Ditulis oleh : Gloria Sinaga
PETRASA Gandeng Lembaga Sekolah Di Kabupaten Dairi Wujudkan Pertanian Organik
“Indonesia Krisis Petani Muda”, Saat ini hanya sedikit Pemuda/I yang berprofesi sebagai petani, dikarenakan berprofesi sebagai petani memiliki stigma yang seolah-olah jorok dan tidak menjanjikan. Ada apa dengan profesi sebagai petani?.
Sebenarnya pertanian itu adalah sebuah profesi yang sangat begitu mulia, sebab pertahanan sebuah negara adalah Petani. Stigma tentang petani itu masih lebih kental jika setiap dalam diskusi kepada Pemuda/I menyebutkan bahwa seorang sarjana baiknya harus bisa bekerja di tempat yang mewah, dikantor-kantor,perusahaan ternama dan profesi lainya, tidak pernah disebutkan bahwa petani adalah sebuah profesi yang juga menjanjikan.Dengan membangun optimisme pasti berhasil apalagi di barengi dengan pertanian tertata dan memiliki management baik pula.
Sesuai dengan data pusat statistik Ta 2018, mereka menyurvei petani 17 juta Petani setelah dibagi berdasarkan usia , jumlah petani Usia 45-50 Tahun hanya 7,8 Juta jiwa petani, Usia 30-40 Tahun hanya berjumlah 6 Juta petani, sementara Usia 20 Tahun hanya berjumlah 2,9 Juta petani hampir mirip datanya dengan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan atau KRKP Ta 2015, menurut mereka hampir 48 pesern petani berusia 50 Tahun lebih, nah jika melihat ini hampir 70 persen tidak ingin bercita-cita sebagai petani.
Apa penyebabnya jika anak muda tidak mau menjadi petani?apakah ada pengaruhnya kebijakan pemerintah yang lebih memprioritaskan sektor non pertanian? takutnya tergerusnya regenasi pertanian jika pertanian tidak menjadi pilihan pekerjaan, tidak lagi masalah lahan, sebab rata-rata petani di Indonesia tidak punya lahan yang cukup untuk dikelola, lantas apa yang harus kita lakukan bersama untuk menjaga ketahanan pangan?.
Lembaga yayasan PETRASA di Kabupaten Dairi , yang konsern dibidang penerapan Pertanian-Peternakan konsep selaras alam melalui divisi Pertanian Peternakan Yayasan PETRASA, mencoba melakukan kolaborasi bersama lembaga sekolah yang ada dikabupaten Dairi dalam penerapan pertanian organik dengan memulai hal kecil dulu seperti halnya penerapan “Garden School” metode perlombaan. Hal ini adalah sebagai langkah awal untuk pengenalan pertanian kepada anak remaja sejak dini, setidaknya mereka menyadari bahwa profesi sebagai petani bukan pekerjaan yang hina, tetapi bagaimana mereka membuat pertanian ini menjadi lebih menarik, dengan membangun kreatifitas dan berdaya saing.
13 sekolah yang kita undang,hanya 6 lembaga sekolah yang konsistensi mengikutinya diantaranya adalah , Lembaga Sekolah MAN Sidikalang, Sma Santo Petrus Sidikalang, Sma Nasional Sidikalang, Sma Maranatha Sidikalang, Sma Methodist Sidikalang dan Smk N 1 Sitinjo.
Ke 6 sekolah tersebut sudah mendapatkan Tehnikal Meeting Dari Lembaga Yayasan Petrasa di konsep sama seperti pelatihan mini selama 1 Bulan penuh, pelatihan mini yang dimaksud adalah, Mereka mendapatkan pelatihan cara pembuatan Bokashi, cara pembuatan Pupuk Organik Cair, cara pembuatan Zat Perangsang Tumbuh ( ZPT), Cara pembuatan Ecoenzyme dan cara pemanfaatan limbah pertanian menjadi bernilai lebih, bahkan semua materi itu di bagikan kesetiap sekolah yang terdaftar resmi sebagai peserta lomba dengan harapan,akan dilakukan secara berkelanjutan di sekolah masing-masing.
Perlombaan ini dilakukan dengan menerapkan di sekolah masing-masing menanam tanaman Hortikultura ( sayuran ) di areal sekolah , menggunakan nutrisi yang sudah di dipraktekkan masing-masing, dan itu menjadi bagian penilaian Petrasa melaui juri yang sudah di hunjuk khusus penilaian proses pertanian, juri tersebut adalah seorang petani muda lulusan sarjana pertanian yang memilih tinggal di desa dan bertani organik beliau adalah Ferdinan Andrianto S S.Agr. Dewan juri tersebut menilai 60 % segala proses mulai dari penilaian teknis, penilaian Visual dan penilaian hasil.
Penilaian dilakukan langsung kunjungan monitoring dan mentoring kesetiap sekolah, dengan cara wawancara kesesuaian dengan perlakukan. Semua proses yang dilakukan selurus peserta lomba harus dibuat dalam bentuk video dan itu mejadi bagian penilaian 40 persen dari ketentuan seperti halnya Penilaian dari Skrip /Naskah, Vusual,Audio, dewan juri untuk penilaian hal tersebut diatas adalah Bpk Suzerain Zoe Padang S.SoS.
Petrasa juga mengundang dari Dinas pertanian Kabupaten dairi sebagai dewan juri yang menilai cara peserta lomba dalam mempresentasikan proses selama penerapan garden school di sekolah yaitu dibagian penguasaan materi dan juga tata cara presentasi hal tersebut diatas 10% penilaian. Dewan juri yang mewakili dinas pertanian adalah beliau Ibu Meri Debora Saragih. Dinas Pertanian Kabupaten Dairi memberikan Support Bibit dan Juga tong Mini sebagai stimulan untuk mendukung praktek keberlajutan penerapan di sekolah masing-masing.
Perlombaan penerapan “School Garden” tersebut di menangkan oleh peserta lomba sebagai Berikut ;
1. Sekolah SMK Marantha Sidikalang Juara I
2. Sekolah Sma Santo Petrus Sidikalang Juara II
3. Sma Nasional Sidikalang Juara III
Harapan Lembaga Petrasa berkolaborasi dengan lembaga sekolah dikabupaten Dairi adalah untuk menumbuhkan rasa bahawa pertanian adalah sebagai pekerjaan mulia dan menjadi Petahana negara yang harus di perjuangkan dan dipertahankan, Sebab tanpa Pertanian Tata negara tidak akan berjalan.
Penerapan pertanian organik yang dilakukan sekolah tersebut adalah bagian besar untuk menjaga bumi,dan juga bentuk nyata mitigasi adaptif pertanian.
Divisi Pertanian-Peternakan Yayasan Petrasa