Timbaho Sian Sileuh-leuh


Tembakau Deli adalah salah satu tembakau yang sangat terkenal dari sumatera utara, ceritanya pun sudah melegnda sampai ke Eropa, Jerman dan negara lainnya. Konon, Tanaman Tembakau sangat sulit dibudidayakan didaerah lain di Indonesia. Namun kini tembakau sudah bisa kita temukan dibeberapa daerah Sumatera Utara terutama dikabupaten Dairi atau lebih spesifiknya di daerah kecamatan Sumbul, Pegagan Hilir dan Parbuluan.

Selain sebagai bahan dasar rokok, ternyata tembakau mempunyai manfaat lain seperti sebagai bahan pengusir hama pada tanaman (pestisida nabati), bahan dasar obat herbal, sebagai bahan pembersih gigi dan masih banyak manfaat lainnya.

Menurut salah seorang petani tembakau di Desa Sileuh-leuh Parsoran kecamatan Sumbul yakni Bapak Sihotang, tanaman ini sudah mereka kembangkan sekitar Tahun 1998 melalui tanaman sela dengan kopi dan tanaman lainnya. Kala itu, tanaman ini belum menjadi tanaman utama. Namun seiring waktu petani di Sileuh-leuh Parsaoran mulai menyukai tanaman ini karena budidaya yang mudah bahkan tidak membutuhkan perawatan yang begitu khusus dengan biaya mahal seperti tanaman lainnya. Disamping itu harganya juga tidak begitu mengecewakan walaupun fluktuasinya bisa berubah-ubah.

Mangiris timbaho (mengiris tembakau) merupakan salah satu kegiatan paska panen tembakau. Mangiris timbaho, dibutuhkan keahlian serta sentuhan teknologi tepat guna berupa pisau dan tiang pengirisan tembakau. Diawal proses pengirisan, tembakau akan disusun menjadi gulungan sesuai dengan ukuran tiang pengiris tembakau. Proses selanjutnya, tembakau diiris hingga akhirnya akan menghasilkan daun tembakau menjadi ukuran kecil-kecil. Biasanya ukuran irisan tembakau akan disesuaikan dengan permintaan konsumen atau permintaan pasar.

Setelah kegiatan mengiris, dilanjutkan dengan penjemuran atau pengeringan dengan ketentuan kadar tertentu sampai tembakau menjadi berwarna coklat. Penjemuran dilakukan dimedia yang sudah disediakan berupa jemuran dari bambu atau kayu.Tembakau yang sudah kering sesuai dengan permintaan pasar siap untuk dijual ke toke atau menurut Pak Sihotang beberapa penampung datang langsung ke desa mereka dengan tawaran harga bervariasi tergantung kwalitas dari tembakau yang mereka hasilkan. Untuk saat ini harga tembakau kering berkisar 60-65 ribu per kilogramnya.

Pada saat diwawancarai tim Petrasa, dari ladang Bapak Sihotang sekitar 1,5 hektar beliau bisa menghasilkan daun sekitar 1500 kg per minggu dan jika sudah diiris dan dikeringkan menjadi 150 kg tembakau per minggu. Ini sangat membantu ekonomi keluarga karena bisa menambah pendapatan keluarga sekitar Rp. 9.750.000 sampai dengan Rp. 10.000.000 juta per minggu. Kembali ke budidanya tembakau sangatlah mudah dibandingkan dengan tanaman lainnya. Tembakau bisa dipanen di umur antara 2,5 – 3 bulan untuk dipanen daunnya.

Menurut pembeli yang datang, Tembakau dari Desa Sileuh-leuh Parsaoran memiliki kualiatas yang cukup baik sehingga diberi harga yang cukup tinggi pungkas Bapak Sihotang. Disisi lain, hampir setiap ada diskusi diKelompok Tani Bersatu beliau selalu menyampaikan kepada anggota untuk lebih serius bertanam tembakau karena sangat potensial meningkatkan ekonomi kita disamping Tanaman potensial lainnya.

Salah satu bentuk perjuangan Kelompok Tani Bersatu saat untuk mempertahankan hak atas tanah adalah menanami tanah yang kita perjuangkan itu supaya lebih bernilai dan berharga. Karena jika tanah itu kosong tentu tidak akan memberikan nilai lebih kepada kita. Tanaman tembakau bisa menjadi salah satu tanaman alternatif karena harga bibitnya pun murah dan dapat kita tangkar sendiri dari tanaman yang sudah ada.

Salam perjuangan!!