“Tabo manian molo boi muse mulak songon najolo ateh amang, boi rap marsiruppa, marnonang, rap mekkel dohot dongan, mangan pe tamba tabona, mago arsakni roha,” ujar Amang Silalahi (anggota KTB) ketika kami sampai dilahan tempat pembibitan kopi Kelomok Tani Bersatu. (Sedap sekali bila kita bisa kembali bergotong-royong mengerjakan pertanian kita ya amang, berdiskusi, bergembira mengerjakan lahan, selera makan bertambah, penat dihatipun hilang).
Semangat yang dirasakan oleh Amang Silalahi tersebut dikarenakan hari ini (17/5/22) Kelompok Tani Bersatu Marsiruppa membuat asupan pertanian organik dan membuat penyamaian kopi arabika milik KTB. Kami sendiri staf yang mendampingi pada kegiatan ini juga merasakan hal yang sama. Semua anggota KTB membawa bekal masing-masing. Sehingga pada saat makan siang, kami bisa saling berbagi-bertukar lauk satu sama lain, terlihat wajah-wajah begitu ceria di kegiatan hari ini.
Usai makan siang, sambil menyeruput kopi, kita (KTB dan staf pendamping dari Petrasa) berdiskusi tentang berita yang dipost di www.mistar.id tentang pengkawasan hutan dan keabsahan aset desa dan aset masyarakat dari kacamata pemerintah. Pada berita tersebut, pada tanggal 10 Mei 2022 di Aula rapat kantor Bupati Dairi sudah terjadi rapat yang diikuti Bupati Dairi, Polres Dairi (diwakili), Ketua PN Sidikalang, Kepala KPH XV Kabanjahe, Wakil Ketua DPRD Dairi, Kepala BPKH Wilayah 1 Medan Sumut, Gakkum KLHK Wilayah Sumatera Utara, Dinas Kehutanan Sumut, Camat Silahisabungan, Camat Sumbul, TNI Koramil Sumbul dan para Kepala Desa se-Kecamatan Sumbul. Dari isi berita tersebut, KTB menilai lagi-lagi Pemerintah mementingkan kepentingan perusahaan yakni PT. Gruti.
Penggalan Berita tersebut menyampaikan “Ironisnya menurut Saridayan, desa itu juga sudah mendapat informasi pengusulan dari pihak pengusaha agar sebahagian lahan dan peta Desa Barnas dikeluarkan dari peta Desa sebelumnya karena masuk daerah izin konsesi PT Gunung Raya Utama Timber Industries (Gruti). Disebut, konsesi PT Gruti adalah kawasan hutan produksi”. (https://www.mistar.id/…/kades-barnas-dairi-kaget…/).
“Kesekian kalinya kami kecewa dengan pemerintah Kab. Dairi. Berita tersebut (www.mistar.id) menyampaikan upaya terintegrasi pencegahan dan pemberantasan perambahan hutan di Wilayah Kabupaten Dairi, PT. Gruti kan bergerak di bidang kayu dengan skala besar, harusnya PT. Gruti tidak diberi izin agar nantinya tidak menyebabkan bencana alam dan merusak kehidupan kami. Tepat Setahun lalu, KTB dan Pansus DPRD Kab. Dairi terkait konflik masyarakat dengan PT. Gruti bertemu langsung di depan kantor Desa Sileuh-leuh Parsaoran. 315 Kepala Keluarga anggota KTB sudah menyampaikan penolakan kehadiran PT. Gruti didesa kami, sudah melakukan aksi demo penolakan PT. Gruti, RDP dengan DPRD Kab. Dairi dan Dinas Kehutan Sumut. Aspirasi kami tidak diperdulikan (oleh Pemerintah dan Pemkab Dairi), sekarang Pemkab Dairi justru lebih mengutamakan PT. Gruti dari pada kami rakyat Indonesia yang sudah puluhan tahun tinggal disini. Semoga Tuhan memberikan kesadaran dan kebijakan kepada pemerintah kita termasuk Kepala Desa agar lebih mengedepankan kepentingan rakyat bukan justru perusahaan (PT. Gruti)”, keluh Hamonangan Sihotang (Sekretaris KTB).
Jam minum kopi sudah selesai, saatnya membuat asupan pertanian organik dan penyemaian kopi arabika milik Kelompok Tani Bersatu. Asupan pertanian organik yang dibuat adalah Bokashi, Pestisida nabati dan Zat Perangsang Tumbuh. Asupan pertanian organik tersebut dibuat dengan biaya yang sangat minim karena KTB memanfaatkan sumber daya alam yang ada, semua bahan-bahan dimanfaatkan berasal dari alam yang ada disekitar.
Cuaca hari ini begitu bersahabat, kurang lebih 800kg bokashi mentah, satu drum Pesnab, ZPT sudah dihasilkan dan bibit kopi sudah selesai disemaikan. Dua bulan kedepan, semai kopi arabika milik KTB akan disortir dan dipindahkan ke polybag dan diperkirakan akan siap tanam dibulan Februari tahun depan dilahan-lahan milik anggota KTB.
Diakhir kegiatan hari ini, anggota KTB saling menguatkan dan membangun cita-cita bersama. “Solidaritas dan pertanian adalah kekuatan kita, mari menjaga, merawat apa yang diwariskan dan akan kita wariskan ke anak-cucu kita kelak”, tegas Hamonangan Sihotang Sekretaris Kelompok Tani Bersatu.