Pada kesempatan itu, Dr. Kapten Anthon Sihombing, MM dan pengurus PPODA bertukar pikiran tentang program yang sedang dikerjakan olehnya di Sumatera Utara sebagai bagian dari Komisi V yang mengurus pembangunan infrastruktur. Ia saat ini sedang terlibat dalam pembangunan jalan di sekitar Danau Toba dan pembangunan dermaga di Tongging.
Perayaan HUT Perhimpunan Petani Organik Dairi (PPODA) Ke – XIII
Tak ada kata selain puji syukur atas kebaikanNya untuk semua kelancaran pesta petani kemarin, atas cuaca dan situasi aman.
Sekitar 2000 petani hadir merayakan dirgahayu ke 13 organisasi PPODA. Acara ini juga dihadiri para tamu undangan, teman2 NGO, direktur pembibitan dari kementerian pertanian dan Bpk. Anton Sihombing, anggota DPR RI. Terima kasih untuk semua yang telah membantu materi, pikiran dan tenaga.
Di tengah bahagia itu, ada kekecewaan atas ketidakhadiran Pemkab Dairi yang sudah diundang jauh jauh hari. Padahal pesta ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk saling membangun dan bersinergi dalam kerja-kerja pemberdayaan petani Dairi.
Tapi, perjuangan dan karya tidak boleh berhenti. Petani tetap harus berjuang dan bersatu untuk kesejahteraannya. Seperti tertulis “bertolong-tolongan lah menanggung bebanmu”. Teruslah berjuang, melangkah dan jadikan gerakan organik ini gerakan bersama. Pertolongan akan datang dari mana mana.
Dan Mengutip khotbah dr Pdt. Agustinus Purba, ketua moderamen GBKP “tugas setiap kitalah menjaga bumi dan segala ciptaanNya”. Ayoo berkontribusi untuk mnjaga alam kita, untuk bumi, untuk generasi-generasi masa depan!
Bravo! Dirgahayu PPODA!!!
“Sidikalang Arabica Coffe”
Kalo belum pernah, dicobain deh…
aroma, rasa dan filosofi bisa diuji ???Bisa pesan langsung ke Yayasan Petrasa, atau hubungi langsung ke Kontak Kami.
Bertani Tanpa Beternak Adalah Budak Pupuk Kimia
Pelatihan dan orientasi yang diadakan YAYASAN PETRASA dengan peserta pemuda-pemudi berani bertani ini bertujuan untuk menciptakan kader-kader petani yang dulunya bertani iseng-iseng, kini siap menjadi pelaku usaha tani, pemasok konsumsi untuk kalangan keluarga dan masyarakat disekitar, dapat memanfaatkan kotoran ternak sebagai pengganti pupuk, dan tidak lagi menjadi budak pupuk kimia.
Ada 21 orang peserta (3 perempuan, 18 laki-laki) yang mengikuti pelatihan dan orientasi ini. Pelatihan dilakukan di kantor PETRASA dan Siborong-borong pada tanggal 17-22 april 2017. Materi dalam pelatihan ini adalah mencakup pemotivasian, budidaya pertanian dan peternakan (khususnya Pertanian selaras alam), pengembangan ekonomi kerakyatan dan advokasi, dipaparkan oleh narasumber dari PETRASA. Kegiatan dilanjutkan dengan praktek pembuatan Bokashi (kompos), Pestisida Nabati, perangsang tumbuh (ZPT) dan Pembuatan fermentasi pakan ternak Babi. Ditambah dengan pemberian materi pengenalan penyakit-penyakit tanaman dan ternak serta cara mengobatinya.
Hari ke 4 dan 5, peserta diajak melakukan orientasi kedaerah siborong-borong, yakni ke lahan pertanian Amang Hutapea yang sudah sejak lama menggunakan pertanian selaras alam. Kemudian ke lahan peternakan Alexander Simamora dan Amang Sitorus. Dari penjelasan ketiga narasumber, peserta mendapat banyak pembelajaran karena mereka dapat melihat langsung bagaimana budidaya yang baik.
Kotoran dari ternak dapat dimanfaatkan menjadi kompos dan tidak perlu lagi membeli pupuk kimia. Uang yang tadinya digunakan untuk membeli pupuk kimia,dapat dipergunakan untuk keperluan-keperluan rumah maupun keperluan lainnya.
Asef hutasoit, seorang peserta pelatihan yang menjadi peserta terbaik selama pelatihan dan orientasi berlangsung berkata, “Melalui pelatihan dan orientasi ini, sekarang saya tidak ragu lagi untuk menjadi Peternak dan Petani organik, tetapi saya akan mulai fokus dari beternak dulu”, ujar Asef yang memilih bertani dan beternak setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas.
“Sinur Napinahan, Gabe Naniula, Horas Akka Jolma..!!!”
Bertani Tanpa beternak adalah Budak Pabrik Pupuk Kimia..