KUNJUNGAN KONSUMEN PRODUK ORGANIK KE LAHAN PETANI

Petrasa mendukung pemasaran dengan pelatihan dan mengumpulkan produsen dengan konsumen. Kegiatan ini bertujuan untuk meyakinkan konsumen dengan produk yang di jual oleh kios Pangula sebagai salah satu alat untuk menyampaikan produk tersebut sampai di tangan kosumen.

Ridwan Samosir Sekretaris Eksekutif Petrasa menyampaikan dalam pasar, biasanya hubungan konsumen dan produsen dengan rantai pasar yang panjang. Akan tetapi, Divisi Pemasaran Petrasa melalui Kios Pangula membuat rantai pasar itu menjadi sederhana, dimana konsumen langsung mendukung petani dengan harga yang tinggi dan di nikmati langsung oleh petani organik. Dalam proses memproduksi sayuran yang di konsumsi konsumen, petani harus bersusah payah untuk melakukan upaya untuk menghasilkan produk – produk organik. Adapun produk yang dihasilkan berupa sayur-mayur dan buah-buahan.

Sistem pemasaran ini sangat unik dimana seluruh media yg dilakukan adalah konsumen akan bercerita kepada masyarakat banyak melalui mulut ke mulut dan model kampanye seperti ini otomatis akan menambah konsumen. dengan bertatap muka dan kunjungan di lokasi petani akan menambah kepercayaan konsumen dengan produk yg selama ini mereka beli dan di konsumsi.

Kak Br. Angkat sebagai konsumen organik yang bekerja di salah satu instansi kesehatan di Kabupaten seberang menceritakan pengalamannya terkait konsumsi produk organik. Tahun 2020/2021 Virus Covid 19 menyerang manusia di Indonesia dan juga di daerah Kabupaten beliau di tempatkan sebagai tenaga kesehatan/perawat. Teman dan tim kerjanya yang bekerja terserang covid 19 walaupun sudah mendapatkan vaksin sehingga harus mendapatkan perawatan. Tetapi Ibu Br. Angkat hingga sekarang walaupun bekerja disana bersama dengan Tim Perawat lainnya belum pernah terindikasi terserang Pandemi tersebut. Beliau menyampaikan konsumsi yang dijaga dengan sayuran organik sehingga terhindar dari penyakit ataupun dari Pandemi hingga saat ini, Puji Tuhan Masih tetap Sehat walafiat. Pengalamannya mengkonsumsi produk organik dengan peryataan “Lebih bagus makan Sayur organik daripada makan nasi” akan berpengaruh membuat kondisi tubuh kita stabil.

Ibu Br Angkat juga bercerita bahwa produk sehat ini Sudah pernah juga menawarkan ke teman-teman PNS di Pakpak Bharat dan juga mau berkontribusi untuk membawa produk kepada konsumen disana apabila mau order, tambahnya. Ibu ini juga menyampaikan perbedaan dari sayuran yang dijual di Pajak dengan produk kios Pangula; Contoh sayur putih dari pajak dengan Petrasa sangat berbeda. Waktu dimasak pengecap dan pencernaan gak ada masalah. Penglihatan juga berpengaruh dimana penglihatan semakin terang dan kandungan gizi masih lengkap, terangnya.

Konsumen lain juga menyampaikan Ibu Br Sembiring, Produk organik rasanya jadi manis dan produknya tahan lama. Dalam pilihan untuk konsumsi vitamin kurang bagus menurutnya karena penyerapan tubuh kita tidak sesuai, kalau bisa konsumsi makanan sehat organik itu lebih baik. Dengan konsumsi organik sehingga gak pernah makan vitamin yang dibeli dari toko obat. Testimoni mengenai cara memasak adalah Sayur cepat matang dan telur ayam kampung : kuning telur organik mendekati warna oranye dan non organik warna kuning kelihatan seperti pucat.

Produsen sayuran yang ditemui di lapangan ada 4 orang dan masing2 menceritakan cara penanaman sayuran yg mereka tanam, ada beberapa penjelasan dari petani yang produksi sayuran organik yaitu pembuatan bokashi, pembuatan Pesnab, pembuatan ZPT dan Pembuatan pupuk organik cair (POC) yang diaplikasi setiap Minggu.

Petani juga diajari untuk budidaya sayurannya dan cara aplikasi setiap pupuk atau pestisida nabati yang digunakan agar tanaman dapat di panen dan dijual sesuai dengan waktu berjualan kios Pangula. Produsen produk organik juga menyampaikan kenapa harga organik itu mahal? Ada beberapa hal yang selama ini belum diketahui oleh konsumen dimana para petani harus bersusah payah mengembalikan kesuburan tanah, diawal mereka harus merugi karena hasil tidak sesuai dengan harapan karena masa proses transisi. Dengan penjelasan petani sehingga konsumen meyakini harga produk sudah layak. soalnya biaya dan bahan yg digunakan di produksi sendiri, ada juga nilai yg di dapat dengan prinsip sehat, kita tidak perlu lagi beli yg tidak terjamin. Sedih melihat petani sudah capek produksi dan harga tidak pernah menentu sebut salah seorang konsumen.

Keinginan petani dengan harga produk saat ini adalah mau harga nya di tambah karena mengerjakan sudah sulit dan yang diberikan ke konsumen untuk di konsumsi adalah murni produk-produk sehat. Pertanyaan konsumen Br angkat kepada petani; Kenapa mau menanam organik? salah satu produsen produk organik menjawab dan menyampaikan Kita petani sehat, tanah kita sehat dan mewariskan sama anak cucu dan bumi kita sehat. Intinya saling berbagi katanya; Pendapatan keluarga juga bertambah karena tidak beli pupuk lagi sama kios pupuk.

Pertanyaan kedua dari konsumen ketika mengunjungi demplot milik N. Pakpahan, Bagaimana dengan brokoli yang rusak yang menjdaikan produsen jadi malas untuk merawatnya lagi dan Produksi turun! N Br Pakpahan juga memberikan jawaban dengan tetap semangat untuk mengerjakan sampai bisa berhasil dan terus menanam sampai pertumbuhannya baik. R Br purba juga menambahkan; belajar terus dari pengalaman untuk membuat tanaman organik sampai bagus.

Petani organik itu capek, sulit buat sendiri karena sudah ada yang praktis. Sangat wajar harga yang disuguhkan kios pangula dengan produk-produk organiknya sesuai standard dan harga yang dibayarkan oleh konsumen langsung membantu produsen dengan mendapatkan keuntungan lebih sehingga terciptanya keadilan bagi Petani itu sendiri.

Semoga kunjungan ini memberikan semangat baru kepada produsen untuk menanam dan memperluas lahan organik dengan variasi produknya. Para konsumen semakin percaya dengan tatap muka kepada petani yang akan mempromosikan kepada keluarga, teman dan kenalannya untuk menambah konsumen produk berkualitas dan menyehatkan.

Salam Organis

#sayurorganik #petrasa #hidupsehat #goodhealth

Divisi P. Kelompok dan Pemasaran

Petani Organik Dairi Mengunjungi BBPPTP MEDAN

Pengetahuan petani sangat mempengaruhi kondisi keadaan pertanian yang dilakukan oleh setiap Petani, lewat eksperimen yang dilakukan oleh petani untuk bisa melanjutkan pertanian tanpa tergantung pada pupuk kimia bisa membawa perubahan kedalam kehidupan yang semakin baik dan ramah pada lingkungan.

Sudah banyak masyarakat petani di Indonesia yang mempraktekkan kelahan pertaniannya. Ada saja dari mereka yang memperoleh ilmu pengetahuan cara pengolahan input-input pertanian tersebut Berkat pelatihan oleh lembaga NGO atau bahkan dari Dinas terkait,namun tak jarang juga sebagian besar petani tersebut mempelajari nya secara otodidak , melihat dari media atau bahkan YouTube dll.

Salah satu petani binaan Yayasan Petrasa, beliau adalah Bapak Koster Tarihoran sebagai petani kopi organik dan Rosmani Purba sebagai petani padi dan sayur organik. Setelah beberapa kali melakukan pemberdayaan terkait pertanian organik pada akhirnya mereka bisa membuat pupuk dan pestisida organik sendiri guna menunjang pertanian yang baik dan berproduksi tanpa memakai bahan pupuk dan pestisida kimia . Input -input pertanian seperti halnya Zpt (Zat Perangsang Tanaman) Bokashi padat /Cair, Pestisida nabati, ECO enzim dll mereka buat sendiri setelah melakukan pelatihan bagaimana cara pembuatannya.

Petani Psa atau yang sering disebut sebagai petani organik adalah orang-orang yang sangat memegang prinsip teguh , bagaimana semestinya menjaga kesehatan ekologis, mereka akan terus-menerus secara konsisten dan komitmen memberikan asupan olahan mereka terhadap pertaniannya .

Akan tetapi masih ada yang mengganjal dihati para petani ini dengan kandungan nutrisi yang ada pada asupan organik yang mereka buat, mereka ingin mengetahui apakah komponen dari setiap kandungan yang terkandung pada asupan organik yang mereka buat sudah memadai(takarannya sesuai).

Pada hari Jumat, 4 Februari 2022 Petrasa melalui divisi pertanian-Peternakan berusaha mendampingi petani langsung ke kementerian Pertanian – Balai Besar Perbenihan Dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP MEDAN) untuk uji laboratorium pada asupan organik yang dibuat oleh petani. Tujuan dari pertemuan ini dilakukan sebagai bahan pengetahuan mereka untuk melihat berapa kandungan dalam setiap komponen yang sudah tersedia dalam asupan organik tersebut.

Dalam pertemuan ini Staff kementerian BBPPTP menjamu & menerima kedatangan Petani beserta rombongan untuk berdiskusi terkait dengan tanaman pertanian organik serta asupan nutrisi nya . Beberapa contoh asupan organik yang kami bawa adalah ZPT, Biopori Bassiana, Tricoderma, PGPR, Asam Amino, Pesnab dan Ecoenzym.

BBPPTP, Christina Matondang Bagian Kepala Laboratorium & beberapa rekan kerjanya termasuk kepala HPT Bpk Pardede , menyampaikan bahwa setiap asupan yang dibawa oleh petani hasilnya sudah bagus terlihat dari aroma dan warna.

Beberapa olahan nutrisi yang yang sudah dibawa oleh petani tersebut akan segera diuji lab, diantaranya adalah Bafaria Bassiana (BB) dan juga Tricoderma , sesuai dengan informasi dari BBPPTP hasilnya akan keluar dalam tempo 5 Hari setelah dilakukan penelitian uji Laboratorium.

Melihat dari antusiasme masyarakat petani Dairi khususnya bapak Tarihoran & ibu Rosmani purba , BBPPTP Sangat mengapresiasi kinerja mereka , ternyata masih ada Petani bdi Kabupaten Dairi yang mau Dengan sukarela melakukan pertanian konsep merawat Ekologis, beliau adalah salah satu petani pejuang Lingkungan telah melakukan pertanian dengan konsep pertanian yang adaptif .

Petani yang terus menerus melakukan konsep pertanian selaras alam adalah bentuk nyata mereka telah menghargai keutuhan Ciptaan.

Pada dasarnya mereka memiliki rasa yang sangat sensitif pertanian & menghargai Setiap proses yang mereka lakukan terhadap pertanian nya untuk terus berkelanjutan.

#PetaniDairiKeBbpptp

#PetaniHebat

#MitigasiPerubahanIklim

Musrembang Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Kabupaten Dairi 2023

(Desa Ujung Teran, 4/2/2022) Musrembang hari ini dilakukan sesuai amanah UU No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional seluruh Indonesia, musyawarah RKPD yang dilakukan adalah ditingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan Nasional. Ada pun prioritas pembagunan tersebut adalah:

  1. Infrastruktur (Pertanian dan Pendidikan)
  2. Ekonomi (Pertanian, Sosial-Budaya dan Pendidikan) dan
  3. Kesehatan

Sebagai Kepala Desa baru, kepala Desa diwajibkan menyusun RPJMDesa 2021 -2027 yang merupakan pedoman umum pembagunan Desa (Perbub No. 24 tahun 2017). Sehingga, dalam pembangunan desa tiap tahunnya, Kepala Desa harus berpedoman pada RPJM Desa tersebut kecuali jika ada hal yang sangat genting, maka rencana pembangunan tersebut bisa berubah.

Perlu difahami berdasarkan Perpres 104 Tahun 2021 menyebutkan, Dana Desa diprioritaskan untuk: 40% BLT, 20% ketahanan pangan dan hewani dan 8% PPKM. Selain itu Dana Desa juga tahun ini diprioritaskan untuk pembangunan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), penurunan stanting, pembinaan dan pemberdayaa desa.

Setelah dibuka oleh Kepala Desa Ujung Teran Bapak Pasti Matanari, diikuti dengan kata sambuatan dari BPD dan Perwakilan kecamatan. Selanjutnya, pemaparan usulan dari setiap dusun untuk melihat apakah usulan tersebut bisa dimasukkan ke anggaran kabupaten atau pembiayaannya dari Dana Desa sehingga usulan tersebut bisa dimasukkan ke aplikasi Siskudes Desa.

Namun jika dilihat kembali hasil usulan dari semua dusun, masih didominasi oleh usulan pembangunan infrastruktur dan sangat minim usulan terkait program pemberdayaan dan juga pertanian. Hal ini mengundang sedikit komentar dari pihak kecamatan, “Usulan ini belum menyentuh kepentingan kita terutama sektor pertanian. Padahal mayoritas penduduk Desa Ujung Teran adalah petani. Permintaan bibit, pengadaan saprodi pertanian dan lainnya belum terlihat, apalagi saat ini kita dihadapkan kepada kebutuhan pupuk subsidi yang sampai saat ini masih menjadi persolan kita. Pemerintah kita saat sangat mendorong petani beralih kepada pertanian organik sehingga kebutuhan pupuk itu lambat laun bisa kita penuhi dengan pupuk yang kita buat sendiri”, imbuhnya.

Menjawab tantangan itu, Kepala Desa Ujung Teran memberikan kesempatan kepada Petrasa untuk memberi masukan terkait bagaimana kedepan warga Desa termasuk kelompok Tani bisa di Organisir untuk dilatih membuat pupuk dan pestisida organik sebagai salah satu bagian visi kepala Desa dibidang pertanian.

Duat Sihombing mewakili Yayasan Petrasa menyampaikan, “Pada prinsipnya Petrasa siap bersinergi dan bekerja sama dengan Pemerintahan Desa ujung teran dalam program pertanian, peternakan dan pemberdayaan perempuan kedepan serta program lain yang relevan dalam mendukung pembangunan Desa ujung teran kedepan”, paparnya.

“Persoalan pupuk bukan hanya persoalan Dairi tapi ini persoalan nasioanal karena kebutuhan nasional kita saat ini sekitar 24 juta ton sedangkan yang mampu diproduksi hanya 13 juta ton, artinya kita minus hampir dari setengah kebutuhan. Lantas apakah kita akan berhenti bertani hanya karena pupuk tidak ada? tentu tidak maka perlu dicari alternatif lain pengganti pupuk yakni pupuk yang berasal dari apa yang ada disekitar kita”, pungkas Duat Sihombing.

Diakhir pertemuan pihak kecamatan menyampaikan segala usulan akan ditampung namun bukan berarti akan terealisasi secepatnya karena akan dilihat dari sisi skala prioritas, baik di musrembang kecamatan maupun musrembang Kabupaten.

Acara musrembang ini ditutup oleh Kepala Desa Ujung Teran dan beliau berharap kedepan dalam musyawarah Desa seperti ini semua perwakilan harus mampu menyampaikan usulan usulan yang lebih bersentuhan dengan kehidupan masyarakat, terutama pengembangan pertanian di desa Ujung Teran kedepan.

Realitas Dibalik mimbar Jokowi di Kabupaten Dairi

2-4 Februari 2022 Bapak Presiden RI Ir. Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sumatera Utara. Setelah mengunjungi kabupaten Tapanuli Utara, Toba, Simalungun, Samosir dan Humbang Hasundutan bersama rombongan, Jokowi mendarat di Stadion Utama Dairi menggunakan Helikopter Super Puma TNI AU. Kunjungan ke Dairi bertujuan untuk menyerahakan sertifikat tanah dan penyerahan bantuan langsung tunai kepada pedagang kaki lima dan warung.

Mengetahui informasi kedatangan Jokowi, masyarakat Desa Sileuh-leuh Parsaoran yang tergabung dalam Kelomok Tani Bersatu (KTB) berniat menyampaikan aspirasi mereka terkait gejolak yang dihadapi sejak 2 tahun lalu. Konflik agraria dengan PT. Gruti, masyarakat dikriminalisasi, diintimidasi, dianggap seperti teroris dan atas aduan PT. Gruti, masyarakat Sileuh-leuh Parsaoran sudah lebih dari 10 kali dipanggil kepolisian dengan tuduhan yang tidak pernah mereka lakukan. PT. Gruti juga sudah merusak lahan pertanian masyarakat dan dikhawatirkan akan mengundang bencana didesa mereka.

PT. Gruti, Perusahaan kayu tersebut kembali diberikan izin oleh negara dengan SK.386/Menlhk/Setjen/HPL.0/10/2020. Melalui SK tersebut PT. Gruti kembali diberikan izin konsesi seluas 8.085 hektar di 5 Desa dikabupaten Dairi (Desa Barisan Nauli, Pargambiran, Perjuangan, Sileuh-leuh Parsaoran dan Parbuluan VI).

Namun dengan banyak pertimbangan KTB, menyampaikan aspirasi kepada Jokowi secara langsung merupakan hal yang sulit untuk direalisasikan. Akhirnya KTB bersepakat menyampaikan aspirasi melalui selembar spanduk bertuliskan “Selamat Datang Bapak Presiden RI Joko Widodo, Mohon Tinjau kembali Izin PT Gruti SK.386/Menlhk/Setjen/HPL.0/10/2020)”.

Saat yang ditunggupun tiba. 3 Februari 2022 sekitar pukul 14.15, Jokowi menapakkan kaki dilapangan Sudirman Sidikalang dan 5 orang anggota KTB membentangkan spanduk tepat dijalan raya sebelah kiri lapangan sudirman dengan harapan mendapat simpati Bapak Presiden RI ke 7 tersebut.

Aksi bentang spanduk ini dihadang oleh anggota TNI, kepolisian, SATGAS Panwil RI 1 dan beberapa orang berkemeja. KTB dilarang membentangkan Spanduk tanpa disertai alasan, KTB hanya boleh mengibarkan spanduk disaat Jokowi sudah meninggalkan Dairi. Spanduk tersebut sempat berusaha dirampas oleh petugas keamanan dan melontarkan nada tinggi kepada KTB. Sebanyak 7 orang aparat kepolisian berusaha menutup-nutupi pesan KTB kepada presiden RI tersebut.

Ketua Kelompok Tani Bersatu Julius Sitanggang menyayangkan kejadian hari ini. “Ini sudah mencoreng demokrasi, tidak pernah ada aturan yang melarang masyarakat untuk menyampaikan pendapat didepan umum, didepan presiden. Kami sangat cinta dengan Jokowi, kami hanya membentangkan spanduk, tidak mengundang keributan. 315 Kepala Keluarga masyarakat Desa Sileuh-leuh Parsaoran juga ingin ikut digerakan ini namun kami larang dan kami hanya 5 orang itu semua hanya untuk menjaga kekondusipan. Kita tidak usah menutup-nutupi bahwa Dairi memang sedang tidak baik-baik saja dan terlihat sepertinya sedang tidak terjadi konflik dimasyarakat”, tegas Julius.

“Kami sangat sedih, Jokowi membagi-bagi sertifikat tanah kepada masyarakat Dairi. Sertifikat itu merupakan tanah yang justru tidak berkonflik. Sementara konflik tanah (agraria) masyarakat Desa Sileuh-leuh Parsaoran dengan PT. Gruti tak kunjung padam dan keputusan PANSUS DPRD Dairi tidak berpihak kepada rakyat”, sesal Op. Yogi Sihotang penasehat KTB.

Kelompok Tani Bersatu menuturkan, mereka sudah pernah menyampaikan surat Audiensi kepada Bupati Dairi tepatnya pada tangal 6 Oktober 2021 terkait konflik mereka dengan PT. Gruti namun hingga berita ini disiarkan, Bupati Dairi belum memberikan respon kepada KTB untuk beraudiensi.

Euforia kedatangan Jokowi ke Kabupaten Dairi akhirnya membatasi demokrasi. Dairi sedang tidak baik-baik saja, penyerahan sertifikat tanah tersebut menimbulkan luka baru kepada masyarakat Desa Sileuh-leuh Parsaoran.

Kelompok Tani Bersatu menyampaikan banyak terimakasih kepada masyarakat Dairi yang ikut bersolidaritas mendukung dan berusaha membentangkan spanduk di didepan Bapak Presiden RI walau dihadang oleh pihak TNI, Kepolisian dan SATGAS Panwil RI 1. Semoga pesan Kelompok Tani Bersatu ini sampai kepada Bapak @Presiden Joko Widodo.

#Tolak_Gruti

#selamatkan_raso

#selamatkan_ruang_hidup

#tanah_untuk_tani

Tantangan dan Praktik Baik dalam Adaptasi Iklim dan Pembangunan Ketahanan

(Diselenggarakan oleh Bread for the World (BfdW) & Christian Commission for Development (CCDB) Workshop Online, Bangladesh, 2-3 Februari 2022)

Kegelisahan global mengenai dampak perubahan iklim sudah mencapai puncaknya. Dampak perubahan iklim sudah dirasakan oleh seluruh masyarakat dunia, bahkan beberapa negara sudah terdampak secara ekstrim. Naiknya suhu bumi, perubahan pola cuaca, kekeringan, banjir, merebaknya hama dan penyakit, naiknya permukaan laut karena mencairnya es di kutub utara, kebakaran hutan, erosi dan tanah longsor.

Krisis iklim ini juga membahayakan komunitas masyarakat di seluruh Asia. Mempercepat dampak iklim semakin mengekspos masyarakat terhadap risiko iklim, mengancam kehidupan dan mata pencaharian masyarakat lokal seperti petani, nelayan, masyarakat tepi pantai sebagai pihak yang paling rentan. Oleh karena itu, menjadi penting untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dengan mengambil langkah-langkah adaptasi iklim dan pengurangan risiko iklim.

Membangun definisi United Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) dan Inter-Governmental Panel on Climate Change (IPCC) maka ketahanan iklim bisa didefenisikan sebagai ‘kemampuan sistem, komunitas, atau masyarakat yang terpapar bahaya untuk melawan, menyerap, mengakomodasi, dan pulih dari efek bahaya secara tepat waktu dan efisien, termasuk melalui pelestarian dan pemulihan struktur dan fungsi dasarnya yang esensial.

Ketahanan masyarakat terkait bahaya resiko iklim ditentukan oleh sejauh mana masyarakat memiliki kebutuhan sumber daya dan mampu mengatur dirinya sendiri baik sebelum dan pada saat dibutuhkan.’ (ACT Alliance 2020, Asuransi Risiko Iklim dan Pembiayaan Risiko dalam Konteks Keadilan Iklim. Panduan untuk Pengembangan dan Praktisi Bantuan Kemanusiaan).

Pengurangan risiko iklim kami definisikan sebagai ‘konsep dan praktik pengurangan risiko bencana melalui upaya sistematika untuk menganalisis dan mengelola faktor penyebab bencana, termasuk melalui pengurangan paparan bahaya, berkurangnya kerentanan orang dan properti, pengelolaan lahan dan lingkungan, dan peningkatan kesiapsiagaan untuk kejadian buruk (ibid).

Adaptasi iklim definisikan sebagai sebuah tindakan untuk menyesuaikan dan mempersiapkan ekologi, sosial atau ekonomi terhadap dampak perubahan iklim saat ini dan yang diprediksi di masa depan. Ini memerlukan aksi adaptasi di tingkat masyarakat yang berkaitan dengan, antara lain, pertanian, air dan sanitasi, perumahan dan kesehatan.Hal ini yang menjadi latar belakang kenapa BfDW dan CCDB menyelengarankan workshop online ini kepada organisasi yang menjadi partner BfdW untuk negara Asia Selatan dan Tenggara termasuk Indonesia.

Workshop itu juga sekaligus menjadi kesempatan untuk saling bertukar pengalaman dalam upaya adaptasi dan mitgasi yang sudah dilakukan masing-masing organisasi seperti CCDB (Bangladesh), UNM (Nepal), LWF (Myanmar), YMCA Thailand, WOTR (India) dan organisasi lainnya. Pengalaman yang dibagikan juga beragam tergantung dengan komunitas yang didampingi dan sumber daya yang tersedia, misalnya komunitas masyarakat tepi pantai, komunitas petani yang tinggal di daerah pegunungan dan komunitas nelayan. Strategi adaptasi juga berbeda-beda sesuai dengan masalah yang dihadapi komunitas seperti kebutuhan air bersih untuk adaptasi dampak kekeringan, pertanian terintegrasi untuk komunitas petani, program sanitasi untuk komunitas nelayan yang terdampak kenaikan permukaan air laut, adaptasi perumahan yang terdampak angin topan dan program adaptasi lainnya.

Petrasa yang juga bergabung dalam workshop juga memaparkan dampak perubahan iklim yang mulai dirasakan komunitas petani di kabupaten Dairi antara lain : naiknya suhu udara, perubahan pola cuaca, merebaknya hama dan penyakit, hujan es, angin puting beliung, banjir, tanah longsor, erosi dan tanah longsor.

Workshop Internasional itu sangat bermanfaat untuk saling meningkatkan kapasitas adaptasi dan pembangunan ketahanan komunitas di Asia selatan dan Asia Tenggara dan diharapakan workshop ini akan berlanjut dengan topik yang lebih spesifik tergantung kondisi dan kebutuhan masing-masing perserta. Misalnya workshop tentang adaptasi dan mitagasi sektor pertanian, sektor perikanan, perumahan, sanitasi dan air dan sebagainya.

Salam Organik..!!!

Integrasi Pertanian Kopi & Lebah madu

Dalam budidaya lebah, vegetasi menjadi hal yang utama didalam pengembangan lebah di Kawasan lahan pertanian.selain madu hutan yang dominan diisi lebah dorsata atau harinuan didalam Bahasa batak. Lebah yang sering di lahan pertanian juga sering dominan di Kawasan perladangan petani, dan beberapa petani juga sudah membuat kotak untuk pengembangan lebah ini ,lebah cerana yang menjadi lebah yang paling banyak di Kawasan perladangan yang sering di budidayakan petani.selain dari madunya, fungsi lebah bagi hasil pertanian juga sangat berpengaruh untuk peningkatan produksi pertanian, terutama pada penyerbukan bunga tanaman kopi.

Hampir semua tanaman bergantung pada penyerbukan untuk proses pembuahan, begitu pula dengan tanaman kopi. Secangkir kopi yang nikmat hari ini, juga melalui proses penyerbukan pada bunga kopi yang kelak akan menjadi buah kopi. Mungkin penyerbukan kopi tidak hanya tugas dari serangga lebah madu, serangga lain pun bisa mengambil peran ketika masa penyerbukan tiba. Namun penelitian yang dilakukan peneliti dari Universitas Vermont mengatakan bahwa penyerbukan kopi yang dilakukan oleh lebah dapat memaksimalkan pertumbuhan buah kopi. Nantinya dapat meningkatkan kualitas dari biji kopi dan membuat ukuran biji kopi lebih seragam. Jadi sudah saatnya kita menerapkan sistem pertanian yang terintegrasi salah satunya dengan budidaya lebah madu di ereal tanaman Kopi .

Untuk menambah jumlah produksi madu, petani harus menanam tanaman pohon yang paling disukai lebah untuk mencari makanan lebah yaitu ;

1. Kaliandra

Selain mudah tumbuh, pohon ini juga memiliki keunikan dengan berbunga sepanjang tahun dan bunganya paling disukai lebah, selain itu kaliandra juga memiliki fungsi untuk pakan ternak, menahan erosi.

2. Pohon produksi, misalnya alpukat, manggis, dll

Didalam budidaya pertanian, penanaman pohon produksi sangat lah penting untuk mengoptimalisasi lahan pertanian, tidak hanya tanaman muda yang dihasilkan, tetapi tanaman yang musiman juga menjadi pendapatan tambahan untuk income petani

3. Akasia

Selain kaliandra, akasia juga sangat bagus untuk ditanami di seketiran ladang, selain mencegah erosi, akasia juga menjadi pohon naungan dan bunga dari pohon ini juga sangat disukai lebah untuk sumber makanan

4. Bunga air mata pengantin

Untuk produksi madu yang banyak perlu untuk menanam bunga air mata pengantin, selain untuk menata lahan pertanian yang baik, penananaman AMP juga perlu untuk vegetasi lebah.

#LebahuntukTanamanKopi

#LebahUntukPenyerbukanAlami

Langkah Kemandirian Petani Melalui Pengembangan Kelompok Internal Control System (ICS)

Setelah program pengembangan kapasitas petani melalui pelatihan ICS tuntas dikerjakan, maka kegiatan dilanjutkan dengan pendaftaran PAMOR dan inspeksi lahan yang langsung dilakukan oleh pengurus ICS bersama petani.

Dengan posisi kepengurusan ICS yang tidak mengganggap dirinya lebih baik dari petani lain, menggunakan pendekatan kekeluargaan dan penyederhanaan proses menjadi awal yang baik agar informasi bisa didapatkan dan petani tidak merasa canggung dengan bahasa yang sulit dimengerti.

Terlebih lagi banyaknya formulir yang diisi untuk keperluan sertifikat PAMOR (Panduan Mutu Organis), petani kesulitan untuk mengisinya. Maka kehadiran kelompok ICS ini sangat dibutuhkan dan menjadi langkah awal penguatan organisasi petani dalam hal penjaminan yang mudah, murah dan terpercaya.

Kelompok ICS ini diharapkan akan meningkatkan mutu dan kualitas produk organik berbasis komunitas yang sangat dibutuhkan untuk membangun kepercayaan antara produsen dan konsumen

Salam Organik

#SertifikatPamor #Organik #Uppd #Ics #petani #petanidairi #icsawalyangbaik

PELATIHAN PEMBIAKAN Trichoderma spp. Salah satu bentuk Adaptasi Pertanian untuk solusi PERUBAHAN IKLIM

(Lae Parira, Kamis, 27 Januari 2022) Budidaya tanaman secara organik saat ini mendapat perhatian yang sangat intensif, terutama untuk komoditi sayuran. Hal ini dikarenakan pengetahuan dan kebutuhan masyarakat Indonesia akan sayuran organik semakin meningkat. Untuk itu, petani perlu menerapkan inovasi-inovasi yang ada untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi pertanian mereka. Terdapat beberapa upaya peningkatan produksi sayuran organik yaitu dengan penanaman kultivar tahan hama/penyakit tertentu, pengaturan waktu dan jarak tanam, sanitasi, serta perlakuan benih dengan biofungisida. Biofungisida merupakan bahan yang mengandung agen hayati dengan media pembawa tertentu untuk dapat menghambat pertumbuhan patogen untuk mengendalikan penyakit tanaman. Salah satu agen hayati tersebut adalah Trichoderma spp..

Trichoderma merupakan genus cendawan yang mampu dijadikan sebagai agens pengendali patogen secara hayati. Mekanisme antagonis yang dilakukan Trichoderma spp. terhadap cendawan/jamur patogen dilakukan dengan mengeluarkan toksin berupa enzim yang dapat menghambat pertumbuhan bahkan dapat membunuh patogen. Sifat antagonis Trichoderma spp. dapat dimanfaatkan sebagai alternatif dalam pengendalian patogen yang bersifat ramah lingkungan.

Permasalahan yang dihadapi petani sayur dampingan Yayasan PETRASA dalam proses budidayanya diantaranya adalah meningkatnya jamur gada yang menyebabkan penyakit kerdil pada sayuran mereka, terutama sawi-sawian. Maka dengan itu Yayasan PETRASA memutuskan untuk membuat pelatihan pembiakan jamur Trichoderma spp. secara konvensional sebagai jawaban bagi keluhan petani akan masalah yang mereka hadapi. Pelatihan ini juga merupakan tindaklanjut dari kegiatan sebelumnya untuk memperdalam pengetahuan petani.

Untuk menjawab kegelisahan para petani yang terus secara konsistensi melakukan pertanian organik tersebut, PETRASA melalui divisi Pertanian-Peternakan,mencoba memberikan solusi dengan membuat konsep pelatihan pembuatan Tricoderma. Mika Matondang sebagai staff Divisi Pertanian-peternakan pemandu keseluruhan kegiatan berlangsung. Pelatihan ini dilaksanakan di Lae Parira tepatnya di Desa Kentara dengan jumlah peserta 10 orang yang berasal dari berbagai desa, di Kabupaten Dairi tercinta ini.

Dalam pelatihan ini Yayasan PETRASA mengundang Ferdinan Sianturi sebagai narasumber. Kegiatan diawali dengan penyampaian materi oleh narasumber kemudian dilanjutkan dengan praktek.Praktek dilakukan dengan mengambil sampel untuk dibiakkan langsung dari rumpun bambu dengan menggunakan 2 sampel dari rumpun yang berbeda. Satu dari rumpun yang sering dilalui atau kontak langsung dengan manusia dan satu lagi dari yang jarang atau bahkan tidak pernah. Peserta melakukan praktek sendiri didampingi narasumber. Kegiatan ini juga diselingi dengan materi dan praktek pembuatan eco enzyme yang dibawakan oleh Staf Pertanian Yayasan Petrasa.

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta pelatihan diharapkan mampu mengenali jamur Trichoderma spp. melalui praktek yang mereka lakukan sendiri dan mengaplikasikannya pada tanaman demi meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi hasil usaha tani sayuran organik mereka.

Merindukan Hadirnya Tokoh Masyarakat Yang Menginspirasi Di kabupaten Dairi

Tidak bisa dipungkiri, kehadiran tokoh masyarakat sangat penting untuk membawa perubahan peradaban yang bermartabat, berkeadilan, damai dan sejahtera. Tidak jarang kehadiran tokoh berhasil mendorong terjadinya revolusi yang bermuara pada perbaikan kualitas kehidupan.

Kita memiliki beberapa tokoh dunia yang sangat menginspirasi dan berhasil membawa perubahan secara global yang diingat sepanjang masa. Nelson Mandela yang menderita sepanjang hidupnya untuk memperjuangkan kesetaraan, Mahatma Gandhi yang berani melawan kekuasaan demi sebuah keberpihakan kepada kaum miskin dan terpinggirkan, Bunda Teresa yang mengorbankan dirinya untuk mengurus orang miskin, sakit dan yatim piatu dan yang terakhir Bung Karno seorang tokoh nasional kelas dunia yang berhasil membawa bangsa Indonesia keluar dari penjajahan Belanda.

Sangat menginspirasi. Apa yang mereka lakukan tidak hanya di ingat di negara mereka sendiri namun mampu membawa perubahan masyarakat global untuk meneruskan apa yang mereka perjuangkan. Kesetaraan, keadilan sosial, keberpihakan kepada orang miskin, perdamaian, keberanian melawan kekuasaan dan kesederhanaan adalah nilai-nilai hidup yang ingin mereka sampaikan melalui kisah hidup mereka. Semasa hidup mereka menyakini bahwa apa yang mereka perjuangkan akan diteruskan oleh generasi berikutnya untuk menjadikan dunia lebih baik (To Bring the Better life for human).

Di level nasional kita juga memiliki beberapa tokoh yang berhasil membawa perubahan lebih baik dan apa yang mereka lakukan masih terus diingat. Bahkan ketika mereka sudah wafat, nilai-nilai perjuangan mereka menjadi panutan dalam berbangsa dan bernegara. Siapa yang tidak kenal Hoegeng Iman Santoso, Kapolri pertama RI yang sangat menginspirasi. Beliau berani melawan kekuasaan untuk memberantas kejahatan dan korupsi. Kehidupannya yang sangat sederhana menunjukkan bahwa jabatan adalah amanah dan tanggungjawab yang harus dijalankan tanpa pandang buluh. Semasa jabatannya beliau menolak untuk mendapatkan pengawalan khusus, mobil dinas untuk keluarga dan yang lebih menyentuh adalah ketika pensiun dia tidak memiliki harta bahkan untuk diwariskan kepada keluarganya.

Tokoh Nasional berikutnya adalah Afmad Syafii Maarif. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ke-13 ini tak pernah bersedia menerima tawaran dari para mahasiswa untuk membawakan buku-bukunya sebelum dan sesudah mengisi kuliah. Dia memilih menenteng sendiri bahan ajarnya. Bahkan dalam aktifitas sehari-hari dia selalu menggunakan sepedanya dan menolak untuk menggunakan mobil-mobil mewah yang menjadi trend zaman now. Tidak berhenti sampai disitu beliau juga adalah tokoh pluralisme yang rendah hati namun tetap kritis terhadap berbagai kebijakan yang tidak berpihak kepada masyarakat miskin dan terpinggirkan.

Tokoh Nasional lainnya yang sangat menginspirasi adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Tokoh kontroversial yang punya prinsip hidup luar biasa. Bersih, jujur dan berintegritas adalah beberapa karakter positif yang dimilikinya. “Jabatan adalah alat dan kesempatan untuk membawa keadilan sosial bagi masyarakat miskin yang membutuhkan bantuan”. Prinsip yang sangat fenomenal itu dipegang teguh oleh ahok ketika masih menjabat DPRD kabupaten Belitung Timur, Bupati Belitung Timur, DPR RI, Gubernur DKI Jakarta dan sekarang sebagai Komisaris Utama Pertamina.

Bagaimana dengan Tokoh di Kabupaten Dairi ? sepertinya merujuk pada nama-nama inspiratif di atas, kabupaten Dairi masih merindukan kehadiran Tokoh yang mampu menginspirasi masyarakat untuk membawa sebuah perubahan sosial ditengah-tengah kabupaten Dairi. Tokoh bukanlah dinilai dari apa yang dimilikinya, jabatan yang diembannya atau relasi yang dimiliknya. Tapi tokoh dinilai dari apa sumbangsih pemikirannya, kesederhanaannya dan perannya terhadap perubahan sosial.

Kita membutuhkan ide dan gagasan inovatif, pemikiran-pemikiran cemerlang untuk memantik gerakan sosial pembaharuan, keberpihakan kepada mereka yang miskin dan tertindas bahkan keberanian untuk mengkritik kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat.

Kita merindukan sosok seorang Tokoh yang hadir ketika rakyat miskin menjerit, kita merindukan Tokoh yang peduli terhadap lingkungan, kita membutuhkan Tokoh yang hadir ketika hak-hak masyarakat sipil dirampas, kita membutuhkan keberanian seorang Tokoh untuk mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.

Sesungguhnya Kabupaten Dairi memiliki putra-putri terbaik yang memiliki kapasitas dan komitmen untuk membawa kabupaten Dairi ke arah yang lebih baik. Bahkan tidak jarang mereka menjadi pengambil keputusan (decision maker) di level Nasional dan Internasional. Kita sangat membutuhkan dan mengharapkan kontribusi dan komitmen mereka untuk membangun kabupaten Dairi melalui gagasan dan tindakan nyata.

Kita tidak membutuhkan kehadiran Tokoh yang hanya tampil jelang pesta demokrasi, kita tidak merindukan seorang Tokoh yang hanya aktif dalam acara-acara seremonial tapi sebaliknya tokoh yang bisa menjadi panutan, yang bisa menjadi motor perubahan dalam gerakan sosial, yang mampu menjawab tantangan, yang memiliki komitmen dan integritas dan yang terpenting hidup dalam hati masyarakat.

Salam Organik….

Petani Silipung dan Lae Parira minta kerja nyata Dinas Pertanian Dairi

Kamis,  27 Januari 2022 Masyarakat dari 2 kecamatan Silima Punggapungga dan Lae Parira beraudiensi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Dairi. Petani yang ikut beraudiensi tersebut memiliki niat baik untuk bisa berdiskusi dengan pihak dinas pertanian seputaran persoalan pertanian yang dimana pemerintah kabupaten masih belum sepenuhnya memajukan petani. Padahal jika dilihat dari PDRB Dairi bahwa hitung-hitungan penyumbang terbesar berasal dari sektor pertanian.

Petani memiliki data valid terkait hasil kekayaan sumber daya alam yg mereka miliki dan kelola. Hitungan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam (VESDA)  yg baru-baru ini dilakukan masyarakat di dusun Lumban hutasoit Desa Pandiangan bersama lembaga pendamping YDPK dan PETRASA menunjukkan bahwa pendapatan dari dusun mencapai ± Rp. 1M dan itu baru hanya dari beberapa komoditi hasil pertanian,  hasil hutan dan ternak belum lagi melibatkan ketersediaan air yang sangat berlimpah, udara yang bersih dan sehat serta komoditi lainnya.

Warga menginginkan tindakan nyata dari para pihak pemerintah terkhusus dinas pertanian kabupaten untuk bisa meningkatkan hasil pertanian masyarakat  dan memajukkan hasil tani sebagai salah satu ciri khas Dairi Unggul.

Disamping itu,  keluhan warga menjadi lengkap ketika baru-baru ini pihak dari Dinas Pertanian memberikan surat rekomendasi peralihan fungsi lahan menjadi lahan kurang produktif dan layak jadi  penambangan. Ini menjadi persoalan besar yg dihadapi petani. Kehadiran industri yang membongkar perut bumi menjadi potensi ancaman besar bagi petani. Mereka menyadari bahwa pertanian tidak bisa hidup berdampingan dengan penambangan / industri ekstraktif.  Bagaimana kita mau memajukan pertanian kalau lahan juga sudah semakin sedikit untuk bertani, ucap salah seorang warga yang ikut beraudiensi

Robot Manullang sebagai Kadis pertanian menanggapi pertanyaan dan pernyataan warga, “saya akan berusaha semaksimal mungkin dalam membantu masyarakat petani, baik dalam hal menfasilitasi peralatan pertanian yang akan membantu petani dalam meningkatkan kualitas pertaniannya”, ujar Kadis Pertanian . Kadis Pertanian juga menyampaika bahwa dinas pertanian juga dalam kepemimpinannya akan berusaha meningkatkan kinerja Dinas pertanian dengan melakukan crosscheck terhadap kinerja Penyuluh di desa-desa. Bahkan Kadis Pertanian sendiri akan turun langsung kelapangan dalam melihat situasi lahan pertanian masyarakat dan persoalan-persoalan yang ada di lapangan saat ini. Dinas pertanian juga akan memikirkan  lebih mendalam apa yang dapat dilakukan bersama terkhusus dalam persoalan yang disampaikan oleh para petani kepada Dinas Pertanian saat ini. 

Terkait dengan situasi atau isu yang mengatakan pengalihan fungsi lahan itu masih perlu diperjelas dan ditelusuri. “Pastinya  kami Dinas pertanian sudah punya konsep dan strategi  bagaimana supaya petani itu bisa bertahan hidup. Karena tidak  pernah keputusan pemerintah akan mencelakai masyarakat”, tambah Robot Manullang

Harapan masyarakat, pernyataan dari Bapak Kadis tidak hanya sekedar manis di bibir dan memanjakan telinga, namun segera terealisasi dan berdampak positif bagi masyarakat.

Hidup PETANI

#RAKYAT BERDAULAT.