Pelatihan Budidaya Mina: Padi Ramah Lingkungan untuk Tingkatkan Pendapatan Petani dan Mitigasi Perubahan Iklim

Pada tanggal 4 November 2024, Petrasa melaksanakan Pelatihan Budidaya Mina Padi di Kelompok CU Suka Makmur, yang diikuti oleh 25 petani antusias. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan sistem pertanian terpadu yang memadukan budidaya padi dan ikan dalam satu lahan—sebuah inovasi yang terbukti dapat meningkatkan produktivitas hasil tani sekaligus menambah sumber pendapatan bagi petani. Selain itu, pelatihan ini juga menjadi langkah nyata dalam penerapan pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan sebagai bentuk adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

Mengawali Perubahan dengan Kesadaran Iklim

Kegiatan ini dibuka dengan sesi pemahaman tentang perubahan iklim, yang menyoroti dampak nyata krisis iklim terhadap lingkungan dan sektor pertanian. Melalui sesi ini, peserta diberikan wawasan mendalam mengenai berbagai ancaman iklim yang semakin nyata, seperti perubahan pola cuaca, kekeringan, dan banjir yang mempengaruhi hasil panen. Dengan bertambahnya pemahaman ini, petani diharapkan dapat lebih peduli terhadap kondisi lingkungan serta terdorong untuk mengambil langkah-langkah adaptasi dan mitigasi dalam pertanian mereka.

Teknik Budidaya Mina Padi untuk Ketahanan Ekonomi dan Lingkungan

Sesi berikutnya mengupas seluk-beluk teknik budidaya mina padi, dari persiapan lahan, pemilihan bibit unggul, hingga strategi perawatan selama masa tanam dan panen. Sistem mina padi memungkinkan petani untuk menanam padi sekaligus memelihara ikan di lahan yang sama, menciptakan simbiosis yang saling menguntungkan. Ikan membantu membersihkan gulma dan hama serangga di sekitar tanaman padi, sementara padi memberikan naungan bagi ikan. Pola ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menurunkan kebutuhan akan pestisida dan pupuk kimia.

Dalam sesi ini, peserta juga diajak untuk merancang tata letak lahan mina padi yang disesuaikan dengan kondisi sawah mereka. Melalui diskusi dan panduan teknis, peserta belajar bagaimana menciptakan lingkungan pertanian yang sehat dan berkelanjutan di lahan mereka sendiri.

Memahami Biaya dan Manfaat dengan Analisis Usaha

Salah satu sesi yang paling dinanti adalah analisis usaha. Dalam sesi ini, para petani belajar menghitung total biaya yang diperlukan mulai dari pengolahan lahan hingga panen, termasuk memperkirakan pendapatan dan keuntungan yang bisa dihasilkan dari sistem mina padi. Analisis ini sangat penting untuk menilai apakah sistem ini layak dikembangkan lebih lanjut dan menguntungkan bagi keberlangsungan ekonomi petani. Selain itu, pemahaman tentang keuntungan yang lebih besar melalui sistem mina padi dapat menjadi motivasi bagi petani untuk beralih ke pola tanam ini.

Membuat Pupuk Organik dan Pestisida Nabati dengan Bahan Lokal

Sebagai bagian dari pelatihan, peserta juga belajar membuat asupan nutrisi organik yang dibutuhkan tanaman dan ikan. Beberapa produk yang dibuat antara lain pestisida nabati dan perangsang tumbuh, dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal yang mudah diperoleh di sekitar mereka. Penggunaan bahan alami ini tidak hanya lebih murah tetapi juga lebih aman bagi lingkungan serta kesehatan petani dan konsumen.

Langkah Nyata untuk Masa Depan Pertanian Berkelanjutan

Di akhir kegiatan, para petani menunjukkan komitmen untuk menerapkan sistem mina padi pada lahan mereka di musim tanam berikutnya. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka dapatkan, para petani ini tidak hanya meningkatkan potensi ekonomi keluarga, tetapi juga ikut berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya PETRASA dalam memberdayakan petani melalui inovasi yang berkelanjutan, dengan harapan dapat menciptakan pertanian yang tangguh terhadap perubahan iklim. Melalui budidaya mina padi, para petani dapat memanen dua sumber daya dari satu lahan, sekaligus berkontribusi pada upaya mitigasi iklim yang semakin mendesak. Petrasa berharap bahwa sistem pertanian ini bisa menjadi contoh inspiratif bagi lebih banyak petani di Indonesia untuk bergerak menuju masa depan yang lebih hijau, sehat, dan makmur.

Mari Bergabung dalam Gerakan Pertanian Selaras Alam dan Berkelanjutan!

Kabar Petani: Dari Memangkas Kopi Hingga Pembuatan Pupuk dan Pestisida Organik di Sileuleu

Pelatihan Pemangkasan Kopi Petrasa

Pada tanggal 21-22 Agustus 2024, PETRASA melakukan pelatihan perawatan kopi yang diikuti oleh 18 orang petani anggota Kelompok Tani Bersatu di desa Sileu-Leu Parsaoran Kecamatan Sumbul, Dairi. 

Materi pelatihan hari pertama mencakup pemeliharaan, pemangkasan kopi dan edukasi terkait perubahan iklim serta pemilihan varietas yang sesuai dengan lingkungan setempat. Petani belajar cara pemangkasan yang benar, menyambung batang serta pembuatan rorak di sekitar tanaman kopi. Tujuannya adalah agar petani dapat meningkatkan produktivitas, mengontrol pertumbuhan, meningkatkan kualitas buah, memperpanjang umur tanaman, serta mengurangi resiko penyakit.

Peserta pelatihan mengatakan bahwa mereka sudah lama melakukan budidaya kopi namun hasilnya belum maksimal, disebabkan oleh kurangnya pemahaman petani dalam proses budidaya yang benar. Praktek pemangkasan dilakukan langsung di kebun kopi milik salah satu petani peserta pelatihan, dipandu oleh bapak Koster Tarihoran sebagai pelatih dan kader petani kopi. 

PETRASA mendorong petani untuk membudidayakan kopi terintegrasi dengan tanaman lain seperti buah-buahan dan lebah madu. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari Sistem Integrasi Pertanian, diantaranya adalah adanya sumber pendapatan tambahan, sumber pangan yang sehat dan sistem ini juga menjadi salah satu strategi mitigasi perubahan iklim.

Pelatihan pembuatan pupuk dan pestisida organik dilakukan pada hari kedua Kamis 22 Agustus 2024 yang dihadiri sebanyak 14 orang petani. Pelatihan ini memberikan pemahaman kepada petani bagaimana cara mengurangi biaya produksi pertanian dengan memanfaatkan sumberdaya lokal yang ada di lingkungan sekitar.

Dalam sesi praktek, peserta belajar pembuatan Jadam Microbial Solution (JMS), trichoderma, Pupuk organik cair (POC), Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dan Eco-enzim. Peserta juga diajarkan mengenai fungsi dan cara pengaplikasian dari setiap jenis pupuk dan pestisida yang dibuat. Proses pelatihan yang meliputi praktek langsung dan diskusi antara narasumber dan semua peserta dilakukan dengan proses andragogi (pengetahuan untuk membimbing orang tua belajar). 

Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan petani dalam membudidayakan kopi dengan baik dan menghasilkan kopi berkualitas yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Sistem pertanian organik di lahan kopi ini juga menjadi salah satu strategi mitigasi perubahan iklim. 

Dialog Kemerdekaan: PILKADA yang Memerdekakan

Yayasan PETRASA dengan bangga telah menyelenggarakan sebuah kegiatan interaktif, berupa Dialog Kemerdekaan dengan mengangkat tema “PILKADA YANG MEMERDEKAKAN,”. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2024 dan menghadirkan lima narasumber berkompeten yang antusias berbagi wawasan, aspirasi, dan solusi dalam menggunakan hak suara dengan merdeka dan bijaksana.

Kegiatan ini dihadiri oleh peserta dari berbagai latarbelakang seperti petani, kaum perempuan, penyandang disabilitas, aktivis, dan juga mahasiswa yang mewakili kaum muda. PILKADA tentu sangat berpengaruh terhadap kemajuan, arah pembangunan dan berbagai kebijakan yang terjadi di daerah. Karena itu penting bagi semua orang untuk mengetahui profil, visi misi dari setiap kandidat, apakah mereka pro-rakyat dari berbgai kelompok, peduli pada lingkungan, dan memperhatikan semua orang tanpa memandang suku, agama dan ras. Dialog ini menjadi salah satu usaha PETRASA mengedukasi masyarakat dalam partisipasinya nanti di PILKADA yang akan segera dilaksanakan.

Para narasumber yang hadir adalah Bapak Ridwan Samosir (komisioner KPU Dairi), Bapak Firman Lingga (Panwascam Siempat Nempu), saudara Andi Silalahi (Pemuda GMNI), Bapak Duat Sihombing (Divisi Advokasi Yayasan PETRASA), dan Ibu Afni Sihotang (Petani/anggota Aliansi Petani Untuk Keadilan-APUK). Diskusi bergulir membahas berbagai isu penting terkait pemilihan pemimpin daerah di tahun ini. Sesi dialog difasilitasi oleh Lidia Naibaho yang merupakan Direktur Program Yayasan PETRASA.

Dialog ini berjalan dengan sangat dinamis, dimana peserta yang hadir pun turut aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis yang ditujukan langsung kepada para narasumber.

Bapak Ridwan Samosir menyampaikan bahwa KPU telah menjalankan tahapan PEMILU sesuai jadwal dan aturan yang telah ditetapkan. KPU menghimbau semua warga Dairi untuk memastikan apakah namanya telah terdaftar di Daftar Pemilih Sementara (DPS) dan segera melapor jika belum terdaftar. Beliau juga menyampaikan bahwa semua warga yang telah cukup umur berhak memiliki hak suara untuk memilih dan berhak menjadi penyelenggara Pemilu termasuk penyandang disabilitas.

Bapak Firman Lingga dalam kesempatannya mendorong warga yang mengetahui terjadi kecurangan dan praktek politik uang di tengah masyarakat untuk melaporkan ke pengawas PEMILU.

Dari sudut pandang lain, Ibu Afni, Pak Andi dan Pak Duat Sihombing mendorong masyarakat untuk bersatu dalam menjaga keamanan dan kedamaian dalam proses PILKADA. Hal ini juga berkaitan dengan ketegasan warga untuk menolak polarisasi yang dipicu isu SARA dan ikut aktif dalam mengawasi penyelenggaran PILKADA. Setiap masyarakat Dairi harus dapat menggunakan hak suaranya dengan bijaksana dan memiliki hak yang sama dalam memilih dan menjadi penyelenggara PILKADA termasuk kelompok disabilitas, kaum perempuan, dan para petani.

Yayasan PETRASA mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat, berpartisipasi dan berkontribusi dalam acara ini. Mari terus bersama-sama membangun demokrasi yang lebih baik, transparan dan setiap warga merdeka dalam menentukan pilihan.

MERDEKA… MERDEKA… MERDEKA!