleh Pemdes Sumbari. “Petrasa sangat mendukung program pertanian selaras alam yang akan dikembangkan di Desa Sumbari. Desa Sumbari merupakan salah satu Desa di kecamatan Silima Pungga-pungga dengan potensi alam dan pertanian yang cukup baik. Masyarakat dapat memanfaatkan potensi tersebut untuk bertani dan beternak seperti filosofi “Sinur Napinahan, Gabe Naniula, Horas akka Jolma”, tutur Duat Sihombing (Kadiv. Advokasi Petrasa).

Petrasa sangat mengapresiasi Pemdes Sumbari dan BPD yang melibatkan Petrasa dalam mewujudkan pembangunan Desa yang partisipatif demi meningkatkan kualitas pertanian Desa Sumbari. Selain dalam pengembangan pertanian Selaras Alam (Organik), Pemdes Sumbari dan Petrasa akan bersinergi dalam peningkatan kapasitas lembaga-lembaga Desa, pelatihan untuk perempuan, atau bisa juga pelatihan Hukum dan Ham. Petrasa juga melakukan pelatihan-pelatihan kepada petani seperti pelatihan Perempuan Potensial, Hukum dan Ham, pengembangan Pangan dan Produk lokal, Pelatihan Youth Farmer dan kegiatan lainnya.

Generasi Muda adalah Kunci, Pertanian-Peternakan adalah Solusi Ketahanan Pangan

Kabupaten Dairi merupakan daerah yang memiliki potensi utamanya adalah dari hasil pertanian. Banyaknya lahan yang masih belum maksimal dalam pengelolaannya menjadikan potensi dari kabupaten Dairi tersebut menjadi kurang maksmial. Kondisi tanah yang sangat mendukung untuk peningkatan taraf hidup masyarakat sebenarnya sebuah peluang untuk dijadikan sebagai sebuah profesi yang sangat menjanjikan.

Hampir semua jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik di Kabupaten Dairi contohnya, kopi, cacao, padi, tanaman palawija, durian,jeruk, jengkol, dan banyak lagi yang bisa kita temukan di Kabupaten ini. Profesi petani yang masih didominasi oleh orang tua yang sudah tidak memiliki umur produktif lagi untuk belajar dan membuat sebuah inovasi sehingga hasil yang diperoleh terkadang tidak benar-benar menguntungkan. Dan lagi sering sekali profesi sebagai petani dianggap sebelah mata oleh masyarakat sekitar, sehingga tidak ada regenarasi dalam pengelolaan lahan.

Banyaknya lahan yang terjual kepada masyarakat kota hanya karena tidak adanya sumber daya manusia menjadikan masyarakat di pedesaan tidak memiliki lahan lagi sehingga perekonomian terganggu. Masyarakat pedesaan menjadi buruh dilahannya hanya untuk menyambung kehidupan sehari-hari. Sementara kaum muda dari para petani desa sudah banyak sekali menjadi buruh di kota-kota lain atau bahkan mereka berlomba-lomba menjadi tenaga kerja Indonesia di luar Negeri. Masyarakat masih membutuhkan pemuda-pemudi yang memiliki kreatif, percaya diri, inovatif, memiliki jiwa sosial dan semangat yang tinggi dalam pembangunan nasional melalui sector pertanian.

YAYASAN PETRASA yang mendampingi para petani melihat hal ini menjadi sebuah tanggung jawab dalam memberikan motivasi bagi para petani, khususnya petani muda. Banyaknya petani muda yang menjadi dampingan YAYASAN PETRASA, baik itu anak dampingan YAYASAN PETRASA maupun diluar anak kelompok dampingan perlu diadakan satu forum untuk menguatkan kesatuan petani muda dalam usaha Pertanian dan Peternakan di desa. Peluang untuk mendapatkan penghidupan yang layak dapat ditemukan dalam profesi petani, apalagi mereka yang memiliki lahan yang cukup untuk dimamfaatkan di daerah mereka tinggal. Penguatan dan analisa menjadi petani di desa mereka diharapkan nantinya, menjadi tunas-tunas baru dalam hal pendidikan pertanian, inovasi pertanian dan lain sebagainya sehingga desa menjadi penghasil kaum muda yang sukses dalam bertani dan beternak.

Rabu-Kamis,13-14 April 2022 YAYASAN PETRASA mengadakan Pelatihan Pemuda-Pemudi bertani dan beternak yang dilakukan di kantor Bagas Pangula YAYASAN PETRASA. Kegiatan ini difasilitasi oleh Petrasa melalui Divisi Pertanian-Peternakan dan dipandu oleh Asef Hutasoit. Kegiatan ini diawali dengan ibadah yang dibawakan oleh salah seorang peserta dan dilanjut dengan perkenalan mulai dari panitia dan peserta. Peserta berasal dari beberapa desa dikecamatan Kabupaten Dairi yang juga bergabung diorganisasi kepemudaan baik organisasi yang bergerak disosial maupun Karang Taruna Desa.

Diawal kegiatan Ridwan Samosir sebagai Sekretaris Executive YAYASAN PETRASA memberikan motivasi utuk penggalian potensi dalam diri pemuda sebagai cikal bakal semangat para peserta, supaya pemuda-pemudi nantinya bisa termotivasi untuk jadi pelaku pertanian dan peternakan organic nantinya di Desa. Dengan harapan Pemuda-pemudi yang tinggal di Desa nantinya bisa menjadi generasi petani muda yang mempertahankan pertanian dan menjadi ROLE MODEL untuk pemuda disekitar dalam pengembangan pertanian dengan memamfaatkan lahan yang berdaya saing. YAYASAN PETRASA memiliki program-program unggulan dalam bidang Pertanian dan Peternakan organik.

Gloria Sinaga sebagai Kepala Divisi Pertanian-Peternakan menyampaikan program-program yang dikerjakan Divisi Pertanian-Peternakan sebagaimana harapannya nanti Pemuda-Pemudi yang ikut dalam pelatihan ini dapat mengaplikasikan dilahan masing-masing mulai dari pengolahan tanah, system rotasi tanaman sayuran dengan kacang-kacangan, Sistem Diversifikasi , pembuatan bibit local unggul, pembuatan Bokashi, Zat Perangsang Tumbuh, pengelolaan Limbah Rumah tangga, arang sekam Padi untuk kesuburan tanah, pembuatan Pestisida Nabati, Ecoenzime, Pupuk Organik Cair, Tricoderma, dengan bahan local yang ada guna pengendalian Hama dan Penyakit, tanaman tumpang sari, pohon pelindung pada kopi, bududiya mina padi, kopi dengan andaliman, dan program di bidang peternakan seperti pengolahan limbah dapur menjadi pakan BSF (Black Solder Fly), budidaya Azolla untuk pakan ternak, budidaya Cacing, budidaya Ayam kampung, pembuatan pakan fermentasi dengan bahan local, peralihan jenis ternak dari babi ke ternak kambing, domba, auyam atau ikan lele, inseminasi buatan untuk ternak domba, mesin tetas ternak ayam kampung, pembuatan biogas.Konsep Program Pertanian-Peternakan ini adalah bahagian besar peran dalam praktik-praktik AGROEKOLOGI. Konsep ini juga mengajak semua elemen masyarakat menjadi bagian mitigator adaptif pertanian-peternakan dalam mengurangi perubahan iklim secara langsung dalam praktek nyata.

Dalam diskusi interaktif ini, harapan LEMBAGA PETRASA para pemuda dapat melakukan beberapa system ini nantinya dilapangan dengan segudang potensi kreatifitas yang mereka miliki.

Dara Sembiring sebagai Staff Divisi Pemasaran meyampaikan materi tentang pasar, baik itu pasar yang dibangun oleh YAYASAN PETRASA dan pasar yang sudah dilalukan petani melalui Media sosial. Dalam penyampaian materi beliau menyampaikan dan berharap agar peserta tidak ragu dalam melakukan proses budidaya hanya karena dengan persoalan pasar organic yang saat ini belum meluas di kabupaten Dairi, akan tetapi pasar itu nantinya petani sendiri yang akan membangun dan menentukan soal harga dengan kualitas produk yang diproduksi. Berbicara pasar tentunya kita juga memikirkan soal ketahanan pangan.

Lestari Capah sebagai Staff Advokasi menyampaikan bahwa Pemuda sangat berhubungan dengan Pangan, pemuda sebagai generasi yang kita harapkan untuk mengembangkan pertanian tentu didorong kedepannya sebagai aktor ketahanan pangan. Beliau juga menyampaikan dan berharap semua peserta aktif dalam kegiatan-kegiatan soal pertanian di Desa sebagaimana pemuda bisa berkontribusi untuk mendukung kebijakan kebijakan pada pertanian nantinya.

Sebagai pemuda yang tinggal di kampung sangat dituntut dalam mengembangkan Desa melalui program-program Karang Taruna dan komunitas kepemudaan lainnya.

Jetun Tampubolon sebagai Ketua Karang Taruna Kabupaten Dairi, memberikan motivasi yang menarik melalui penjelasan-penjelasan apa itu Karang Taruna dan Program-program apa yang sudah yang dilakukan sampai saat ini.

Beliau menyampaikan Karang Taruna ini merupakan wadah yang sangat mendukung untuk pemuda dalam mengembangkan Desa sesuai program-program yang diusulkan melalui pemerintah Desa. Dimana pada Undang-Undang No.06 tahun 2014 tentang Desa, sangat mendukung untuk masyarakat desa hususnya untuk pemuda dalam mendukung perkembangaan Desa. Beliau juga berharap melalui kegiatan ini peserta yang ikut dalam pelatihan ini mereka bisa membangun dan mengembangkan wadah Karang Taruna yang sudah di bentuk mulai dari tingkat Desa, Kecamatan sampai ke Kabupaten bahkan sampai ke tingkat Nasional.

Disesi selanjutnaya masuk kemateri yang lebih spesifik ke teknis pertanian organic yang dilakukan YAYASAN PETRASA yaitu pengolahan tanah, bokashi, azolla, ecoenzime, Pestisa Nabati dan Zat Perangsang tumbuh yang disampaiakan oleh Staff Divisi Pertanian.

Berbicara soal pertanian tak terlepas dari peternakan, dimana dihari kedua narasumber yang menyampaikan materi dari Peternak Ayam Kampung (PAK) Dairi.

Materi yang disampaikan yaitu dengan system Budidaya dan pengolahan pakan Fermentasi. Dalam Teknik budidaya Rudi menyampaikan mulai dari persiapan kandang, bibit, dan pakan serta penjelasan penyakit yang sering menyerang Ayam dan cara mengatasinya. Dilanjut kemateri pengolahan pakan fermentasi dimana bahan pakan yang dibutuhkan merupakan yang ada dalam sekitar kita baik hijaun, jagung, limbah dapur dan sebagainya. Peserta sangat antusias sehingga ada beberapa pertanyaan yang muncul dari peserta mengenai budidaya peternakan ayam kampung dan kendala yang sering di alami peternak dilapangan. Praktek pembuatan pakan fermentasi dilakukan setelah selesai penyampaian materi, kemudian dilanjut praktek pembuatan bokashi, zpt, dan pestisida nabati. Selama dua hari kegiatan berjalan, peserta sangat terlihat aktif dengan harapan nantinya mereka dapat mengaplikasikan setiap program yang kita latih di lahan maupun dalam pengembangan Desa masing-masing sesuai rencana tindak lanjut yang sudah disusun bersama.

Dalam sebuah kegiatan tentu harapan PETRASA & PEMUDA menjadi bagian penting untuk dipetakan, pengetahuan atau informasi-informasi yang telah disampaikan harus menjadi bagian praktek nyata dilapangan sebab, PEMUDA INVESTASI KEDAULATAN PANGAN “Generasi Muda adalah Kunci,Pertanian-Peternakan adalah Solusi Ketahanan Pangan”. Secara umum hal lain yang tidak kalah penting menjadi perhatian semua kalangan adalah bagaimana juga sebagai orang tua untuk ikut berperan serta mendukung para Pemuda/I dan memberi semangat kepada mereka bahwa Pertanian-Peternakan adalah pekerjaan mulia yang menjaga Ketahanan pangan. Banyak PETANI yang melahirkan SARJANA, tapi tidak banyak SARJANA yang mau jadi PETANI. Harapannya pemerintahan juga merancang kebijakan Pertanian-Peternakan untuk pertahanan pangan melalui Regenerasi (PEMUDA-PEMUDI).

Ir.Soekarno “Berikan aku pemuda, akan kuguncang Dunia”

DUKUNG Kami 15 orang Pemuda-pemudi Dairi niscaya pertanian-peternakan di Dairi semakin Maju KARENA KAMI PEMUDA!!!

Divisi Pertanian-Peternakan Yayasan PETRASA

Raup Untung Dari Ternak Ayam kampung

Ternak Ayam kampung sangat populer di masyarakat dan merupakan jenis unggas yang terdapat di seluruh nusantara. Ternak Ayam kampung sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Namun usaha ternak ayam kampung masih dianggap usaha yang tidak menjanjikan dan tidak memberikan income.

Padahal hampir semua kalangan masyarakat menyukai daging ayam kampung sehingga dalam mencari dan memasarkan usaha ini pun tidak begitu sulit. Usaha makanan atau kuliner pun banyak menggunakan bahan baku ayam kampung sebagai bahan baku utama usaha mereka. Sehingga selain konsumen individual, usaha ternak ayam ini juga bisa menjalin hubungan kerjasama dengan pengusaha yang membutuhkan usaha ayam kampung. Saat ini masyarakat telah tertarik dengan usaha peternakan ayam ini, juga bisa dijadikan salah satu tambahan untuk memperoleh pendapatan ekonomi keluarga.

Potensi Usaha Budidaya Ternak Ayam Kampung Di Dairi. Meningkatnya kebutuhan permintaan ayam kampung di masyarakat baik daging maupun telur, tentu saja ini menciptakan peluang usaha yaitu untuk mengembangkan peternakan ayam kampung. Permintaan terhadap ayam kampung semakin naik dari waktu ke waktu tetapi produksi ayam kampung masih terbilang kurang dan menyebabkan masuknya ayam kampung dari luar kota untuk memenuhi kebutuhan ayam kampung di Kabupaten Dairi.

Supaya usaha ternak ayam kampung ini bisa berjalan dengan lancar dan sukses maka sebaiknya pahami terlebih dahulu prinsip dari berternak ayam kampung. Pemberdayaan terkait budidaya ternak ayam bisa diperoleh dengan cara mengikuti pelatihan beternak ayam atau pun membaca reverensi tentang kiat sukses dalam berternak ayam kampung dari beberapa buku yang bisa menambah pengetahuan tentang ayam kampung.

Salah satu bagian budidaya yang perlu di perhatikan adalah kandang ayam dan peralatan yang mendukung usaha tersebut, kemudian pilihlah lokasi kandang yang layak . Hal yang paling penting adalah menjaga kesehatan ternak dengan cara memberikan vaksin supaya ayam selalu dalam keadaan sehat, dan bersihkan kandang ayam secara rutin suapaya ayam terhindar dari penyakit yang bisa mematikan, dan hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah mampu melakukan managemen analis kelayakan usaha ternak ayam yang berkelanjutan.

Yayasan PETRASA adalah salah satu lembaga non pemerintah yang consern dibidang pemberdayaan masyarakat, khususnya di pengembangan Pertanian-Peternakan dengan sistem selaras alam, tentu sistem ini akan menjadi salah satu sistem yang masih bisa diikuti segala kalangan, sebab bahan yang digunakan untuk usaha khusunya untuk pengembangan peternakan yang akan dilakukan berasal dari hasil pertanian berdasarkan potensi daerah masing-masing, tinggal bagiamana cara pelaksanaanya atau prakteknya dilapangan.

Hal yang perlu di tanamkan dalam usaha peternakan ayam kampung adalah “Pasar” akan terbuka luas dengan sendirinya jika kualitas juga konsistensi kita terjaga, dan tentunya mampu berdaya saing.