Cari Ilmu ke Serdang Bedagai, PETRASA dan Petani Perdalam SLI dan Padi Organik

Petani PETRASA dan Petani BITRA berfoto bersama setelah kunjungan belajar SLI dan padi organik

Kontributor: Boy Hutagalung – Kepala Divisi PSA

Pada tanggal 17–18 Juli 2025, PETRASA melalui Divisi Pertanian Selaras Alam (PSA) mengadakan kunjungan orientasi lapangan ke Yayasan Bitra Indonesia. Bertempat di hamparan persawahan Desa Dame, Kecamatan Dolok Masihul, kunjungan ini menjadi ruang belajar yang inspiratif bagi delapan petani dampingan PETRASA dan staf pendamping.

Tujuan utama kegiatan ini adalah memperkuat kapasitas petani dalam menghadapi perubahan iklim melalui pendekatan data-driven dalam pengelolaan pertanian. Salah satu fokus utama kunjungan ini adalah mempelajari program Sekolah Lapang Iklim (SLI) dan sistem budidaya padi organik dari petani dampingan Bitra Indonesia.


SLI: Menyelaraskan Tanam dengan Iklim

Sekolah Lapang Iklim (SLI) merupakan program kolaboratif antara BMKG, pemerintah Desa Dame, dan komunitas petani setempat. Program ini tidak hanya mengajarkan petani membaca prakiraan musim atau mengenali fenomena iklim ekstrem, tetapi juga bagaimana mereka dapat merespons kondisi tersebut dengan praktik pertanian yang adaptif.

Di demplot seluas 3 rante (1.200 m²), para petani menanam varietas padi mentik susu menggunakan sistem pertanian organik. Di sinilah mereka belajar langsung di lapangan, mulai dari membaca data cuaca lokal, merencanakan pola tanam, hingga mengenali teknik yang mampu menjaga hasil panen tetap optimal di tengah perubahan iklim yang tidak menentu.

SLI membuka ruang dialog yang partisipatif dan aplikatif. Petani PETRASA dan BITRA saling bertukar pengalaman, belajar bersama, dan saling menginspirasi. Diskusi dilakukan secara santai namun penuh makna — menjadikan pengalaman ini bukan sekadar studi banding, tetapi sebagai proses pertumbuhan bersama.


PAMOR dan Semangat Transformasi Pertanian

Kunjungan juga dilanjutkan ke Unit PAMOR Serdang Bedagai di Jambur Pulau. Di sini, diskusi mengupas perjuangan para petani dalam membangun sistem pertanian yang lebih sehat, ramah lingkungan, dan berkeadilan.

Dalam PAMOR, pertanian organik dipercaya bukan hanya soal bebas dari bahan kimia sintetis. Ini adalah gerakan hidup: menjaga kesuburan tanah, melestarikan keanekaragaman hayati, dan membangun sistem pangan yang adil bagi semua. Lebih dari itu, ini adalah bentuk perlawanan terhadap krisis ekologi dan ketimpangan yang masih membayangi petani kecil.

Budidaya padi organik menjadi bukti bahwa pertanian bisa menjadi solusi. Tak hanya menghasilkan beras yang sehat untuk konsumen, tapi juga menurunkan biaya produksi, menjaga kesehatan tanah, dan meningkatkan kesejahteraan petani dalam jangka panjang.


Bertani untuk Masa Depan yang Lestari

PETRASA melalui Divisi Pertanian Selaras Alam percaya bahwa pertanian bukan sekadar aktivitas ekonomi, tetapi jalan perubahan sosial. Ketika petani belajar membaca cuaca, mengelola lahannya dengan bijak, dan menjalin solidaritas lintas komunitas, di situlah lahir harapan akan masa depan pangan yang berdaulat dan berkelanjutan.

Dalam setiap proses belajar, PETRASA hadir sebagai teman seperjalanan. Kami akan terus mendampingi petani untuk membangun pertanian yang tangguh iklim, selaras dengan alam, dan berpijak pada kearifan lokal.

Karena kita percaya, petani bukan hanya penghasil pangan, mereka adalah pelindung bumi dan penjaga masa depan kita semua!

Adaptasi Iklim di Tangan Petani: Sekolah Lapang Iklim Bersama PETRASA

Pada tanggal 30 Oktober 2024, PETRASA menyelenggarakan diskusi Sekolah Lapang Iklim (SLI) bersama 12 petani padi dampingan. Kegiatan ini dirancang sebagai literasi iklim bagi petani untuk meningkatkan ketahanan pangan dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan petani pada isu perubahan iklim serta dampaknya, dan mengembangkan pemahaman mereka terkait data dan informasi iklim yang dapat diterapkan dalam praktik pertanian mereka. Dengan pengetahuan ini, diharapkan petani dapat menyesuaikan strategi dan pola tanam yang sesuai dengan kondisi iklim setempat.

Selama kegiatan, para petani merefleksikan pengalaman mereka dalam menjalani pertanian organik. Diskusi ini mencakup tantangan, proses, dan kendala yang mereka alami ketika beralih dari penggunaan bahan kimia ke metode organik. Petani membagikan pengalaman kesulitan diawal karena input produksi dan hasil panen yang menurun. Meski pada awalnya menghadapi kesulitan, petani kini konsisten menerapkan teknik pertanian organik dan pelan-pelan merasakan hasil yang menguntungkan.

Dalam sesi diskusi, petani juga mendapatkan materi mengenai tujuan SLI yang akan dilaksanakan pada periode tanam mendatang. Kegiatan ini akan berlangsung di lahan salah satu petani muda, yang dipilih karena lokasinya mudah diakses dan dekat dengan pemukiman, sehingga memudahkan pengamatan. Para petani akan dibagi ke dalam beberapa kelompok, dan setiap kelompok akan mengamati perkembangan tanaman mulai dari pengolahan lahan hingga panen.

Dengan adanya SLI, diharapkan petani padi dapat mengembangkan usahanya dengan pendekatan yang lebih berkelanjutan dan adaptif terhadap iklim, serta menjadi pionir dan kader di wilayah masing-masing.