“From Field to Plate” adalah tema keseruan di Kantor Petrasa pada hari terakhir bulan Februari lalu. Kamis, 28 Februari 2019, sebanyak 24 orang petani yang semuanya adalah kaum ibu berkompetisi membuat dan menyajikan makanan tradisional hasil olahan produk pertanian organik mereka. Mereka terdiri dari 8 tim dari 8 kelompok CU dampingan Petrasa yaitu Hasadaon, Miduk, Sahata, Mulia, Membangun, Rismaduma, Maju Jaya, dan Bagas Pangula.
Dengan celemek warna-warni, para ibu ini bekerja sama membuat kreasi makanan dari bahan-bahan pertanian organik seperti labu kuning, singkong, ubi ungu, kentang, dan sayuran organik. Semua bahan-bahan tersebut mereka bawa dari ladang mereka sendiri. Kompetisi berlangsung selama 1,5 jam dan selama itu pula ketiga juri berkeliling untuk menilai proses masak mereka.
Ketiga juri tersebut antara lain Chef Yudi seorang ahli dalam pattiserie sekaligus pemilik Dilly’s Pattiserie, Yuyun Ginting yang merupakan konsumen tetap produk pertanian organik Petrasa, dan Lidia Naibaho yang adalah Direktur Yayasan Petrasa. Mereka bertiga berkeliling untuk berinteraksi langsung dengan para petani yang sedang memasak. Mereka menilai beberapa kategori seperti kebersihan, kerjasama tim, rasa makanan, penyajian makanan, dan teknik memasak. Suasana begitu ceria dan cair seolah tidak tampak sebuah kompetisi.
Dalam waktu satu setengah jam, para petani membuat berbagai variasi makanan seperti bola ubi coklat, onde-onde dari ubi ungu, bolu lapis dari singkong, lappet dari labu kuning, risoles dari campuran kentang dan ubi, urap dari sayur organik, dan berbagai makanan tradisional lainnya. Tidak hanya memerhatikan rasa, para petani ini juga sangat memperhatikan tampilannya.
“Kegiatan ini sangat seru. Kami sangat semangat untuk menang, tapi kami juga mau menikmati masak-masaknya dan menampilkan yang makanan yang terbaik,” ungkap Ibu br. Purba dari Kelompok Membangun yang berkreasi membuat Perkedel Ubi Kentang dan Onde-onde Singkong.
Lain lagi dengan Ibu R. Samosir dari Kelompok Hasadaon yang membuat sayur urap dan bolu lapis singkong. “Kami optimis menang. Tapi yang paling penting kita senang,” ujarnya.
Para juri kemudian mencicipi setiap makanan yang disajikan masing-masing tim. Mereka sangat mengapresiasi semangat dan kreatifitas para ibu yang memanfaatkan bahan pangan dari ladang mereka sampai bisa menciptakan makanan seperti itu.
Tidak hanya lomba memasak, para petani yang ikut berkompetisi pun mengikuti demonstrasi cara memasak Kue Lumpur yang dipandu oleh Chef Yudi langsung. Menurut penjelasan Chef Yudi, kue lumpur yang terbuat dari kentang ini sebenarnya bisa divariasikan dengan jenis bahan lain seperti ubi ungu atau labu. Tidak hanya berbagi ilmu kepada petani, Chef Yudi juga mengajak para petani bergantian mencoba menuang adonan kue lumpur ke loyang. Ia mengajak para petani untuk tidak takut berkreasi dan mau mencoba.
Chef Yudi dari Dilly’s Pattiserie memuji semangat para petani. Ia mengaku senang bisa menjadi bagian dari kegiatan ini dan berinteraksi dengan petani langsung. “Saya senang sekali melihat semangat mereka. Sebenarnya, ada banyak yang bisa mereka buat dari bahan-bahan di ladang mereka. Kalau ke depannya ibu-ibu ini mau terus berkreasi, ini bisa dijual dan bisa jadi pendapatan untuk keluarga,” ungkapnya dengan ramah.
Sementara itu Yuyun Ginting yang merupakan salah satu konsumen tetap produk organik Petrasa dengan semangat mengajak para ibu untuk menerapkan ilmu memasak ini dimulai dari keluarga. “Sebagai ibu rumah tangga kita mesti bisa mengolah bahan-bahan ini jadi makanan yang enak dan sehat yang paling sederhana untuk konsumsi keluarga kita,” katanya dengan semangat.
Direktur Yayasan Petrasa Lidia Naibaho menutup lomba masak-memasak ini dengan ajakan supaya para petani tetap semangat dan mau mengolah bahan pangan dari ladang mereka. Ia mendorong petani untuk bisa mengolah pangan dari ladang sampai ke meja makan.
Kompetisi memasak dengan bahan organik ini merupakan kegiatan menuju Petrasa Fair 2019. Petrasa Fair akan kembali dengan berbagai kegiatan untuk menebarkan semangat pertanian organik kepada masyarakat Dairi tahun ini.
*FRT