KONFERENSI INTERNASIONAL


Mengklimatisasi Pembangunan Berkelanjutan dan Hak Asasi Manusia Krisis Iklim dan Cara Meresponsnya sebagai Masyarakat Sipil di Asia & Tur berpemandu ke area Program Perubahan Iklim CCDB di pesisir Bangladesh, Oktober 2022

Masa depan peradaban manusia bergantung pada pembatasan pemanasan global hingga di bawah 2 derajat dan menciptakan masyarakat yang tahan iklim. Kawasan Asia-Pasifik sangat penting dalam konteks ini, bukan saja karena populasi dan dinamika pertumbuhan ekonominya, tetapi juga karena dampak yang tinggi terhadap risiko iklim, terutama komunitas yang rentan seperti petani, nelayan dan komunitas lainnya. Krisis iklim membahayakan komunitas tempat kita bekerja.

Mereka terkena risiko iklim yang mengancam kehidupan dan mata pencaharian dan yang melampaui kapasitas perlindungan dan kemampuan mereka. Brot für die Welt (BfdW), dalam Strateginya ‘Untuk kehidupan yang bermartabat mendefinisikan keadilan iklim dan transisi ekologi sosial sebagai satu dari lima prioritas strategis, yang bertujuan untuk mendorong pencapaian tujuan iklim global, membatasi dampak perubahan iklim, dan mempromosikan keadilan iklim. BfdW berupaya meningkatkan ketahanan iklim melalui adaptasi iklim dan pengurangan risiko bencana serta mitigasi emisi dengan perluasan energi terbarukan, bekerja sama dengan mitra.

Christian Commission for Development in Bangladesh (CCDB), sebuah CSO iklim terkemuka di Bangladesh yang juga merupakan mitra BfdW mendapat kepercayaan dari BfdW untuk menjadi tuan rumah konferensi Internasional . Konferensi ini merupakan tindak lanjut dari konsultasi mitra Asia-Pasifik tentang perubahan iklim yang diselenggarakan BfdW di Bangladesh pada tahun 2009. Ini adalah bagian dari program pelatihan dan dialog iklim bersama yang baru yang diprakarsai oleh BfdW dan CCDB pada Februari 2022 dengan sisten online. Konferensi ini juga sekaligus peresmian centre iklim CCDB yang diselenggarakan pada 1 Oktober 2022.

Petrasa sebagai salah satu mitra BfdW di Indonesia mendapat kesempatan untuk menjadi salah satu peserta konferensi Internasional ini bersama 5 mitra Indonesia lainnya antara lain : JAMTANI, MPM, AOI, BIT dan YAK GBKP. Mitra Indonesia menjadi peserta yang mendapatkan quota paling besar dibandingkan peserta dari negara lain seperti Thailand, Philipina, India, Vietnam, Nepal dan negara Asia Pasifik lainnya.

Ridwan Samosir, sekretaris eksekutif Yayasan Petrasa yang menjadi salah satu peserta konferensi menjelaskan bahwa konferensi itu sangat penting sebagai media pertukaran pengalaman untuk membangun ketahanan komunitas melalui strategi adaptasi dan mitigasi di negara-negara Asia Pasifik. Selain itu konferensi itu juga menjadi sebuah kesempatan untuk mendesign advokasi untuk keadilan iklim dengan memobilisasi publik baik ditingkat lokal, nasional dan internasional.

Pembelajaran Penting

Selama mengikuti konferensi internasional study lapangan perubahan iklim di CCDB Bangladesh ada beberapa pembelajaran penting yang didapatkan yaitu :

Climate Centre

Climate Centre yang dimiliki CCDB merupakan pusat pembelajaran iklim yang diperuntukkan untuk komunitas-komunitas yang paling rentan. Selain itu Climate Centre tersebut juga bisa menjadi alat advokasi untuk pengambil kebijakan di Bangladesh. Climate centre yang didukung oleh BfdW digunakan sebagai media untuk meyakinkan pemerintah Bangladesh untuk segera mengambil langkah dan aksi nyata mengingat Bangladesh adalah salah satu negara yang menerima dampak perubahan iklim paling besar di Asia Pasifik.

Parlemen lokal dan nasional serta pejabat pemerintah mulai dari kementrian dan pejabat lokal melihat secara langsung manfaat Climate Centre sebagai alat untuk mengembangkan strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Cilmate Centre berhasil menginspirasi pemerintah untuk mengembangkan program nasional yang respon terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Bangladesh.

Community Climate Resilience Centre (CCRC)

Pembelajaran penting lainnya adalah pengembangan CCRC sebagai upaya adapatasi warga desa terhadap dampak perubahan iklim. Kalau Climate Center dalam lingkup yang lebih luas, maka CCRC dalam lingkup yang lebih kecil seperti desa. CCRC adalah organisasi lokal yang dibentuk oleh masyarakat desa untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim. Dampak-dampak yang sudah dirasakan masyarakat desa seperti banjir, kenaikan air laut, erosi, angin topan dan bencana alam lainnya direspon melalui organisasi desa yang disebut CCRC.

Hadirnya CCRC meningkatkan peran masyarakat dalam mengatasi dampak perubahan iklim tersebut. CCRC juga membangun kerjasama dengan pemerintah desa sehingga strategi adapatasi dan mitigasi bisa dilakukan secara bersama sama. CCRC ini sangat cocok untuk di adaptasikan di kabupaten Dairi sehingga setiap desa memiliki organisasi yang fokus terhadap penanganan dampak perubahan iklim.

Selama ini petani di kabupaten Dairi sudah merasakan dampak perubahan iklim seperti naiknya suhu udara, sulitnya memprediksi musim, munculnya hama dan penyakit pada tanaman, hujan es, angin puting beliung dan berbagai bencana lainnya. Pembentukan organisasi seperti CCRC sangat tepat untuk mengatasi dampak perubahan iklim sehingga komunitas desa mampu meningkatkan ketahanan dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

One World, One Climate, One Future, Together For Climate Justice