Para petani yang membentuk home industry Sidikalang Arabica Coffee, terus berupaya mengembangkan diri demi meningkatkan kualitas kopi olahan mereka. Bersama dengan PETRASA, enam orang petani berangkat ke rumah produksi kopi SAABAS di Sidamanik pada Kamis lalu (9/8/18).
SAABAS merupakan produk kopi yang diolah oleh kelompok tani Namanis dari Sidamanik. Produk kopi ini telah mendapat sertifikat Indikasi Geografis yang menjadikan kopi Simalungun memiliki keautentikan sendiri.
Enam petani bersama dengan Divisi Marketing PETRASA tiba di rumah produksi SAABAS pukul 10.30 pagi dan disambut dengan hangat oleh Ketua Koperasi Produsen SAABAS, Ludiantoni Manik. Suasana langsung cair melalui obrolan hangat, walaupun perkenalan dengan resmi belum dibuka.
Setelah saling menyapa dan memperkenalkan diri, Ludianto Manik yang akrab dipanggil Tony pun berbagi pengalamannya memperkenalkan kopi SAABAS ke berbagai pihak sampai ke mancanegara. Ia juga berbagi berbagai tips teknik mengolah kopi untuk menghasilkan rasa kopi yang lebih nikmat. Para petani pun antusias bertanya dan berkonsultasi mengenai teknik pengolahan kopi.
Sebagai sesama petani yang memproduksi kopi, tidak lengkap rasanya kalau tidak saling mencicipi rasa kopi satu sama lain. PETRASA dan petani Sidikalang Arabica Coffee pun mencicipi kopi SAABAS. Sebaliknya, para petani SAABAS pun mencicipi kopi Sidikalang Arabica Coffee.
Tony Manik mengibaratkan kopi ibarat gadis yang menjadi kembang daerah. Kopi Sidikalang ibarat gadis daerah Sidikalang yang sudah lama dikenal orang karena kenikmatan rasanya. Ia juga memuji kualitas warna dan kopi Sidikalang Arabica Coffee yang enak dan khas. Meski begitu, ia memberi beberapa masukan penting agar proses roasting Sidikalang Arabica Coffee lebih baik lagi.
“Secara kualitas, proses kopi ini 60% ada dibudidaya, 30% ada di proses roasting, dan 10% ada di pengemasan. Proses roasting harus dimaksimalkan lagi supaya rasa dan aromanya lebih keluar lagi,” ujar Tony dengan semangat.
Setelah saling mencicipi kopi dan makan siang bersama, rombongan Sidikalang Arabica Coffee dan PETRASA pun dibagi ke dalam tiga kelompok untuk lebih dalam lagi berdiskusi dan melihat langsung proses budidaya di kebun kopi, proses roasting dan penggilingan di rumah produksi, dan proses pembuatan berbagai varian minuman kopi di kediaman Tony Manik.
Tim produksi SAABAS berbagi tugas untuk menjelaskan dan mencontohkan proses produksi yang mereka lakukan. Salah satu tim produksi SAABAS yang bertanggung jawab mengurusi pembudidayaan kopi mengatakan, “Kita ini kan satu tim. Jadi setiap orang sudah punya bagian dan tugas masing-masing dan sebisa mungkin menguasai bidangnya.”
Setelah hampir dua jam, rombongan kembali berkumpul di kediaman Tony Manik. Antusiasme yang tinggi membuat para petani dan tim produksi SAABAS terus bertukar pikiran mengenai masa depan home industry kopi ini. Apalagi para petani Sidikalang Arabica Coffee memiliki cita-cita untuk mengharumkan kembali nama kopi Sidikalang ke lebih banyak orang.
“Kami ingin nama kopi Sidikalang kembali harum, jadi kami memang semangat sekali memperbaiki kekurangan kami supaya ke depannya kopi kami lebih baik lagi,” ungkap Koster Tarihoran sebagai Ketua Kelompok home industry Sidikalang Arabica Coffee.
Lidia Naibaho selaku Sekretaris Eksekutif PETRASA pun menyampaikan terima kasih kepada SAABAS yang telah bersedia berbagi pengalaman dan ilmu untuk mengembangkan produk kopi olahan petani. Ia menekankan pentingnya kerendahan hati dan semangat dari semua pihak untuk sama-sama memajukan kopi yang dibudidayakan dan diproses oleh petani.
FRT