“Tolong Lahirkan Kebijakan Program Pertanian Organik Seru Petani Dairi, Pertanian Organik INVESTASI”


Oleh : Gloria Sinaga

25 Oktober 2021 dengan semangat pagi aku bergegas dengan sepeda motor menuju desa Kentara dusun Bangun . Pagi yang cerah sangat mendukungku pada saat itu untuk menapaki jalan yang lumayan jauh dari jalan besar supaya sampai kelahan Bpk Panggamot Sihombing /Br Purba . Mereka sedang memanen padi yang sudah menguning sempurna dengan sitem Mina padi organik.

Segera kupakai basahanku untuk ikut serta memenen padi tersebut, sambil memanen kulontarkan satu pertanyaan kepada amang Panggamot Sihombing, demikian isi dari pertanyaanku “ apa yang sudah keluarga rasakan selama bertani dengan penerapan pertanian selaras alam seama ini amang? Oh Begini inang “Keluarga Kami Bapak Panggamot Sihombing / Istri Rosmani Purba sudah sejak tahun 2017 sebagai praktisi yang konsistensi dalam dibudidaya sayuran dan juga padi dengan perlakuan PSA. Memang terkadang kelihatan bak orang gila, sebab setiap akan melakukan persiapan pengolahan lahan untuk tanaman sayuran organik atau padi, kami harus secara rajin-rajin mengumpulkan sisa /limbah pertanian atau limbah rumah tangga, bahkan limbah (Feses) ternak, kemudian semua itu diproses dengan sangat teliti dan ketelatenan mulai dari mengolah semua limbah itu menjadi bokashi sistem fermentasi dengan waktu yang lumayan menyita dibanding langsung dengan penggunaan yang praktis-praktis seperti halnya Pupuj & Pestisida Kimia, selain mempersiapkan Bokashi kami juga harus mengolah pestisida nabati yang bersumber dari potensi daerah disini contohnya jeringau, daun mimba, daun sirih, kulit dedap, lengkuas, kunyit dan juga bahan organik lainnya yang kemudian setelah bahan terkumpul lalu kembali melakukan proses pencacahan/menggiling semua bahan tersebut hingga ke bagian fermentasi, memang kami akui sangat memakan waktu yang lama inang, tandasnya.

Bapak Panggamot Sihombing menjelaskan tahapan penanaman Mina Padi PSA ( Pertanian Selaras Alam), berikut penjelasan beliau terkait proses dalam bertani Mina Padi PSA: Persiapan Bokashi, Pestisida Nabati, pengolahan tanah dan membentuk lahan mina padi, penebaran kompos dasar, penanaman padi , penebaran bibit ikan 3 (Tiga) Minggu HST, penyemprotan dan perawatan tanah dan tanaman, penyedian pakan organik ikan , misalnya ; Ubi kayu dedak fermentasi, Pasca panen.

Pengalaman itu menjadi sangat berharga buat keluarga kami sebab hingga aksi kegilaan tersebut sudah berujung dengan hasil yang manis inang jelasnya.

Disela-sela istirahat masih kusempatkan lagi bertanya satu hal , Hal apa yang membuat keluarga Bapak tetap bertahan melakukan pertanian PSA ini sudah jelas-jelas sangat rumit dan memakan banyak waktu? Beliau langsung menorehku , dengan raut wajah penih keyakinan dijelaskannya bersdasarkan testimoni kesehatan beliau, salah satu alasannya adalah tentang KESEHATAN, saya ( Bpk Panggamot Sihombing) merasakan sakit di punggung sudah menahun yang mengakibatkan saya sednidi tidak bisa berjalan tegak, punggung saya terus terasa sakit , namun pada akhirnya secara berangsur-angsur berkurang dengan setiap hasri mengkonsumsi beras dan s ayuran secara rutin hasil dari pertanian PSA yang kugeluti sejak tahun 2017 .Selain bermanfaat terhadap kesehatan, hasil pertanian organik tersebut juga dijual dengan harga yang memiliki nilai lebih dari perlakuan kimia.

Ketika keluarga ini semakin merasakan manfaat dari bertani organik ,maka level untuk memaksimalkan perlakuan juga semakin meningkat dan bertambah, yaitu memulai peternakan ayam kampung sitem semi organik. Feses( Kotoran ternak ) menjadi bahagian bahan yang tidak kalah utama dalam pertanian organik, sama juga dengan sebuah pernyataan “ Bertani TANPA Beternak adalah “BUDAK Pabrik PUPUK KIMIA”.

Dari semua testimoni yang di paparkan oleh Beliau, dia berharap akan semakin banyak elemen yang mendukung pertanian organik, sebab pertanian organik bisa menolong kita dari resistensi residu kimia yang ada pada makanan instan, selain itu dengan menerapkan konsep pertanian organik kita telah berkontrisbusi besar mewaruskan tanah yang subur bagi anak-cucu kita kelak, tanah subur juga merupakan investasi .Beliau sangat berharap sekali Program “Pertanian Organik “ menjadi salah satu model percepatan pembangunan ekonomi skop Dairi sampai melahirkan sebuah ‘Kebijakan’ di kabupaten Dairi ini.

Pertanian yang berjelanjutan ialah sistem pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam.

Pertaian ini memperlihatkan sisi sifat organis para petani tersebut, dimana mereka sudah menerapkan pengurangan limbah pertanian dengan cara mengolahnya kembali, mereka sama sekali tidak lagi melakukan pembakaran terhadap limbah pertanianya, dengan segala cara diolahnya kembali limbah tersebut dengan banyak ide atau cara salah satunya adalah dengan memfermentasi limbah tersebut dengan menambahkannya dengan bahan organik lainnya.Petani itu tenyata secara tidak langsung sudah cerdas iklim, mereka sudah sangat memperhitungkan kesuburan lahan dengan pola-pola alami. Petani sibuk memikirkan bagaimana caranya supaya tanah semakin subur, dan secara langsung sebenarnya mereka sudah melakukan mitigasi dan adaptasi pertanian terhadap perubahan iklim.

Selain petani memikirkan ketahanan pangan juga sudah memikirkan kelestarian lingkunggan, mereka melakukannya dengan sistem pertanian terpadu, memadukannya dengan peternakan dalam satu areal supaya kebutuhan pangan, protein dan juga nutrisi bisa terpenuhi dalam waktu yang sangat lama atau disebut berkelanjutan.

Saat ini sudah mulai banyak petani yang meninggalkan sistem petanian monokultur ke pertanian polikuktur, karena dengan perapan sitem polikultur ( pertanian terintegrasi ) mampu menimalkan kerugian petani, jika salahsatunya gagal panen maka bisa memanen tanaman atau ternak, dengan sistem tersebut diyakini sangat efisien dan efektif.

Pertanian berkelanjutan versi petani tersebut apakah sudah mampu memenuhi kebutuhan pangan yang berkelanjutan juga ?

Pengertian pangan sendiri telah diatur dalam peraturan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No 34 Tahun 2019 yang berbunyi: “Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia. Sedangkan produk olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan. Pangan olahan organik adalah makanan atau minuman yang berasal dari pangan organik hasil proses dengan cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan yang diizinkan.

Yayasan PETRASA adalah lembaga yang berdiri sejak tanggal 21 Juli 2001, yang bergerak untuk pendampingan dan pemberdayaan masyarakat dibidang pertanian –peternakan sistem selaras alam.  PETRASA melakukan pemberdayaan kepada masyarakat yang kebanyakan dari mereka adalah petani –peternak . Dampingan PETRASA tersebar di 12 Kecamatan dikabupaten Dairi dengan 113 kelompok dengan jumlah anggota secara keseluruhan kurang lebih 5.000 jiwa , namun pada dasarnya setelah dilakukan pemberdayaan kepada mereka melalui pelatihan dengan mengundang beberapa peserta dari kelompok tersebut, tak banyak yang tertarik, sebab harapan besar dilakukannya pelatihan tersebut adalah pada akhirnya petani harus mempraktekkan dilahan masing-masing tentang konsept pertanian organik. Tapi pada dasarnya pelaksanaan pertanian organik ini betul-betul membutuhkan tenaga, waktu dan ketelatenan, beda dengan konsep pertanian dengan penggunaan pupuk kimia, sangat praktis , mudah dan efisiensi dalam waktu tenaga.

Tidak berhenti sampai disitu saja, PETRASA terus melakukan penjajakan dalam bentuk pendekatan, ada staff yang rela menginap tinggal didesa dirumah petani dan juga ikut membantu kelahan pertanian mereka walaupun lahan yang dibantunya adalah lahan dengan pertanian konvensional. Petrasa meyakini konsep pendekatan kepada petani salah satunya “Tinggallah bersama mereka, Hiduplah bersama mereka”. Sistem ini ada juga yang berhasil. Beberapa petani yang dikunjungi secara berulang-ulang membuahkan hasil dalam gerakan “Pertanian organik” mereka diberdayakan dengan bentuk pelatihan, praktek pembuatan bokashi padat-cair, Pestisida Nabati, Zat perangsang Tumbuh ( zpt) , Mengolah limbah organik segar menjadi Eco-Enzyme, membuat tricoderma dan bentuk perlakuan lainnya dengan mempertimgkan sumber daya alam yang tersedia dialam sekitar mereka.

Dari mereka yang telah melakukan pemberdayaan secara terus menerus ada beberapa petani-peternak yang sudah menjadi kader Petrasa , yang tentu sudah mampu menjadi narasumber bahkan lebih vokal lagi penyampainnya pada saat mengajak petani lainnya untuk ikut berpartisipadi dan berkontribusi untuk menginvestasikan tanah subur untuk ketahan pangan berkelanjutan.

#pertanianorganikadalahinvestasi

#Sinur #Napinahan #Gabe #Naniula

#LahirkanKebijakanProgramPertanianOrganik