Peluang Produk Pertanian Organik dari Dairi ke London

 Produk organik semakin hari semakin diminati banyak orang di seluruh dunia. Kesadaran untuk menjaga kesehatan melalui konsumsi makanan sehat adalah salah satu alasan utama. Minat yang tinggi ini kemudian membuat permintaan produk-produk pertanian organik juga semakin banyak. Hal ini juga yang menjadi salah satu latar belakang Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, Inggris mengadakan pameran produk pertanian organik bertajuk, “Indonesian Organic Food Day”.

            Yayasan PETRASA yang merupakan anggota Aliansi Organis Indonesia (AOI) ikut berpartisipasi dalam acara yang terlaksana di London pada Jumat, 7 Desember 2018 lalu. Acara yang mengambil tempat di Hotel Marriot County Hall didatangi kurang lebih 300 orang yang antusias dengan produk pertanian organik. Lidia Naibaho, Sekretaris Eksekutif Yayasan PETRASA membawa tiga produk pertanian organik andalan dari Kabupaten Dairi. Ketiganya adalah kopi robusta, kopi arabika, dan andaliman. Ketiga produk organik ini adalah hasil ladang petani organik dampingan Petrasa.

            Kopi organik menarik perhatian berbagai pengunjung yang hadir. Trend kopi yang sedang naik-naiknya dan nama Kopi Sidikalang yang dikenal banyak orang membuat kopi organik yang dipamerkan mendapat perhatian positif. Tidak hanya kopi organik, PETRASA juga memperkenalkan andaliman atau yang lebih dikenal dalam bahasa internasional sebagai sichuan pepper.

            Andaliman yang masuk dalam kelompok rempah-rempah mendapat perhatian tersendiri dari pengunjung. Seperti halnya beberapa negara di Asia yang makanannya kaya dengan rempah-rempah, mereka ingin tahu bagaimana rasa andaliman dan proses budidaya organik yang dilakukan oleh petani andaliman. Lidia Naibaho sebagai perwakilan PETRASA menjelaskan seluk beluk andaliman kepada mereka yang kebanyakan baru pertama kali melihat andaliman secara langsung.

            Acara ini memang dirancang untuk menjadi ruang perkenalan produk pertanian organik Indonesia kepada konsumen pangan dan produk organik di Inggris. KBRI menggandeng AOI, yang kemudian mengajak 3 anggotanya (PETRASA, PMA, Harapan Bersama) sebagai representasi perusahaan dan lembaga pendamping produsen produk pertanian organik di Indonesia. Produk pertanian organik akan sangat dicari hingga 20 tahun ke depan.

            “Kesempatan ini membuat PETRASA semakin giat untuk mengajak petani dampingan di Kabupaten Dairi untuk bertani organik. Pasar organik sangat besar dan ini sangat bisa membantu kehidupan petani, bila kita kerjakan dengan sungguh-sungguh,” jelas Lidia Naibaho dengan optimis. PETRASA sangat berterima kasih kepada KBRI London yang telah menginisiasi kegiatan ini dan tentunya kepada Aliansi Organis Indonesia (AOI) yang telah berhasil menjembatani kerjasama ini dan membawa produk-produk organik anggotanya hingga ke Inggris. Salam sukses!

BERKREASI DENGAN KOPI, DARI MOCCACINO HINGGA BOLU KOPI

Kopi identik dengan minuman hitam yang perlu gula supaya enak diminum. Kebanyakan orang juga berpikir bahwa kopi, sekalipun membeli di kafe, hanya untuk diminum saja. Tapi apa jadinya kalau kopi diolah menjadi es krim atau juga kue bolu?

Pada Kamis dan Jumat lalu (29-30/11), PETRASA mengadakan kelas pengolahan makanan atau Food Processing Class dengan tema Kreasi Kopi. Kelas Kreasi Kopi ini dihadiri oleh 14 orang peserta dari berbagai latar belakang seperti pengusaha café, pemuda yang ingin membuka bisnis café, dan ibu rumah tangga yang ingin berkreasi. Dengan menggunakan d’Pinagar Sidikalang Arabika Coffee sebagai bahan dasarnya, kelas selama dua hari ini berhasil membuat berbagai jenis makanan dan minuman.

Pelatihan ini dipandu langsung oleh dua narasumber Zuma Buluh Coffee, Ibu Amelia Perangin-angin dan Ros Sembiring. Sebelum mulai membuat kreasi makanan dan minuman kopi, mereka menjelaskan manfaat kopi dan berbagai keuntungan yang bisa didapatkan dari pengolahan kopi menjadi makanan dan minuman yang bervariasi. Menurutnya, kopi saat ini adalah peluang pasar yang besar bila semua mau komitmen belajar mengolah kopi.

Pada hari pertama, peserta belajar dengan praktik langsung cara membuat moccachino, frapucino avocado, dan cookies kopi. Peserta ikut aktif dalam mengolah agar lebih paham cara membuatnya. Pada hari kedua, kelas membuat bolu kopi, es krim kopi, dan cookies kacang dengan campuran kopi. Semua variasi makanan dan minuman ini menggunakan kopi d’Pinagar sebagai bahan dasarnya.

Food Procesiing Class ini mendapat antusias yang tinggi dari peserta. Pemilik Kedai Naro, Magdalena Nahampun, yang baru membuka kedai kopinya sangat senang dengan pelatihan ini karena benar-benar memberikan masukan yang besar untuk mengembangkan kafenya. “Pelatihan seperti ini bagus sekali, apalagi bagi kami yang benar-benar ingin membesarkan kembali nama kopi Sidikalang kita dengan kafe kami,” ungkapnya dengan antusias.

Semua peserta senang karena puas dengan sesi pelatihan dan variasi makanan dan minuman yang mereka buat sendiri. Asef Hutasoit, Kader Pemuda Petrasa yang juga mengikuti pelatihan ini merasa bangga bisa berhasil membuat frapucino dengan kreasinya sendiri.

Petrasa berharap bisa memberikan pelatihan mengolah makanan untuk lebih banyak komunitas di Dairi. Khususnya pelatihan yang memanfaatkan potensi dari Dairi. Ester Pasaribu yang menjadi pelaksana pelatihan ini juga berharap variasi makanan yang sudah dipelajari bisa diterapkan untuk pengembangan bisnis kopi lebih banyak orang. Ridwan Samosir selaku Ketua Divisi Pengembangan Kelompok Masyarakat dan Pemasaran berharap para peserta yang telah ikut bisa mulai berkarya dan berbisnis di tempatnya masing-masing.