1.449 Pelajar di Dairi Belajar tentang Perubahan Iklim

Sosialisasi PETRASA

Selama empat hari yang penuh semangat, PETRASA melakukan perjalanan ke enam sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan di Dairi, memperkenalkan isu penting mengenai perubahan iklim kepada 1449 siswa. Dengan langkah ini, PETRASA berupaya membekali generasi muda dengan pengetahuan dan kesadaran yang mendalam tentang dampak perubahan iklim serta strategi adaptasi dan mitigasi yang bisa mereka terapkan.

Sekolah-sekolah yang dikunjungi termasuk SMAN 1 Sidikalang, SMAN 2 Sidikalang, SMKN 1 Sidikalang, SMKN 1 Parbuluan, SMAN 1 Siempat Nempu Hulu, dan SMA St. Petrus Sidikalang. Setiap sesi sosialisasi dirancang dengan interaktif, mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi dalam diskusi dan berbagi ide. Dalam suasana yang dinamis ini, para siswa diajak untuk berpikir kritis tentang lingkungan mereka dan tindakan yang bisa diambil untuk memerangi perubahan iklim.

Salah satu fokus utama dari sosialisasi ini adalah menjelaskan bagaimana perubahan iklim mempengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk dampak yang mungkin mereka alami di sekitar mereka. Dengan pendekatan yang mudah dipahami, para siswa diajarkan tentang pemanasan global, peningkatan suhu, dan fenomena cuaca ekstrem. Mereka juga diajak untuk mengenali peran mereka sebagai agen perubahan, dengan mengedepankan langkah-langkah kecil yang bisa dilakukan di lingkungan sekolah dan rumah.

Kaum muda memiliki potensi besar untuk menjadi katalisator perubahan, terutama dalam isu-isu lingkungan. Melalui pendidikan dan sosialisasi yang tepat, mereka dapat berkontribusi secara signifikan dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan. Dengan bekal pengetahuan yang didapat, diharapkan siswa dapat menerapkan tindakan nyata, mulai dari pengurangan sampah plastik hingga penerapan praktik daur ulang di sekolah mereka. Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dapat menjadi bagian integral dari gaya hidup mereka.

Untuk mendorong inovasi dan kreativitas siswa dalam mengatasi tantangan perubahan iklim, PETRASA memperkenalkan kompetisi “School Contest” yang diadakan oleh Indonesia Climate Change Alliance (ICCA). Dalam kompetisi ini, setiap sekolah yang telah mengikuti sosialisasi akan mengirimkan proposal berisikan aksi kreatif untuk mengatasi perubahan iklim. Dua proposal terbaik dari enam yang masuk akan mendapatkan hadiah masing-masing 5 juta rupiah untuk merealisasikan aksi mereka di sekolah.

Enam tim dari 6 sekolah akan berpartisipasi dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan di kantor Yayasan PETRASA pada hari Selasa, 15 Oktober 2024. FGD ini bertujuan untuk menginformasikan detail dan aturan-aturan yang harus diikuti dalam kompetisi ini.

Melalui ‘School Contest’ ini, PETRASA bersama ICCA tidak hanya meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim di kalangan pelajar, tetapi juga menginspirasi mereka untuk mengambil peran aktif dalam melindungi lingkungan. Dengan menciptakan ruang bagi kaum muda untuk berinovasi dan berkolaborasi, diharapkan mereka dapat menjadi pemimpin masa depan yang peduli terhadap keberlanjutan bumi. Kegiatan ini adalah langkah awal menuju perubahan yang lebih besar, di mana generasi muda berani mengambil tindakan untuk menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih baik.

Wabah Penyakit Ternak Babi Merebak di Dairi, Peternak Merugi

Sejak awal September 2019 lalu, ternak babi di Dairi terserang virus penyakit yang mematikan. Berdasarkan berita yang kami lansir dari Tagar.id, dari 15 kecamatan yang ada di Dairi, virus ini telah menjangkit ternak babi di 11 kecamatan. Jumlah ternak babi yang mati di Dairi saat ini pun sudah mencapai 700 ekor.

Untuk menyikapi kejadian ini, Yayasan Petrasa sejak awal September pun meningkatkan intensitas program vaksinasi ternak babi ke berbagai desa dampingan. Hal ini dilakukan sesuai dengan laporan dan keluhan peternak dampingan Petrasa. Mereka resah karena ternak babi mereka banyak yang terjangkit dan mati mendadak.

Program vaksinasi gencar dilakukan di Kecamatan Lae Parira, Kecamatan Siempat Nempu, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kecamatan Sumbul, dan Kecamatan Siempat Nempu Hulu. Staf Peternakan Petrasa tidak bekerja sendiri. Dengan bantuan tenaga dari para kader peternakan dampingan Petrasa, program vaksinasi ini dapat dilakukan.

Selain vaksinasi, Petrasa menganjurkan peternak untuk melakukan pencegahan alami (biosecurity) dengan cara menjaga kebersihan kandang dan membuat pengasapan di sekitar kandang.

Setidaknya ada 300 ekor ternak babi milik peternak dampingan Petrasa yang mati akibat penyakit ini. Para peternak merugi besar. Salah seorang peternak di Kecamatan Lae Parira mengaku telah kehilangan 12 ekor ternak babi akibat penyakit ini dalam waktu dua minggu.

Gejala yang terlihat pada babi yang terjangkit adalah lumpuh, nafsu makan berkurang, badan panas, memerah, dan keluar darah dari hidung. Beberapa waktu yang lalu, Dinas Pertanian melalui Bidang Peternakan memberikan keterangan bahwa jenis penyakit yang menyerang ternak babi tersebut adalah virus African Swife Fever (ASF). Virusnya kini semakin mewabah ke daerah-daerah lain di Sumatera Utara.

Menanggulangi hal ini, Dinas Pertanian Bidang Peternakan Kabupaten Dairi telah membuat unit bantuan yang mengumpulkan dan menguburkan bangkai ternak babi milik warga. Inisiatif ini lahir dari banyaknya ternak babi yang dibuang ke sungai dan ke jurang pinggir jalan oleh warga. Masyarakat terus dihimbau untuk tidak membuang bangkai babi sembarangan.

Sampai saat ini pun Petrasa terus membangun koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Dairi dan dokter hewan. Dibutuhkan kerjasama dari semua pihak untuk mengatasi masalah ini agar tidak semakin berkepanjangan. Kita semua berharap segera ada cara efektif untuk menghentikan wabah penyakit ini.

Peluang Produk Pertanian Organik dari Dairi ke London

 Produk organik semakin hari semakin diminati banyak orang di seluruh dunia. Kesadaran untuk menjaga kesehatan melalui konsumsi makanan sehat adalah salah satu alasan utama. Minat yang tinggi ini kemudian membuat permintaan produk-produk pertanian organik juga semakin banyak. Hal ini juga yang menjadi salah satu latar belakang Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, Inggris mengadakan pameran produk pertanian organik bertajuk, “Indonesian Organic Food Day”.

            Yayasan PETRASA yang merupakan anggota Aliansi Organis Indonesia (AOI) ikut berpartisipasi dalam acara yang terlaksana di London pada Jumat, 7 Desember 2018 lalu. Acara yang mengambil tempat di Hotel Marriot County Hall didatangi kurang lebih 300 orang yang antusias dengan produk pertanian organik. Lidia Naibaho, Sekretaris Eksekutif Yayasan PETRASA membawa tiga produk pertanian organik andalan dari Kabupaten Dairi. Ketiganya adalah kopi robusta, kopi arabika, dan andaliman. Ketiga produk organik ini adalah hasil ladang petani organik dampingan Petrasa.

            Kopi organik menarik perhatian berbagai pengunjung yang hadir. Trend kopi yang sedang naik-naiknya dan nama Kopi Sidikalang yang dikenal banyak orang membuat kopi organik yang dipamerkan mendapat perhatian positif. Tidak hanya kopi organik, PETRASA juga memperkenalkan andaliman atau yang lebih dikenal dalam bahasa internasional sebagai sichuan pepper.

            Andaliman yang masuk dalam kelompok rempah-rempah mendapat perhatian tersendiri dari pengunjung. Seperti halnya beberapa negara di Asia yang makanannya kaya dengan rempah-rempah, mereka ingin tahu bagaimana rasa andaliman dan proses budidaya organik yang dilakukan oleh petani andaliman. Lidia Naibaho sebagai perwakilan PETRASA menjelaskan seluk beluk andaliman kepada mereka yang kebanyakan baru pertama kali melihat andaliman secara langsung.

            Acara ini memang dirancang untuk menjadi ruang perkenalan produk pertanian organik Indonesia kepada konsumen pangan dan produk organik di Inggris. KBRI menggandeng AOI, yang kemudian mengajak 3 anggotanya (PETRASA, PMA, Harapan Bersama) sebagai representasi perusahaan dan lembaga pendamping produsen produk pertanian organik di Indonesia. Produk pertanian organik akan sangat dicari hingga 20 tahun ke depan.

            “Kesempatan ini membuat PETRASA semakin giat untuk mengajak petani dampingan di Kabupaten Dairi untuk bertani organik. Pasar organik sangat besar dan ini sangat bisa membantu kehidupan petani, bila kita kerjakan dengan sungguh-sungguh,” jelas Lidia Naibaho dengan optimis. PETRASA sangat berterima kasih kepada KBRI London yang telah menginisiasi kegiatan ini dan tentunya kepada Aliansi Organis Indonesia (AOI) yang telah berhasil menjembatani kerjasama ini dan membawa produk-produk organik anggotanya hingga ke Inggris. Salam sukses!

BERKREASI DENGAN KOPI, DARI MOCCACINO HINGGA BOLU KOPI

Kopi identik dengan minuman hitam yang perlu gula supaya enak diminum. Kebanyakan orang juga berpikir bahwa kopi, sekalipun membeli di kafe, hanya untuk diminum saja. Tapi apa jadinya kalau kopi diolah menjadi es krim atau juga kue bolu?

Pada Kamis dan Jumat lalu (29-30/11), PETRASA mengadakan kelas pengolahan makanan atau Food Processing Class dengan tema Kreasi Kopi. Kelas Kreasi Kopi ini dihadiri oleh 14 orang peserta dari berbagai latar belakang seperti pengusaha café, pemuda yang ingin membuka bisnis café, dan ibu rumah tangga yang ingin berkreasi. Dengan menggunakan d’Pinagar Sidikalang Arabika Coffee sebagai bahan dasarnya, kelas selama dua hari ini berhasil membuat berbagai jenis makanan dan minuman.

Pelatihan ini dipandu langsung oleh dua narasumber Zuma Buluh Coffee, Ibu Amelia Perangin-angin dan Ros Sembiring. Sebelum mulai membuat kreasi makanan dan minuman kopi, mereka menjelaskan manfaat kopi dan berbagai keuntungan yang bisa didapatkan dari pengolahan kopi menjadi makanan dan minuman yang bervariasi. Menurutnya, kopi saat ini adalah peluang pasar yang besar bila semua mau komitmen belajar mengolah kopi.

Pada hari pertama, peserta belajar dengan praktik langsung cara membuat moccachino, frapucino avocado, dan cookies kopi. Peserta ikut aktif dalam mengolah agar lebih paham cara membuatnya. Pada hari kedua, kelas membuat bolu kopi, es krim kopi, dan cookies kacang dengan campuran kopi. Semua variasi makanan dan minuman ini menggunakan kopi d’Pinagar sebagai bahan dasarnya.

Food Procesiing Class ini mendapat antusias yang tinggi dari peserta. Pemilik Kedai Naro, Magdalena Nahampun, yang baru membuka kedai kopinya sangat senang dengan pelatihan ini karena benar-benar memberikan masukan yang besar untuk mengembangkan kafenya. “Pelatihan seperti ini bagus sekali, apalagi bagi kami yang benar-benar ingin membesarkan kembali nama kopi Sidikalang kita dengan kafe kami,” ungkapnya dengan antusias.

Semua peserta senang karena puas dengan sesi pelatihan dan variasi makanan dan minuman yang mereka buat sendiri. Asef Hutasoit, Kader Pemuda Petrasa yang juga mengikuti pelatihan ini merasa bangga bisa berhasil membuat frapucino dengan kreasinya sendiri.

Petrasa berharap bisa memberikan pelatihan mengolah makanan untuk lebih banyak komunitas di Dairi. Khususnya pelatihan yang memanfaatkan potensi dari Dairi. Ester Pasaribu yang menjadi pelaksana pelatihan ini juga berharap variasi makanan yang sudah dipelajari bisa diterapkan untuk pengembangan bisnis kopi lebih banyak orang. Ridwan Samosir selaku Ketua Divisi Pengembangan Kelompok Masyarakat dan Pemasaran berharap para peserta yang telah ikut bisa mulai berkarya dan berbisnis di tempatnya masing-masing.

Diskusi Perangkat Desa, Membangun Indonesia dari Pinggiran

Dalam banyak kesempatan, PETRASA terus berusaha mendorong kesejahteraan para petani kecil di desa. Untuk mewujudkannya, PETRASA senantiasa membuka sebanyak mungkin ruang dan jalan. Salah satunya adalah dengan melaksanakan diskusi perangkat desa yang sejalan dengan salah satu program prioritas Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada butir ketiga yakni “Membangun Indonesia dari Pinggiran”.

PETRASA meyakini akan ada dampak besar bagi kehidupan para petani di desa bila program ini berjalan dengan baik. Dengan kata lain, kesejahteraan para petani di desa akan semakin baik bila pembangunan desa mandiri berhasil. PETRASA pun berinisiatif untuk mempertemukan seluruh perangkat desa  di Kecamatan Lae Parira dan di Kecamatan Sumbul dengan Kepala Bidang Pembangunan dan Keuangan Desa dan Tenaga Ahli Pendamping Desa Kabupaten Dairi. Pertemuan ini adalah sebuah kegiatan peningkatan kapasitas bagi perangkat desa dalam rangka meningkatkan kinerja mereka sesuai dengan implementasi UU Desa No.6 Tahun 2014.

 

Diskusi Perangkat Desa di Kecamatan Lae Parira

Pada Senin (23/7/2018) lalu, PETRASA melaksanakan diskusi dengan perangkat desa di Aula Kantor Kecamatan Lae Parira. Ada sekitar 70 orang perangkat desa yang hadir mewakili sembilan desa di Kecamatan Lae Parira. Kesembilan desa itu adalah Desa Bulu Diri, Desa Kaban Julu, Desa Kentara, Desa Lae Parira, Desa Lumban Sihite, Desa Lumban Toruan, Desa Pandiangan, Desa Sempung Polling, dan Desa Sumbul.

Pada kesempatan tersebut, hadir pula Camat Lae Parira, Edison Siringringo, yang mengarahkan para perangkat desa yang hadir untuk mengambil ilmu sebanyak-banyaknya dari para narasumber demi peningkatan dan perbaikan kinerja mereka.

Diskusi dibagi ke dalam dua sesi. Sesi pertama yang dimulai pada pukul 10.10 WIB menghadirkan Edison Silalahi selaku Kepala Bidang Pembangunan dan Keuangan Desa Kabupaten Dairi. Beliau menjelaskan dasar-dasar hukum yang mengatur posisi, tugas, dan fungsi perangkat desa. Dengan rinci, beliau juga menjabarkan tugas dan fungsi dari setiap perangkat desa mulai dari Sekretaris Desa hingga Kaur per Bidang.

Dalam penjelasannya, Bapak Edison Silalahi menyoroti rendahnya kinerja perangkat desa disebabkan oleh pemahaman perangkat desa yang rendah pada tugas mereka masing-masing.  Kebanyakan dari mereka belum tahu sejauh mana tugas dan fungsi mereka salah satunya dalam penyusunan anggaran dana desa. Juga masih banyak desa yang belum memiliki data-data umum seperti profil desa, jumlah penduduk desa, dan data penting lainnya. Kekurangan ini menyebabkan banyak program pembangunan di desa mandek. Tidak hanya itu, program bantuan pemerintah lainnya pun sering kali menjadi tidak tepat sasaran.

Untuk memberi penjelasan yang bersifat teknis kepada perangkat desa, PETRASA juga menghadirkan Tenaga Ahli Pendamping Desa Kabupaten Dairi, yaitu Bapak P. Sinaga dan Ibu M. br Siahaan. Kedua tenaga ahli ini menjelaskan peran mereka kepada perangkat desa sebagai pembimbing dalam segala hal yang berurusan dengan program kerja desa. Mereka menekankan pentingnya kerjasama yang progresif dari perangkat desa. Sebab desa sekarang didorong untuk mandiri dengan memberdayakan apa yang ada di desanya.

Kami di sini mendampingi desa sampai desa mandiri dalam menjalankan tugas-tugasnya. Setelah itu kami akan lepas karena kami percaya desa sudah bisa jalan sendiri,” jelas Ibu M. br Siahaan kepada perangkat desa.

Perangkat desa yang hadir menyimak penjelasan para narasumber dengan seksama. Meski demikian, mereka belum menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk membahas permasalahan desa yang mereka hadapi. Hal ini terlihat dari sedikitnya perangkat desa yang bertanya kepada para narasumber.

Satu-satunya pertanyaan datang dari Ronald Pane, Kaur Keuangan dari Desa Lae Parira. Ia meminta saran kepada narasumber tentang pentingnya memilih TPK (Tim Pengelola Kegiatan) berdasarkan kemampuan mengerjakan tugas. Ia mengeluhkan seringnya TPK yang terpilih harus dari Kasi Perencanaan Keuangan yang tidak mampu mengerjakan tugasnya.Akhirnya sering program yang sudah direncanakan tidak berjalan dengan seharusnya.

Hal ini ditanggapi langsung oleh pendamping desa. Ia menekankan pemilihan TPK harus sesuai dengan tugas dan fungsi yang ada dalam peraturan dan yang paling penting mampu mengerjakan tugas, karena itulah semua perangkat desa perlu selalu meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan tupoksi di masing-masing bidang.

Diskusi ini berakhir pada pukul 15.00 WIB dengan foto bersama seluruh peserta. PETRASA berharap diskusi ini akan menambah kapasitas perangkat desa dalam melakukan berbagai tugasnya dalam mendukung terwujudnya desa yang sejahtera dan mandiri.

 

Diskusi Perangkat Desa di Kecamatan Sumbul

Kegiatan serupa juga dilaksanakan di Kecamatan Sumbul pada Kamis (26/7/2018) lalu. PETRASA yang bekerja sama dengan Camat Sumbul mengundang 19 desa untuk hadir dalam diskusi perangkat desa yang bertempat di Aula Kantor Camat Sumbul.

Kegiatan dihadiri oleh sekitar 144 orang dari 19 desa di Kecamatan Sumbul. Melihat antusiasme yang tinggi, Camat Sumbul Tikki Simamora mengajak para perangkat desa untuk benar-benar memanfaatkan diskusi ini untuk membenahi masalah di desa masing-masing.

Beliau menyoroti beberapa masalah yang sering  ditemukan di desa. Salah satu masalah yang menjadi perhatiannya adalah proses kerja yang lambat di desa. Beliau sering menjumpai warga desa justru datang ke kantor Camat untuk mengurus satu surat yang seharusnya menjadi pekerjaan kantor desa.

Masih dengan materi dan narasumber yang sama, Edison Sihombing, Kepala Bidang Pemberdayaan dan Keuangan Desa Kabupaten Dairi kembali menjelaskan materi penting mengenai tugas dan fungsi perangkat desa. Ia juga menambahkan delapan etos kerja yang penting bagi perangkat desa. Salah satunya adalah dengan menekankan nilai amanah dalam bekerja.

Beliau mengingatkan para perangkat desa untuk melayani masyarakat dengan setulus hati sebab masyarakat desalah yang telah memilih dan mengizinkan mereka untuk bekerja sebagai perangkat desa. Niscaya etos kerja ini akan memberi dampak yang lebih baik bagi kinerja para perangkat desa.

Dalam sesi ini, seorang peserta yang adalah Sekretaris Desa Pegagan Julu VII, Charles Sihombing pun mengajukan pertanyaan. Ia bertanya perihal penggunaan dana desa untuk membangun kantor desa yang sudah tidak layak huni. Menurut Bapak Edison, pembangunan kantor desa masuk dalam kategori prioritas pembangunan infrastruktur desa. Namun anggarannya hanya bisa digunakan dari Anggaran Dana Desa yang diturunkan dari APBD Kabupaten.

Diskusi Perangkat Desa di Kecamatan Sumbul dihadiri perwakilan 19 desa.

 

Dalam kesempatan itu, PETRASA pun memberikan cinderamata berupa  Sidikalang Arabica Coffee, produk olahan home industry petani kopi Arabika dari Dusun Lae Pinagar, Desa Perjuangan, Sumbul. Dengan memperkenalkan kopi tersebut, PETRASA ikut mengajak para perangkat desa untuk membenahi desa masing-masing demi membantu kesejahteraan warga desa terutama petani-petani kecil.

Sejalan dengan harapan Camat Lae Parira dan Sumbul, PETRASA ingin diskusi ini menjadi pembaharuan ilmu dan meningkatkan kesadaran para perangkat desa tentang pentingnya peran mereka dalam membangun Indonesia dari pinggiran. Desa tidak lagi menjadi objek pembangunan melainkan subjek pembangunan. Perangkat desa harus bersama-sama memetakan masalah desanya dan bermusyawarah menciptakan program yang tepat sasaran untuk kemajuan desa.

Diskusi PPODA Bersama Dr. Kapten Anthon Sihombing,MM 

Pada Sabtu, 14 Juli lalu, PETRASA kedatangan tamu dari Jakarta. Dr. Kapten Anthon Sihombing,MM yang merupakan anggota DPR RI Komisi V berkunjung ke Sidikalang dan bertemu sapa dengan PETRASA dan PPODA. PPODA adalah organisasi petani yang didampingi dan diinisiasi oleh petani Dairi dan lembaga PETRASA.
Udara pagi Sidikalang cukup cerah pada saat Dr. Kapten Anthon Sihombing,MM tiba ditemani istrinya, Nyonya N. Simbolon. Pertemuan ini dihadiri 30 orang termasuk 21 pengurus PPODA dan 9 orang staff PETRASA. Pertemuan dengan Dr. Kapten Anthon Sihombing,MM ini bukanlah yang pertama kali bagi PPODA, karena beliau telah beberapa kali datang dan hadir dalam perayaan HUT Perhimpunan Petani Organik Dairi (PPODA).

Pada kesempatan itu, Dr. Kapten Anthon Sihombing, MM dan pengurus PPODA bertukar pikiran tentang program yang sedang dikerjakan olehnya di Sumatera Utara sebagai bagian dari Komisi V yang mengurus pembangunan infrastruktur. Ia saat ini sedang terlibat dalam pembangunan jalan di sekitar Danau Toba dan pembangunan dermaga di Tongging.

Sementara untuk wilayah Sidikalang, Bapak Anthon ikut mengurus dan mendorong program bedah rumah yang hingga saat ini sudah terealisasi dengan jumlah kurang lebih 900 rumah. Dalam pertemuan tersebut, pengurus PPODA juga menyampaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi petani. Salah satunya adalah masih kurangnya perhatian pemerintah daerah dalam menanggapi berbagai masalah pertanian di Kabupaten Dairi, termasuk di dalamnya masalah harga produk pertanian.
Perbincangan berlangsung dalam suasana santai, akrab dan penuh canda tawa. Diskusi juga berlangsung dengan akrab karena adanya persamaan ketertarikan terhadap penanganan masalah pertanian antara anggota komisi V DPR RI ini dan pengurus PPODA.
Agenda utama pada kesempatan itu adalah penyampaian proposal program oleh PPODA, yaitu proposal bantuan hibah ternak dari Kementerian Pertanian yang ditawarkan oleh Bapak Sugiono yang merupakan Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak. Proposal program ini merupakan tindak lanjut dari pidato Bapak Sugiono pada perayaan HUT PPODA ke-13 di Gedung Nasional, 15 Maret 2018 lalu.
Proposal bantuan hibah ternak dari Kementerian Pertanian merupakan usulan program PPODA yang bertujuan untuk mengembangkan pertanian dan peternakan organik di Kabupaten Dairi. Dukungan ternak diyakini akan membantu petani dalam meningkatkan pendapatan mereka dan meningkatkan pengembangan pertanian selaras alam.
Acara berlangsung kurang lebih 2 jam. Acara berakhir dengan pemberian proposal dan cinderamata dan foto bersama.
PPODA berharap dalam tahun ini bisa mendapat hibah bantuan ternak babi, kerbau, dan sapi untuk tahun anggaran 2018/2019 demi memajukan pertanian dan peternakan organik di Kabupaten Dairi. Adanya dukungan ini tentu saja akan sangat membantu para petani dalam meningkatkan usaha tani mereka dan kesejahteraan mereka.

Petrasa Fair 2018

Hallo Sahabat dimanapun berada….Yayasan Petrasa Punya Informasi penting Nih….

Untuk memeriahkan Perayaan Hari Ulang Tahun PPODA (Perhimpunan Petani Organik Dairi) yang ke 13, Petrasa mengadakan kegiatan pra-event “PETRASA FAIR 2018” pada:
Tanggal 13 Maret 2018
Pukul 09.00 sampai dengan selesai
Tempatnya di Gedung Djauli Manik, Sidikalang – Kab. Dairi
Jika kalian ingin melihat langsung dan mencicipi poduk pertanian organik Dairi, ayo hadirilah bersama keluarga.

Dukung Petani Lokal, Lestarikan Alam dengan Pertanian Organik!!!