Perhatikan Remaja SMA, Petrasa Adakan Penyuluhan Bahaya Narkoba dan HIV/AIDS


 “We can’t end AIDS until we don’t end DRUG wars.”

Slogan ini menjadi pegangan Petrasa saat mengadakan acara Penyuluhan Bahaya Narkoba dan HIV/AIDS kepada 32 remaja SMA di Sidikalang. Pada Jumat 22 Maret lalu, para pelajar SMA yang datang mewakili 11 SMA di Kota Sidikalang hadir untuk mengikuti penyuluhan bahaya narkoba dan HIV/AIDS di Kantor Yayasan Petrasa.

Dengan antusias mereka mengikuti dua sesi penyuluhan. Sesi pertama adalah penyuluhan tentang bahaya narkoba yang dijelaskan oleh Torang P. Sirait/Ipda  dari Kepala Unit Satuan Narkoba Polres Dairi. Dalam sesi tersebut, ia menjelaskan jenis-jenis narkoba, efek negatif yang ditimbulkan narkoba, hingga undang-undang yang mengatur hukuman pada pengguna dan pengedar narkoba di Indonesia. Usai pemaparan, para siswa semangat bertanya seputar bahaya narkoba kepada narasumber tersebut.

Salah satu peserta dari SMK Arina, Rianti Sinaga pada kesempatan tanya jawab bertanya, “Apakah hukuman yang berlaku sesuai undang-undang juga sama pada anak-anak?”

Bapak Ipda Torang Sirait yang menjadi narasumber inti pada sesi ini menjelaskan adanya dua kemungkinan bila yang menjadi pengguna adalah anak-anak. Pertama, bila anak-anak tersebut tertangkap tangan oleh polisi, maka anak tersebut akan dihukum dengan penyesuaian peradilan anak. Sedangkan bila anak atau keluarga anak tersebut menyerahkan anak yang menggunakan narkoba, maka si anak akan dibawa untuk rehabilitasi ke panti rehabilitasi narkoba.

Sebelum masuk ke sesi penyuluhan HIV/AIDS, para siswa diajak berbagi opini atas kekhawatiran mereka tentang narkoba dan HIV/AIDS serta apa yang menjadi harapan mereka. Dalam dua lembar kertas warna-warni mereka bergantian membacakan opini mereka. Salah satunya adalah  Netti Situmorang dari SMK N 1 Sitinjo yang menuliskan,”Saya khawatir anak muda sulit diberitahu tentang bahaya narkoba dan HIV/AIDS. Mereka lebih mudah percaya pada apa yang dikatakan pergaulan mereka yang kurang baik daripada bahaya yang sebenarnya.”

Meski begitu, mereka juga optimis, setelah mengikuti pelatihan ini mereka menjadi paham bahaya narkoba dan mau berbagi ilmu ini kepada teman mereka. Sabas Naibaho, siswa dari SMA St. Petrus mengungkapkan harapannya, “Semoga semakin banyak anak muda yang sadar akan dampak negatif narkoba dan bergabung dalam kegiatan-kegiatan kepemudaan yang sifatnya positif.”

Pada sesi pemaparan bahaya HIV/AIDS, dr. Edison Damanik yang merupakan Kepala Bagian Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi menjelaskan bagaimana HIV menyebar kepada manusia dan berubah menjadi penyakit AIDS. Ia menjelaskan, selama seseorang terjangkit virus HIV tapi menjaga kesehatan dan ketahanan tubuhnya, orang tersebut bisa hidup normal. Mereka yang mengidap penyakit AIDS adalah orang-orang yang tidak bisa bertahan dari serangan virus HIV.

Para siswa mengaku informasi ini sangat baru bagi mereka. Mereka selama ini berpikir bahwa mereka yang mengidap penyakit HIV otomatis akan mengidap AIDS. Diskusi antara narasumber dan para siswa juga berlangsung dengan cair. Para siswa banyak bertanya untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang penyakit ini.

Kedua narasumber, Torang Sirait dan dr. Edison Damanik mengapresiasi kegiatan ini. Mereka berharap lebih banyak kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan yang penting untuk remaja ketahui. Memerangi narkoba dan HIV/AIDS adalah tanggung jawab kita semua. Petrasa meyakini, memberi pemahaman yang mendalam tentang bahaya dua hal ini bagi remaja adalah salah satu cara untuk memeranginya sekaligus menjaga kualitas generasi muda kita. Sebelum menutup acara, Lidia Naibaho, Sekretaris Eksekutif Petrasa mengajak para siswa untuk menjauhi narkoba,menjadi siswa yang berprestasi, dan aktif dalam aksi peduli lingkungan.

Duat Sihombing, Kepala Divisi Advokasi yang membidangi penyuluhan ini, bersama dengan staf Divisi Advokasi Petrasa membagikan botol minuman kepada semua siswa yang telah mengikuti penyuluhan. “Kita harus sama-sama melestarikan lingkungan. Botol minum ini harus kalian pakai untuk mengurangi botol plastik minuman sehari-hari,” ajaknya sebelum kegiatan penyuluhan resmi ditutup dengan foto bersama sambil mengacungkan botol minuman baru.  Ke depannya, Petrasa berharap para remaja ini bisa menjadi generasi yang positif dan peduli dengan kesehatan dan lingkungan.