Tema “Only One Earth” Satu Bumi” “Kalau bukan kita, Siapa lagi? kalau bukan sekarang, kapan lagi? Ayo Bergerak Menjaga BUMI
Kurang lebih 150 Partisipan yang merupakan petani dampingan yayasan PETRASA, Yayasan Diakonia Pelangi Kasih ( YDPK), Mahasiswa dan juga pelajar Sma sederajat bersama-sama melakukan gerakan aksi cinta lingkungan dengan mengolah limbah organik menjadi produk multifunsi ( Ecoenzyme).
Selasa 7 Juni pukul 8.30 Semua partisipan dengan semangatnya sudah berada di pusat pasar sidikalang kabupaten Dairi setelah berkoordinasi dengan salah satu Staff dinas Pasar , melakukan pemungutan sampah dan memilah limbah organik guna di olah menjadi lebih berdaya guna kembali . Pengolahan limbah tersebut dibagi menjadi 3 kelompok untuk mempercepat proses pengeleloan yang langsung dipandu oleh Asef Hutasoit
Hari Lingkungan Hidup Sedunia dirayakan setiap tahun pada tanggal 05 Juni sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan penyelamatan lingkungan. Hari lingkungan hidup juga menjadi kesempatan untuk merefleksikan pencapaian dan melanjutkan tekad kita dalam mengatasi tantangan lingkungan hidup yang dihadapi dunia saat ini. Sebagai kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun, peringatan hari lingkungan hidup diharapkan tidak berhenti pada kegiatan seremonial semata sehingga menghilangkaan makna dan tujuan dari peringatan tersebut.
Ketua panitia Nimrot Munte Menyampaikan perayaan lingkungan hidup menjadi salah satu cara kita untuk menghargai keutuhan ciptaan dengan aksi yang nyata, mengurangi penggunaan plastik, bijaksana menggunakan listrik, mengolah limbah dengan baik menjadi lebih berguna dan pastinya semua dimulai dari diri sendiri.
Perayaan ini juga dilakukan dengan Rangkaian seminar dan aksi edukatif pengolahan limbah organik yang baik. Seminar ini bertemakan “Only One Earth” atau “Hanya Satu Bumi” “Kalau bukan kita, Siapa lagi? kalau bukan sekarang, kapan lagi? Ayo Bergerak Menjaga BUMI”. Narasumber dari Yayasan PETRASA, Gloria Sinaga Kepala Divisi Pertanian-Peternakan menyampaikan Materi tentang Adaptasi Perubahan Iklim ksusunya untuk pertanian. Kenapa Isu Perubahan Iklim Menjadi Isu Penting bagi Petrasa, saat ini itu sudah menjadi perhatian dunia Internasional, Dampak Perubahan Iklim Terhadap Petani Dairi, sebagai Alat Penilaian Partisipatif Risiko Iklim dan Bencana (PACDR) Memahami bagaimana iklim dan bahaya lainnya mempengaruhi kehidupan dan sumber mata pencaharian mempelajari bagaimana masyarakat lokal saat ini menanggapi bahaya ini, Identifikasi strategi adaptasi untuk memperkuat sumber mata pencaharian yang terancam dan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat serta pertimbangan gender di seluruh penilaian iklim dan risiko bencana.
Banyak cara adapatasi pertaian yang ramah lingkungan, misalanya tidak membakar limbah pertanian, menerapkan Sistem Pertanian Selaras alam dengan pemanfaatan potensi alam/daerah sebagai sumber nutrisi, mengolah limbah rumahtangga/pertanian menjadi salah satu bahan bermanfaat yaitu Ecoenzyme, dan masih banyak lagi.Sudah saatnya kita merubah perspektif kita terhadap sampah yaitu mengubah stigma sampah itu lawan, namun menjadikan sampah adalah kawan dengan mengubahnya lebih bernilai guna lagi.
Rohani Manalu Koordinator Advokasi Ydpk dalam materinya menyampaikan beberapa hal penting tentang Perhatian dunia saat ini adalah sedang gencar menyerukan kesadaran publik atas isu perubahan iklim dan ancaman ketersediaan sumber pangan ke depan , di tengah perubahan iklim yang semakin meningkat, sayangnya Di Indonesia sendiri dalam konteks nasional data –data yang di sampaikan beberapa NGO termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebut kan sepanjang tahun 2021 yang lalu tercatat Banjir sebanyak 1288 kejadian, longsor 623 kejadian , puting beliung 677 kejadian yang semuanya diakibatkan oleh kerusakan ekologis (BNPB, 2021). Januari 2021 Banjir Besar di Kalimantan Selatan Banjir melumpuhkan 10 Kabupaten, 15 Korban dan ratusan ribuan pengungunsi (Walhi, 2021) .Ada 104 konsesi pertambangan dan 11 PLTU di kawasan beresiko bencana gempa bumi termasuk PT DPM di Dairi. Ada 104 konsesi pertambangan dan 11 PLTU di kawasan beresiko bencana gempa bumi termasuk PT DPM di Dairi. 269 korban kriminilisasi, 24 korban tewas dilubang tambang , ada 3092 lubang tambang diseluruh Indonesia menggunakan citra satelit dan overlay konsesi.Sayangnya berkaca dari data diatas Penanganan krisis ekologi tetap sama , tetap memberikan karpet merah pada industri ektraktif seperti tambang dan sektor perkebunan monokultur.
Sementara itu, Catatan akhir Konsorsium Pembaharuan Agria (KPA Nasional), 2021 ada 207 letusan konflik Agaria yang bersifat struktural berlangsung di 32 provinsi, tersebar 507 desa dan kota berdampak pada 198.895 KK .Luasan tanah berkonflik seluas 500,062, 58 Ha, sasarannya adalah area pemukiman warga, wilayah padat penduduk, wilayah dimana masyarakat telah mengusai , mengusahakan dan mengelola tanahnya.
Dalam konteks Dairi kehadiran DPM sendiri akan menyisahkan Dairi Prima Mineral hadir di wilayah resiko banjir, Longsor dan Gempa bumi Ramai di lalui patahan dan sesar Lae Renun, Toba dan angkola. DPM tidak memiliki Analisis Resiko bencana,DPM membangun fasilitas bendungan limbah seluas 24, 13 Ha dan Gudang handak dekat pemukiman dan perladangan warga,Hasil Investigasi Anakan Lae Puccu menyatakan bahwa DPM berpotensi menggunakan sumber air bersih untuk 7 desa dan satu Kelurahan .Bendungan Limbah di bangun di atas tanah tidak stabil seluas 24 Ha berpotensi melululantak 11 desa dan 57 dusun dan Bendungan Limbah di bangun dihulu desa dengan curah hujan yang tinggi. DPM berpotensi menggunakan Sumber air Lae Puccu –PDAM yang menghidupi 7 desa dan satu Kelurahan dengan pelanggan 6000 ribu jiwa
DPM berpotensi menggunakan Sumber air Lae Puccu –PDAM yang menghidupi 7 desa dan satu Kelurahan dengan pelanggan 6000 ribu jiwa. Potensi konflik Sosil dan budaya serta pelangaran HAM di areal konsesi PT DPM. Dampak-dampak yang ditimbulkan adalah Dampak bencana ekologis : pencemaran lingkungan, masyarakat lokal, kehilangan sumber ekonomi , marginalisasi perempuan, mewariskaan krisis lintas generasi, gizi buruk, imunitas lemah, kriminilisasi , perampasan lahan, kebebasan berpendapat dibungkam, memperlemah partisipasi, dampak buruk bagi konservasi keanekaragamaan hayati, hutan, flora dan fauna , kebakaran hutan, asap, pelanggaran HAM imbuhnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab Dairi melalui Bpk Kabid Pengelolaan sampah, Limbah B3 dan peningkatan kapasitas ( dalam materinya menyampaikan dalam hal pengelolaan sampah semua elemen masyrakat harus terlibat. Mengolah limbah menjadi lebih berdaya guna dan bisa juga menghasilkan sebuah karya tangan yang bernilai estetika, tentu bisa dijadikan sebagai tambahan sumber ekonomi masyrakat. Dalam aksi pengolahan limbah organik ,Dinas lingkungan hidup Kabupaten Dairi telah menyerahkan 2 Unit drum besar sebagai wadah Ecoenzyme. Tujuan dari kegiatan ini adalah peserta seminar yang ikut serta dalam praktek langsung mengetahui bagaimana tindakan dalam menjaga alam dan mengelola sampah dengan bijak khususnya sampah organik. Terwujudnya kesadaran cinta akan lingkungan dan bagaimana mengelola sampah dengan bijak dengan menjadikan sampah menjadi produk yang sangat bermanfaat dan menghilangkan stigma bahwa “Sampah adalah LAWAN”.